Pulau

804 90 4
                                    

Siang itu saat aku membuka mata.

" Kerja bagus "

Deg

" Kakuzu-san "
" Kau berhasil mengusir orang-orang menyebalkan itu lagi "

Lagi.. ah iya hampir setiap malam aku slalu dijadikan tameng untuk mengusir tamunya yang mencoba menantang minum.
Aku tidak tau kalau kelebihanku dalam hal minum ini bisa dimanfaatkan seperti itu olehnya.
Dia benar-benar bisa mengambil kesempatan di setiap celah.

" Bersiaplah ada tamu yang akan datang untukmu "
" Lagi? "

Dia pergi meninggalkanku tanpa menjawabnya. Ugh.. ini masih siang dan aku harus minum-minum lagi. Aku bahkan belum makan >,<

" Kau kejam sekali Kakuzu-san " seruku.

Satu jam kemudian seorang pelayan datang menjemputku. Aku yang sudah siap dengan pakaian yang dia berikan tadi langsung mengekor pelayan itu.

Dia mengantarku ke sebuah ruangan.

" Kakuzu-sama menunggu anda di dalam "

Cklek

Saat ku buka pintu itu ku lihat Kakuzu-san duduk satu meja bersama seorang pria muda.

" Kalau tidak salah dia bos yakuza kan? " batinku.

Aku berjalan perlahan mendekat.

" Duduk " perintah Kakuzu-san.
" Konichiwa.. aku Pain "
" Kau akan pergi dengannya "
" He? "
" Aku langsung saja Kakuzu "
" Terserah.. lagipula aku sudah cukup memanfaatkannya "

Aku yang masih bingung hanya bisa diam dan mengekor pada pria bernama Pain itu.

Kami pergi dengan sebuah mobil dan menuju suatu tempat. Aku hampir tidak bisa melihat apapun dari dalam mobil ini karna kacanya sangat-sangat gelap dan pekat.

Tiba-tiba mobil berhenti dan dia memintaku turun dari mobil.

" Ayo " ucapnya.

Aku masih terpaku dengan apa yang ku lihat. Pesawat.

Kita mau kemana? Dia mau membawaku kemana??

" Tenang saja aku tidak akan melakukan apapun padamu "
" Ha.. ha-i "

Akupun mengekor padanya dan naik pesawat itu.

" Ini jet pribadiku, karna tempatnya jauh jadi kita naik ini agar lebih cepat "
" Ha.. ha-i "
" Siapa namamu? "
" Hinata "
" Hinata-san.. hmm.. tidak ada nama keluarga? "
" I-iie.. hanya Hinata saja "
" Kau hidup sendiri? "
" Ha-i "

Aku takut! Sangat takut!
Meski dia slalu tersenyum namun entah kenapa senyumnya itu menakutkan.

Aku melihat keluar jendela, tidak ada apapun. Hanya awan putih yang terlihat. Entah dibawa kemana aku kali ini.

" Selamat datang di vila ku "

Ucapnya ketika kami mendarat. Sebuah vila besar di tengah hutan.

" Hanya mengingatkan, kita di pulau terpencil jadi percuma saja jika kau berfikir untuk pergi karna satu-satunya kendaraan hanya itu "

Dia menunjuk jet miliknya sambil tersenyum.

Huuuuaaaaaaa

Kenapa kalian semua begitu kejaaamm!

" Pain-sama "

Seorang pelayan pria menyambut kedatangan kami.

" Hinata-san dia kepala pelayan disini, kalau kau butuh sesuatu katakan saja padanya "
" Hajimemashite.. Nagato desu "

Pain-san pergi meninggalkanku bersama pelayan ini.

" Ini adalah kamar anda nona "
" A-arigatou gozaimasu "
" Silahkan anda beristirahat "

Disinilah aku. Sebuah ruangan yang lengkap juga lebih besar dari tempat Kakuzu-san.

Aku melihat keluar jendela, hanya ada hutan dan laut. Aku sepenuhnya terjebak disini bersamanya.

Tidak jauh berbeda dengan Kakuzu-
" Nagato-san kau mau kemana? " tanyaku.
" Saya mau ke kebun "
" Kebun? "
" Ha-i.. anda mau ikut? "
" Boleh? "
" Tentu saja, Pain-sama tidak akan marah "

Kami berjalan bersama masuk ke dalam hutan, semakin jauh dari vila.

Dia tidak mungkin melakukan sesuatu padaku kan?

Aku mulai takut sendiri karna kami tidak juga sampai.

" Inilah kebun nya "

Lavenderku membulat melihatnya. Sebuah tempat dengan sayur mayur tertata rapi juga subur sekali.

" Nagato-san ini kau yang menanam semua? "
" Ha-i "

Aku berjalan perlahan mengelilingi kebun itu sambil melihat-lihat. Lobak, kubis, tomat, dan sayur lainnya begitu cantik. Dia bahkan menanam buah-buahan juga.

" Nagato-san bagaimana kau mengurus kebun ini? "
" Pain-sama tidak setiap hari datang kesini jadi saya bisa menghabiskan waktu lebih lama disini saat beliau tidak ada "
" Tunggu, Nagato-san kau tidak pernah meninggalkan tempat ini? "
" Iie "
" Sama sekali? "
" Ha-i "

Dia dipenjara oleh Pain-san!

" Tempat ini bagai surga, begitu menenangkan dan menyegarkan "
" Benar sih.. tapi bagaimana kalau kau ingin sesuatu yang ada diluar pulau ini? "
" Pain-sama selalu membawa barang-barang dari luar setiap kali datang "
" Nagato-san apa kau tidak sadar kalau dia benar-benar memenjarakan mu disini "
" Haha.. saya tidak memikirkannya "

Siang itu aku membantu Nagato-san berkebun. Memanen dan menanam adalah hal yang sangat menyenangkan.

Dan karna Pain-san sudah menghilang sejak kemarin akupun menghabiskan waktu disini bersama Nagato-san.
Keseharianku disini hanya berkebun, memasak dan membaca yang semuanya dilakukan berdua dengan Nagato-san.

Malam itu tiba-tiba Pain-san datang, makan malam bersama lalu membicarakan beberapa hal tentangku.

" Hinata-san besok kita pergi ya "
" Pergi? Kemana? "
" Tempat selanjutnya "
" Maksudnya? "
" Kisame "

Aku mendelik mendengar Pain-san menyebut namanya. Dia adalah orang yang memisahkan ku dengan Sasuke-san di kapal waktu itu.
Aku tidak mau, tidak dengan orang itu.

" Pain-san.. um.. "

Bagaimana mengatakannya!

" Tenang saja Hinata-san, dia tidak akan berani macam-macam padamu "
" Tapi- "
" Percaya padaku, meski wajahnya menyeramkan dia sebenarnya tidak seburuk itu "

Dia sudah memberi kesan pertama yang buruk padaku, bagaimana aku bisa mempercayakan hidupku padanya!

Malam itu aku tidak bisa tidur sama sekali. Memikirkan apa yang akan terjadi padaku jika bersama orang itu.

~Skip~

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang