Tumbang

968 103 8
                                    

Beberapa bulan setelah acara pesta itu. Hinata belajar membiasakan diri hidup diantara kekerasan, perjudian dan obat-obatan terlarang.
Yakuza adalah organisasi kotor, sekali kau masuk ke dalam maka tidak akan ada jalan keluar. Yakuza layaknya lumpur hidup yang siap menelan siapapun yang mendekatinya.

" Sasuke-san.. kau masih belum selesai mandi? "

Tak ada jawaban. Sudah setengah jam Sasuke di dalam kamar mandi dan belum juga keluar. Panggilan dari Hinata pun tidak di respon.

Setengah jam kemudian.

" Sasuke-san bukankah kau terlalu lama berendam, nanti kau demam "

Tak juga ada jawaban.

Hinata membuka pintu itu dan mendapati Sasuke yang sudah pingsan di bak mandi.

" Sasuke-saaaannnn... "

Dengan tubuh mungilnya Hinata mencoba membopong Sasuke ke kamar. Tangannya tak henti bergetar dan air matanya berlinang.

" Sasuke-san.. ku mohon sadarlah.. "

Hinata menempelkan penurun panas di dahi Sasuke. Menyelimuti Sasuke dengan selimut setebal mungkin. Tangannya terus menggenggam jemari kekar itu sambil berharap.

Saat Sasuke mulai sadar.

" Hinata "
" Sasuke-san.. yokatta..."
" Apa yang terjadi? "
" Kau demam Saauke-san "
" Demam? tidak mungkin "

Sasuke membuka selimut tebal itu, melepas penurun panas di dahinya.

" Sasuke-san kau belum pulih "
" Aku tidak apa-apa "

Terakhir kali aku terkena demam saat sekolah dasar setelah itu tidak pernah lagi. Demam adalah penyakit langka bagiku.

Sasuke terus kukuh dengan pendapatnya sendiri meski tubuhnya berkata lain.

" Bubur? "
" Kau kan sedang demam jadi makan bubur saja "
" Yang benar saja "

Sasuke menyingkirkan bubur itu dan mengambil nasi.

" Hinata "
" Ha-i "
" Kau tidak memberi bumbu pada masakanmu? "
" Tentu saja ku berikan "
" Kenapa rasanya hambar dan pahit begini "
" Bukankah sudah ku bilang kau itu sedang demam Sasuke-san "
" Jangan bercanda Hinata "

Sasuke menyudahi makannya dan menuju ruang tv.

" Uhuk..uhuk.. "
" Pakai selimut Sasuke-san "
" Lebih enak memelukmu "

Greb

Lantas saja Sasuke menarik Hinata. Tak berapa lama dia pun pulas di sofa.

" Dia bahkan tidak minum obat dulu " gumam Hinata.

Nafas Sasuke tebal dan panas seiring dengan suhu tubuhnya yang mulai naik lagi. Hinata kembali menempelkan plester penurun panas di dahinya dan menyelimuti Sasuke.

Pagi menjemput dan Sasuke masih terkapar di sofa.

" Aku..harus pergi.. Hinata.. "
" Demam mu semakin parah jangan paksakan dirimu Sasuke-san "
" Uhuk..uhuk.. aku tidak..apa-apa.. "

Bruk

" Sasuke-saaannn "

Hinata langsung menghubungi Suigetsu tuk meminta bantuan.

" Kenapa dengannya Hinata-chan? "
" Dia demam sejak semalam tapi tidak mau minum obat "
" Kita bawa ke rumah sakit sekarang "

Setibanya di rumah sakit.

" Dia terkena virus tertentu tapi tidak berbahaya " ucap dokter.
" Lalu bagaimana dokter " tanya Suigetsu.
" Hanya perlu istirahat total tuk menurunkan demamnya karna virus itu akan terus berkembang jika demamnya tidak juga turun "
" Arigatou gozaimasu " ucap Suigetsu dan Hinata.

Mereka lantas masuk ke dalam ruangan. Sasuke masih tertidur dengan infus di tangannya.

" Jujur saja aku belum pernah melihatnya seperti ini selama aku bersamanya " ucap Suigetsu.

Hinata hanya diam menggenggam jemari Sasuke dan kembali berharap tuk kesembuhannya.

Bip..bip..

" Moshi-moshi "

Suigetsu keluar ruangan. Lalu kembali masuk usai menjawab telpon.

Bip.. bip..

" Ada apa? "

Dan kembali keluar, lalu masuk lagi. Hingga beberapa kali.

" Suigetsu-san kau boleh pergi jika sedang sibuk "
" Gomen Hinata-chan "

Diapun pergi meninggalkan Hinata sendiri disana menemani Sasuke.

Satu hari berlalu Sasuke belum juga sadarkan diri.
Suigetsu kembali datang menjenguk.

" Suigetsu-san, aku ke toilet sebentar "
" Hm "

Suigetsu terus memainkan ponselnya yang tak henti berkedip oleh pesan yang masuk.

" Oi Sasuke.. mau sampai kapan kau seperti ini? Kau tau kan aku tidak bisa  menyelesaikan semua sendiri.. lekas bangun Sasuke "

Hinata yang siap masuk, enggan membuka pintu itu. Ada perasaan bersalah yang mengganjal meski itu bukan salahnya.

" Hinata-chan.. aku pergi dulu "
" Um.. Suigetsu-san.. ada yang ingin ku bicarakan "

Mereka berdua keluar ruangan meninggalkan Sasuke sendiri di dalam.

" Ada apa? "
" Suigetsu-san aku minta maaf atas apa yang terjadi pada Sasuke-san "
" Kau tidak salah Hinata-chan, kalau ada yang harus disalahkan ya hanya dia yang slalu memaksakan diri "
" Um.. Suigetsu-san.. apa ada yang bisa ku bantu "
" Selalu disampingnya.. itu sudah sangat membantu "
" Maksudku mengenai pekerjaan Sasuke-san "
" Hinata-chan.. pekerjaan ini tidak cocok untukmu.. terlalu kotor "
" Aku sudah menjadi bagian dari Sasuke-san, bukankah sama saja? "
" Kau tidak mengerti Hinata-chan "
" Aku hanya ingin membantu.. aku hanya ingin berguna.. ini bukan untuk Sasuke-san tapi keegoisanku sendiri.. onegaisimasu "

Hinata membungkuk di depan Suigetsu. Memperlihatkan kesungguhannya.

" Baiklah.. tapi kalau Sasuke tau aku pasti akan dibunuhnya "
" Aku akan memikirkan hal itu nanti " senyum Hinata.

Dan begitulah awal mula Hinata masuk ke dalam dunia kelam yakuza.

~Skip~

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang