Yokatta

1K 113 5
                                    

Sebelum aku mengatakan yang sebenarnya aku sempat gelisah. Setelah ku ceritakan kegelisahan ini tak juga menghilang.

Apa yang dia pikirkan sekarang? Kenapa dia menerimaku begitu saja?

Berbagai spekulasi muncul di pikiran. Ini benar-benar menyebalkan.

" Sasuke "
" Hm "
" Apa yang terjadi padamu?"
" Betsuni "
" Uso.. apa yang sedang kau pikirkan "
" Tidak ada "
" Hey aku sudah mengenalmu lama, aku tau semua tentang mu.. meski sikapmu tenang begitu tapi ekspresi wajahmu tidak bisa menipuku "

Aku hanya diam dan membuang muka.

" Diam tidak menyelesaikan masalah, kau tau "

Suigetsu semakin cerewet saja. Ku ambil jas ku dan beranjak pergi.

Sebaiknya aku langsung menemuinya untuk memastikan semua kecurigaanku.

Tapi dimana aku harus mencarinya? Dia itu kurir dan lagi dia tidak punya ponsel.

" Menyebalkan " gumamku.

Menyebalkan karna hanya aku yang merasa seperti ini.

Aku berdiri di pinggir jalan, tak tau harus kemana. Lalu tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Ah sempurna.. hujan ini seketika mendinginkan kepalaku.

Ku tutup mataku menghadap langit membiarkan rintikan air itu menerpa wajahku. Sambil terus berpikir bagaimana kalau akhirnya kami tidak pernah bertemu lagi.

" -san.. Sasuke-san.. "

Ku buka mataku perlahan.

" Apa yang kau lakukan disini Sasuke-san? "

Dia datang membagi payungnya bersamaku.

" Huuaa.. Sasuke-san "

Akupun langsung memeluknya tanpa pikir panjang lagi.

" Yokatta.. yokatta.. " bisikku.
" Sasuke...san? "
" Aku senang bertemu denganmu "

Wuusss

" Waa.. payungnya.. "

Ya payungnya terbang di hempas angin kencang sore itu.

Aku hanya diam membiarkan dia menggenggam tanganku dan membawaku pergi.

" Kita berteduh disini dulu ya "
" Hm "

" Berita cuaca sore ini, kemungkinan hujan disertai angin kencang akan berlangsung sampai malam "

Siaran televisi di sebuah toko tempat kami berteduh.

" Bagaimana ini "
" Aku pulang saja, begitu juga kau "
" Kemana? Rumah kita kan searah "

Astaga aku lupa memberitahu mengenai apartemenku padanya.

" Taxi? " usulku.
" Iie..iie.. terlalu dekat jaraknya dan hanya membuang-buang uang saja "
" Lalu? "
" Lariiii... Ayo Sasuke-san "

Dia sudah berlari meninggalkanku sambil tersenyum. Akupun lantas menyusulnya, sudah seperti anak kecil yang tengah bermain-main di derasnya hujan.

" Karna rumahku lebih dekat kita kerumahku saja ya "
" Hm "

Dia membuka pintu itu dan mempersilahkan aku masuk.

" Sasuke-san aku akan mengambilkan handuk, sambil menunggu air panasnya kau kerigkan dulu badan mu ya "
" Hm "

Apa ini? Aku merasa sangat senang sampai tak bisa berkata apa-apa lagi. Dia seperti biasanya, dia menerimaku, dia tidak pergi dariku.

" Sasuke-san airnya sudah siap kau bisa mandi lebih dulu "

Aku hanya diam dan mengikuti perintahnya. Menikmati air hangat ditengah derasnya hujan diluar sana.

Aku benar-benar seperti anak kecil dan aku benci mengakuinya.

Usai mandi dia memberiku kopi hangat dan meninggalkanku tuk mandi.

" Sasuke-san maaf ya aku hanya bisa memberimu kopi karna.. "
" Bisa bersamamu sudah lebih dari cukup untukku " ucapku memeluknya.

Suasana hening sesaat hanya gemuruh hujan disertai angin kencang mengisi kesunyian ini.

Akupun bersiap mencari kesempatan tuk menciumnya, hingga..

" Um Sasuke-san aku sedikit lapar bagaimana kalau makan dulu "

Hingga akhirnya dia mengelak. Baiklah akan ku maafkan.

" Gomen Sasuke-san aku hanya punya mie cup "

Dia memberikan mie cup padaku. Kamipun mulai melahapnya perlahan.

Petir mulai menyambar dan suara  angin terasa semakin kencang. Entah kenapa firasatku tidak enak.

Wuussss... Brruukk

" Awas "

Kuraih dia dan melindunginya dalam pelukku. Saat keadaan sudah kembali tenang.

" Ara..ara... "

Atap apartemennya menghilang terbawa angin kencang tadi. Hujan pun mulai masuk ke dalam meski tidak sederas tadi.

" Hinata kau baik-baik saja? "
" Entahlah " senyumnya.
" Jangan tersenyum begitu kau membuatku semakin khawatir "
" Haha.. sepertinya aku harus pindah apartemen "
" Bagaimana kalau ke apartemenku? "

Aku menawarkan diri tanpa pikir panjang lagi.

" He? "

~Skip~

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang