MAMD-8

5.3K 488 44
                                    

Welcome 2020.
Tahun baru, semangat baru 💝💝💝
Vote dulu dong! 😁😁

------------------------------

"Temennya cakep juga, Ra!" bisik   Shafa pada Ara yang masih tak mau mengangkat kepalanya, sengaja melambatkan makannya.

"Ini bukan yang tadi di musholla kan?" tanya Danisha berbisik pada Shafa, yang kemudian diangguki Shafa.

"Hai, sorry, kita tadi belom kenalan. Gue Samudra, ini Arya, temen gue." to the point Samudra begitu sampai di meja mereka. Mengulurkan tangannya kepada Danisha dan Shafa, yang kemudian menyambut uluran tangan Samudra sambil menyebutkan nama mereka masing-masing. Demikian juga Arya. Kemudian Arya menarik satu tambahan kursi kosong dari meja sebelah yang ditempati cewek-cewek berisik tadi. Tentu saja mereka dengan senang hati memberikan kursi kosong mereka, karena Arya yang meminta.

Dimeja Ara ada empat kursi, tiga sudah mereka duduki, kebetulan kursi yang kosong berada disisi Ara. Ara benar-benar merasa apes. Sedang Samudra benar-benar merasa lucky.

"Ra, kenalin nih temen gue, Arya namanya." Ara masih saja tak mau melihat ke arah Samudra. Tapi piring makannya sudah kosong. Tak mungkin berpura-pura lagi, kan?

Menghela nafas kalah, Ara akhirnya memandang wajah Samudra sebentar kemudian beralih ke arah Arya yang sudah tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Gak usah pake salam-salam. Bukan mahram!" tangan Arya yang menggantung dipukul Samudra pelan.

"Galak amat, Pak! Yang tadi-tadi gakpapa?" gerutu Arya

"Iya lah, gue aja kagak boleh tadi!" Samudra mencibir. Danisha dan Shafa terkekeh pelan sambil melirik Ara.

Ara memutar matanya malas. Masih berdiam diri sambil mengaduk-aduk minumannya yang masih bersisa setengah gelas.

"Jadi, yang lo lagi incer no Wa nya yang mana?" tanya Arya berlagak polos sambil nyengir.

Serentak Danisha, Shafa dan Samudra menunjuk ke arah Ara. Bisa-bisanya mereka bergerak samaan. 'Menyebalkan!' Dumel Ara dalam hati.
Keempat orang itu malah tertawa berbarengan.

Arya paham sekarang mengapa Samudra kali ini begitu penasaran dengan perempuan bernama Ara ini.
Ara tidak seperti cewek kebanyakan yang selalu mencari-cari perhatian Samudra, malahan Ara terkesan jutek dan risih didekati Samudra.
Tipe-tipe seperti ini, yang playing hard to get begini yang memang Samudra suka.

Setahu Arya, mantan pacar Samudra tak banyak, selama kenal dari semester satu hingga sekarang semester tujuh, cuma ada satu perempuan yang dipacarinya. Anak Fakultas Hukum, yang bertahan hampir tiga semester. Waktu itu juga seperti ini, Samudra harus berjuang dulu sebelum mendapatkan hati cewek itu. Walau akhirnya putus setahunan yang lalu.

Ara melirik jam ditangannya, sudah pukul 14.14 , beberapa menit lagi kelas mereka akan di mulai. Belom ada tanda-tanda Danisha dan Shafa akan beranjak ke kelas. Mereka masih asyik bercanda berempat, Ara hanya sesekali menimpali ketika dia ditanya saja. Samudra berkali-kali mengajaknya ngobrol, tapi Ara hanya menanggapi seperlunya. Nomor WhatsApp Ara yang Samudra incar juga belum didapat. Namun Danisha dan Shafa dengan senang hati bertukar nomor ponsel dengan Samudra dan Arya. Shafa berpesan bisa menghubungi dia atau Danisha saja kalau ingin menghubungi Ara. Karena kalau lagi mode keras kepala begini, Ara benar-benar takkan bermurah hati. Dan sebagai sahabat yang baik, apapun yang terjadi, mereka tak akan memberikan nomor ponsel Ara tanpa seizin yang punya.
Sampai akhirnya lima menit sebelum jadwal kelas dimulai, mereka --kecuali Ara tentunya-- pamit pada Samudra dan Arya.
Awalnya mereka berlima berjalan beriringan, namun Ara memilih jalan sendirian dibelakang, yang akhirnya diikuti oleh Samudra yang pantang menyerah mendekati Ara.

Maaf, Aku Memilih Dia! (Tamat Pindah Ke DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang