Masuk ke Universitas Claudia bukanlah suatu hal yang sulit bagi pemuda kelahiran 94 ini. Kim Namjoon, anak yang memiliki iq yang tinggi. Ia sangat cerdas dan bahasa inggris adalah kelebihannya. Semua berawal dari suruhan ayahnya. Universitas Claudia sebenarnya bukanlah Universitas tujuan Namjoon, ayah nya yang memaksa dirinya masuk ke Universitas Claudia ini.
Ayah Namjoon, Kim Jun Ho adalah orang yang keras kepala, sifat keras kepalanya menurun pada Namjoon. Karena sifat mereka yang sama-sama keras kepala, terjadilah perselisihan diantara Namjoon dan Jun Ho karena masalah kuliah. Cukup lama mereka tidak berbicara, kalau dihitung kurang lebih 3 minggu.
Setelah 3 minggu itu, Namjoon dan Jun Ho akhirnya bisa berbaikan tapi tetap, setelah perselisihan itu Jun Ho masih memaksa Namjoon masuk ke Universitas Claudia. Namjoon yang tidak ingin bertengkar lagi akhirnya mengalah dan disinilah Namjoon berakhir, Universitas Claudia.
Namjoon sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dan perhatian ayahnya Jun Ho, Jun Ho selalu sibuk dengan pekerjaannya. Lalu bagaimana dengan ibu Namjoon? Namjoon tidak pernah tau wajah ibunya. Ibunya meninggalkannya saat ia berumur 4 bulan.
Sebenarnya Jun Ho mengetahui alasan Ibu Namjoon meninggalkan dirinya, tapi ia lebih memilih untuk menyembunyikan alasannya dari Namjoon. Ia tidak mau sampai Namjoon membenci ibunya dan sampai saat ini Namjoon sama sekali tidak tau kemana ibunya dan bagaimana rupa ibunya.
Awalnya Namjoon sama sekali tidak ada niat untuk berkuliah di Universitas Claudia, hingga akhirnya ia dipertemukan dengan Jin. Sahabat sekaligus orang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
Jin adalah pemuda yang berhasil membuat dirinya memiliki niat untuk meneruskan pendidikannya di Universitas Claudia.
***
Malam itu, suasana di rumah sepi. Seperti biasa, ayahnya pergi keluar kota dan menginap selama beberapa hari. Namjoon yang baru saja selesai makan malam bermaksud untuk ke kamar dan menelfon Jin, sekedar mengobrol saja. Saat ia melewati ruang kerja ayahnya, pintu ruang kerja itu terbuka.
Ayahnya tidak pernah mengizinkan Namjoon masuk ke ruang kerja nya. Sungguh ia penasaran dengan isi ruang kerja ayahnya, sekaranglah kesempatannya untuk masuk ke dalam ruang kerja ayahnya untuk memberikan jawaban pada rasa penasarannya. Namjoon dengan pelan memasuki ruangan itu, ia menyalakan lampu, ruangan itu tidak terlalu besar, dindingnya berwarna abu-abu, terdapat sebuah meja kerja besar dan 3 kursi untuk diduduki.
Saat Namjoon melihat sekeliling ruangan itu, matanya tertuju pada sebuah kotak besar yang terletak di pojok kiri ruangan itu. Namjoon segera mendekati kotak besar itu, untungnya kotak itu tidak dikunci. Namjoon bisa dengan mudah membuka kotak itu. Ia segera membuka kotak itu, di dalam kotak itu terlihat beberapa foto, sebuah surat dan di dasar kotak itu ada sebuah benda yang cukup besar ditutupi oleh kain kuning.
Namjoon mengambil foto itu, di foto itu terlihat sosok wanita paruh baya dengan baju terusan merah, disebelahnya ada pria dengan kemeja hitam dan celana panjang hitam, dan terlihat juga sosok anak bayi yang sedang digendong oleh wanita itu.
"Ini pasti mama, wajahnya cantik ternyata, andai aku bisa bertemu dengannya, aku jadi penasaran, nama ibu siapa ya?" monolog Namjoon.
Setelah puas melihat foto itu, Namjoon segera menaruh foto itu di lantai, ia mengambil kertas dengan tulisan-tulisan tangan, sepertinya itu adalah surat cinta yang ditulis ayahnya untuk ibunya. Ia melihat surat itu, tertera nama 'Athena di surat itu'
"Athena? Itu nama ibu? Bagus namanya," monolog Namjoon.
Namjoon segera membaca surat itu, sesekali ia tertawa kecil membaca isi surat itu, setelah selesai membaca ia menaruh surat itu disebelah foto itu, belum puas mencari tau isi dari kotak itu, Namjoon mengambil benda yang ditutup dengan kain kuning. Ia membuka kain itu, betapa terkejutnya ia melihat benda yang ternyata merupakan sebuah pedang berukuran sedang.
"Apa ini?" Tanya Namjoon.
"Namjoon! Apa yang kau lakukan!"
Terdengar suara berat yang amat dikenali Namjoon, ya suara berat itu milik ayahnya. Namjoon terkejut, ia melihat ayahnya dan dengan cepat ia menaruh pedang itu kembali pada tempatnya.
"Kenapa kau masuk kesini? Aku sudah bilang padamu untuk jangan menginjakkan kaki di ruangan kerjaku, apa kau tidak dengar?" Tanya Jun Ho tegas.
"A-ayah," kaget Namjoon
"Kau sudah menemukannya ya," ujar Jun Ho, nadanya sudah mulai merendah.
"Apa maksud ayah?" Tanya Namjoon.
"Sebenarnya sudah lama sekali ayah ingin memberi taumu tentang ini, tapi ayah takut kau tidak menerima takdirmu," tutur sang ayah.
"Apa takdirku? Dan siapa aku?" Tanya Namjoon.
"Aku akan menjelaskannya padamu sekarang. Semua tentang dirimu dan ibumu," ucap Jun Ho
"Aku dengarkan," ucap Namjoon.
"Kau bukanlah manusia biasa, kau adalah demigod, manusia setengah dewa. Nama ibumu adalah Athena, dewi perang. Pedang itu adalah pedang yang diberikan oleh ibumu untukmu. Kau harus mencari enam temanmu yang merupakan demigod, sama sepertimu. Kalian harus menjalankan sebuah misi, itulah takdir yang digariskan untukmu, " jelas Jun Ho.
Namjoon terdiam, ia tidak menyangka nya. Bagaimana bisa selama ini ia tidak mengetahui kalau dirinya adalah demigod. Dan ibunya adalah dewi perang, Namjoon mengira selama ini dewa dan dewi mitologi Yunani itu tidak nyata tapi ternyata mereka nyata, bahkan ia adalah anak dari salah satu mereka. Athena, jujur Namjoon merasa sedikit senang karena, dari dulu Athena adalah dewi yang ia suka.
Tapi yang membuat dia sedih adalah kenapa ibunya tega meninggalkannya. Bukankah wajar seseorang ingin merasakan kasih sayang dari ibunya?
"Ayah harap kau mau menerima takdirmu dan kau mau mencari enam teman demigodmu yang lain. Karena keselamatan dunia itu berada ditangan kalian," ucap Jun Ho.
"Aku akan berusaha menerimanya walau sangat berat karena ini diluar logika, masalah mencari 6 demigod lain aku akan berusaha mencarinya," putus Namjoon.
"Kau harus bisa menggunakan pedang ini, pedang ini akan sangat membantumu,"
Jun Ho memberikan pedang itu, Namjoon menerimanya. Dibukanya lah penutup kain itu, pedang itu benar-benar indah, warna silver nya begitu mengkilap, Namjoon memegang gagang pedang itu. Pedang itu cukup berat.
Demigod, Athena. Semuanya masih belum bisa Namjoon terima di akal pikirannya. Ia memang menyukai Athena. Tapi itu dulu saat masih kecil, sekarang ia sama sekali tidak percaya akan semua itu. Mau tidak mau Namjoon harus belajar mempercayai Athena karena Dewi perang itu adalah ibunya sendiri, ibu kandungnya.
Haiii up nihh!!! Maap gaje wkwk semoga kalian suka yaaa
Ini belum masuk ke pertualangannya jadi masih rada rada ngebosenin wkwkak
Jan lupa vomment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Demigods
FantasyMereka bukanlah manusia biasa, mereka juga bukan dewa. Tapi mereka adalah 7 blasteran dewa. Jin, Yoongi, Hoseok, Namjoon, Jimin, Taehyung dan Jungkook tidak pernah percaya akan Dewa dan Dewi mitologi Yunani. Menurut mereka Dewa dan Dewi mitologi Yu...