Pulang

880 106 14
                                    

Di sebuah apartemen yang hampir slalu gelap setiap harinya.

" Oi Sasuke mau sampai kapan kau begini? "
" Sampai aku menemukan Hinata "
" Ini sudah hampir satu bulan Sasuke, pekerjaan mu menumpuk "
" Aku tidak peduli "
" Ayolah Sasuke jangan seperti ini terus, apa kau mau ku panggilkan Sakura? Atau gadis lain untuk menghiburmu "

Syut

Peluru panas itu melesat tepat disamping wajah Suigetsu. Pistol yang sudah diberi peredam itu nyaris membunuh Suigetsu.

" Lain kali tidak akan meleset "
" Gomen.. tapi Sasuke aku bicara untuk kebaikanmu "
" Aku tidak peduli "
" Apa kau ingin bos besar marah? "
" Aku tidak peduli padanya "
" Atau kau ingin dikeluarkan dari jabatanmu? "

Greb

Tangan itu meraih kerah Suigetsu, mencengkramnya erat.

" Aku ingin dia, aku tidak peduli meski aku di asingkan oleh negara ini.. aku hanya ingin dia "

Aura membunuh itu terasa sangat kental. Sukses membuat bulu kuduk Suigetsu merinding.

" Wa-wakatta.. wakatta... "

Sasuke melepasnya dan kembali diam terpuruk dalam kesendirian dan kegelapan.

Suigetsu lantas meninggalkannya.

" Gawat kalau sudah begini " gumamnya.

Ditempat lainnya. Di sebuah ruangan tertutup.

" Jadi.. apa aku sudah bisa mendapat hasilnya? " ucap pria surai hitam pekat, Madara.
" Ha-i " jawab mereka.

Para bos Yakuza tengah mengadakan rapat.

" Bagaimana menurut kalian mengenai gadis itu? " tanya Madara.
" Bodoh " ucap Kakuzu.
" Lugu " ucap Pain.
" Menyebalkan " sahut Kisame.

Madara menghela nafas. Jelas tidak ada yang bagus, batin Madara.

" Lalu kelebihannya? " tanya Madara lagi.
" Pemabuk " ucap Kakuzu.
" Pintar berkebun " ucap Pain.
" Sexy " sahut Kisame.

Sukses membuat semua mata tertuju padanya.

" Dia memang sexy, lekuk tubuhnya nyaris sempurna " lanjut Kisame.

Lagi-lagi Madara menghela nafas sambil sesekali memegang dahinya.

" Jadi kesimpulan kalian bagaimana? "
" Tidak berguna " ucap Kakuzu yang tidak pernah bisa jujur.
" Cukup baik " ucap Pain.
" Terlalu bagus untuknya " sahut Kisame.

Lagi-lagi sukses memancing yang lain.

" Sasuke tidak akan bisa menjaganya, buktinya kita dengan mudah mendapatkannya "
" Kisameee " geram Pain.
" Baik cukup.. " ucap Madara menahan keributan.

Keadaan kembali tenang.

" Lalu bagaimana keadaannya disana? " ucap Madara.

Seseorang datang dan ikut berkumpul dalam satu meja bersama yang lain

" Kacau.. nyawaku terancam saat di dekatnya, aku bahkan hampir masuk ICU karna patah tulang dan lainnya "
" Bagaimana kalau kita pertemukan lagi mereka? " ucap Pain.
" Sebaiknya memang begitu "

Madara masih diam seolah berfikir.

" Ayolah bos sampai kapan kau mengujinya, ini sudah cukup kan? " kesal Suigetsu.
" Dia benar bos, lagipula anda terlalu khawatir padanya " sahut Pain.
" Lebih baik anda sudahi atau keadaan di barat semakin sulit dikendalikan " ucap Kakuzu.

Madara masih diam.

" Dia sudah memenuhi kriteria untuk menjadi bos besar bahkan sebelum bertemu gadis itu " ucap Suigetsu.
" Itu masalahnya "
" Maksud anda? "
" Gadis itu adalah kelemahannya jadi harus disingkirkan "
" Apa ada jaminan bahwa dia jadi lebih baik setelah kita menyingkirkan gadis itu? " ucap Kakuzu.
" Dia sudah cukup baik menangani semua kendala di barat, di tambah kejadian belakangan ini, kurasa itu sudah cukup baginya "

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang