Meragu

945 103 4
                                    

Setibanya di kediaman Madara sudah ada Kisame, Pain dan juga Kakuzu.

Melihat Sasuke yang datang dengan keadaan berbeda dari sebelumnya, semua sudah bisa menebak.

" Dia sudah melakukannya " batin Kakuzu.
" Bocah itu pasti sudah melakukannya " batin Kisame.
" Sasuke jelas memanfaatkan waktunya " batin Pain.
" Suigetsu " panggil Madara.
" Seperti yang anda pikirkan bos"
" Jadi dia sudah melakukannya " batin Madara.

Sasuke langsung mendekat dan duduk bersama mereka.

" Jadi apa yang ingin dibicarakan " tanya Sasuke.
" Jaga sikapmu Sasuke " ucap Pain.
" Bagaimana keadaan di barat? " tanya Madara.
" Sedang ku perbaiki "
" Jangan terlalu lama- "
" Dua hari " potong Sasuke.
" Baik, lalu bagaimana dengan gadis itu? "
" Apalagi yang kalian inginkan? "

Emosi Sasuke seketika memuncak.

" Tenang Sasuke " ucap Pain.
" Jangan pernah berani kalian menyentuhnya lagi "
" Jaga bicaramu Sasuke "
" Duduk " perintah Madara.

Sasuke kembali duduk menahan amarahnya.

" Aku tidak akan melakukan apapun padanya "

Sasuke menatap lekat Madara.

" Oi tidak perlu melotot begitu " ucap Kisame.
" Bos bisa dipercepat saja, aku tidak punya banyak waktu " sahut Kakuzu.
" Minggu depan aku akan mengadakan pesta untuk mengenalkan dia pada yang lain " ucap Madara.
" Apa maksudmu? " tanya Sasuke curiga.
" Tenanglah Sasuke " ucap Pain.
" Bagaimana aku bisa tenang setelah apa yang kalian lakukan padanya "
" Harusnya kau senang karna bos sudah menerima gadis itu " ucap Kisame.
" Hah? "
" Berhenti bersikap seperti bocah, kau membuang-buang waktuku " kesal Kakuzu.
" Hanya itu yang ingin ku katakan " tutup Madara.

Sasuke bangkit dan berlalu tanpa sepatah kata.

" Pastikan keadaan disana sudah lebih baik sebelum pesta dimulai " pesan Madara sebelum Sasuke keluar pintu itu.

" Hah.. " desah mereka bersamaan.

Madara kembali meneguk minumannya.

" Dasar bocah " keluh Kakuzu.
" Kalau tau begitu, kemarin ku nikmati dulu gadis itu "
" Oi Kisame " kesal Pain.
" Jangan sentuh gadis itu lagi " ucap Madara mengakhiri pembicaraan.

Semua lantas kembali ke tempat masing-masing, menyelesaikan tugas mereka hingga saat pesta minggu depan.

" Sasuke kau akan datang ke pesta itu kan? "
" Iie "
" Hah? "
" Aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama "
" Tapi kalau kau tidak datang.. "
" Cukup Suigetsu, lebih baik kau selesaikan tugasmu "

Sasuke harus menepati janjinya pada Madara untuk menyelesaikan semua kekacauan di wilayahnya.

Beberapa hari setelah Hinata kembali. Keadaan Sasuke sudah kembali normal dan keadaan di wilayahnya pun sudah kembali kondusif.

" Tadaima "
" Okaerinasai Sasuke-san "

Hinata menyambut kedatangan Sasuke seperti biasa.

" Kenapa aku merasa kita seperti pengantin baru " goda Sasuke.

Blush

" A-a-a-apa yang.. ka-kau.. "

Wajah Hinata merah legam, lidahnya mendadak kaku tuk membalas godaan itu.

Sasuke langsung memeluknya.

" Tunggu ya.. saat waktunya tiba kita pasti akan menikah " bisik Sasuke.
" Hm " angguk Hinata dalam peluknya.

Saat mereka tengah menikmati makan malam.

Ting tong

" Biar aku yang buka " ucap Hinata.
" Aku saja "

Sasuke langsung bangkit dan menuju pintu.

Cklek

" Mau apa? "
" Bos memintaku memastikan kehadiranmu di pesta lusa "
" Sudah ku bilang aku tidak akan datang "
" Oh ayolah Sasuke jangan seperti anak kecil begitu "
" Sebaiknya kau pergi Suigetsu "
" Mana mungkin aku pergi, nyawaku terancam oleh bos besar kau tau "
" Nyawamu juga akan segera melayang disini jika kau terus memaksa "

Sasuke tak kunjung kembali dan membuat Hinata penasaran, dia pun bangkit tuk memeriksa.

Dan segera sembunyi saat mendengar keributan antara Sasuke dan Suigetsu.

" Aku dan Hinata tidak akan datang ke pesta itu "
" Ayolah Sasuke.. bos kan hanya ingin mengenalkan Hinata dengan yang lain "
" Tidak "

Bruk

Sasuke langsung menutup pintu itu.

" Bertengkar lagi dengan Suigetsu-san? "
" Iie "

Mereka kembali ke meja makan melanjutkan makan malam. Nafsu makan Hinata menurun drastis, terlebih setelah dia mendengar percakapan tadi.

Usai makan malam.

" Sasuke-san.. ada yang ingin ku ceritakan padamu "

Malam itu Hinata menceritakan semua perjalanannya saat bersama Kakuzu, Kisame juga Pain. Berharap Sasuke mengerti bahwa sebenarnya mereka itu adalah orang-orang baik dan tidak sejahat yang dia pikirkan.

Sasuke hanya diam dari awal hingga Hinata selesai bercerita.

" Sasuke-san.. gomen.. aku menguping pembicaraanmu dengan Suigetsu-san tadi "

Hinata menunduk di hadapan Sasuke, takut melihat ekspresi marah Sasuke.

" Kemarilah "

Sasuke meraih jemari Hinata dan memeluknya.

" Sebenarnya Madara akan mengadakan pesta untuk memperkenalkanmu pada anggota yakuza yang lain juga beberapa pengusaha yang bekerjasama dengan kami "
" Tapi kau menolak? "
" Seperti yang kau dengar tadi, aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi "
" Mereka tidak akan melakukan apapun padaku "
" Aku tidak percaya "
" Meski aku sudah bercerita panjang lebar tadi? "
" Aku masih meragukannya "

Hinata bangkit.

" Kenapa? "
" Kalau kau meragukan ceritaku, berarti kau meragukan perasaanku juga "
" Apa maksudmu? "
" Kau membuatku kecewa Sasuke-san "

Air mata itu menitik memandang Sasuke.

" Hinata "

Cklek

" Hinata buka pintunya.. Hinata bukan begitu maksudku.. "

Hinata pun mengurung diri di kamar, mengacuhkan Sasuke yang terus mengetuk dan memanggil namanya.

~Skip~

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang