Di sebuah apartemen yang hampir slalu gelap setiap harinya.
" Oi Sasuke mau sampai kapan kau begini? "
" Sampai aku menemukan Hinata "
" Ini sudah hampir satu bulan Sasuke, pekerjaan mu menumpuk "
" Aku tidak peduli "
" Ayolah Sasuke jangan seperti ini terus, apa kau mau ku panggilkan Sakura? Atau gadis lain untuk menghiburmu "Syut
Peluru panas itu melesat tepat disamping wajah Suigetsu. Pistol yang sudah diberi peredam itu nyaris membunuh Suigetsu.
" Lain kali tidak akan meleset "
" Gomen.. tapi Sasuke aku bicara untuk kebaikanmu "
" Aku tidak peduli "
" Apa kau ingin bos besar marah? "
" Aku tidak peduli padanya "
" Atau kau ingin dikeluarkan dari jabatanmu? "Greb
Tangan itu meraih kerah Suigetsu, mencengkramnya erat.
" Aku ingin dia, aku tidak peduli meski aku di asingkan oleh negara ini.. aku hanya ingin dia "
Aura membunuh itu terasa sangat kental. Sukses membuat bulu kuduk Suigetsu merinding.
" Wa-wakatta.. wakatta... "
Sasuke melepasnya dan kembali diam terpuruk dalam kesendirian dan kegelapan.
Suigetsu lantas meninggalkannya.
" Gawat kalau sudah begini " gumamnya.
Ditempat lainnya. Di sebuah ruangan tertutup.
" Jadi.. apa aku sudah bisa mendapat hasilnya? " ucap pria surai hitam pekat, Madara.
" Ha-i " jawab mereka.Para bos Yakuza tengah mengadakan rapat.
" Bagaimana menurut kalian mengenai gadis itu? " tanya Madara.
" Bodoh " ucap Kakuzu.
" Lugu " ucap Pain.
" Menyebalkan " sahut Kisame.Madara menghela nafas. Jelas tidak ada yang bagus, batin Madara.
" Lalu kelebihannya? " tanya Madara lagi.
" Pemabuk " ucap Kakuzu.
" Pintar berkebun " ucap Pain.
" Sexy " sahut Kisame.Sukses membuat semua mata tertuju padanya.
" Dia memang sexy, lekuk tubuhnya nyaris sempurna " lanjut Kisame.
Lagi-lagi Madara menghela nafas sambil sesekali memegang dahinya.
" Jadi kesimpulan kalian bagaimana? "
" Tidak berguna " ucap Kakuzu yang tidak pernah bisa jujur.
" Cukup baik " ucap Pain.
" Terlalu bagus untuknya " sahut Kisame.Lagi-lagi sukses memancing yang lain.
" Sasuke tidak akan bisa menjaganya, buktinya kita dengan mudah mendapatkannya "
" Kisameee " geram Pain.
" Baik cukup.. " ucap Madara menahan keributan.Keadaan kembali tenang.
" Lalu bagaimana keadaannya disana? " ucap Madara.
Seseorang datang dan ikut berkumpul dalam satu meja bersama yang lain
" Kacau.. nyawaku terancam saat di dekatnya, aku bahkan hampir masuk ICU karna patah tulang dan lainnya "
" Bagaimana kalau kita pertemukan lagi mereka? " ucap Pain.
" Sebaiknya memang begitu "Madara masih diam seolah berfikir.
" Ayolah bos sampai kapan kau mengujinya, ini sudah cukup kan? " kesal Suigetsu.
" Dia benar bos, lagipula anda terlalu khawatir padanya " sahut Pain.
" Lebih baik anda sudahi atau keadaan di barat semakin sulit dikendalikan " ucap Kakuzu.Madara masih diam.
" Dia sudah memenuhi kriteria untuk menjadi bos besar bahkan sebelum bertemu gadis itu " ucap Suigetsu.
" Itu masalahnya "
" Maksud anda? "
" Gadis itu adalah kelemahannya jadi harus disingkirkan "
" Apa ada jaminan bahwa dia jadi lebih baik setelah kita menyingkirkan gadis itu? " ucap Kakuzu.
" Dia sudah cukup baik menangani semua kendala di barat, di tambah kejadian belakangan ini, kurasa itu sudah cukup baginya "
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdose
FanficSaat cinta tak lagi mengenal kasta, seperti halnya cintaku yang tak pernah memandang dan menilai siapa kamu..