|1.8| Jayendra dan teman baru

1.9K 261 5
                                    

Jayendra hanya mampu diam, merekam keadaan Jakarta yang mungkin tak akan dapat didatanginya untuk waktu dekat.

Jayendra menghela napas, ia menatap pemandangan di luar pesawat sedih, sebentar lagi pesawatnya take off.

Jayendra bahkan tak sempat mengucapkan salam perpisahan kepada abang dan bundanya. Ia juga belum sempat mengatakan sampai jumpa lagi kepada teman-temannya.

Sampai jumpa Jakarta, semoga suatu saat aku bisa datang lagi, dan semoga kita berjumpa, di saat aku sudah berbahagia.

~*~

Jayendra menarik kopernya lalu menghela napas, memandang kamar barunya, memang tak terlalu luas, hanya berisikan satu kasur king size, satu lemari, dan satu meja belajar, ah ya, ada kamar mandi di dalamnya. Tak ada yang spesial dari kamar barunya, hanya kamar yang bernuansa putih yang dipadukan dengan abu-abu.

Jayendra membuka koper lalu mengeluarkan baju-baju miliknya. Ia memasukkan bajunya kedalam lemari dengan rapi, asal kalian tahu, walaupun Jayendra remaja pria, ia tetap tak menyukai melihat barang-barang berantakan.

Jayendra mengalihkan pandangannya saat mendengar suara decitan pintu.

"Kau suka kamarmu?" Jayendra hanya mengangguk, tak mau menjawab lebih.

"Ayah akan pergi ke kantor, kau diam di rumah, bereskan koper mu, Ayah mungkin akan pulang larut malam, jadi kau tak perlu menunggu" Jayendra lagi-lagi mengangguk, toh ia tak berniat untuk menunggu ayah nya pulang.

Tak lama Ayah Jayendra pergi, meninggalkan Jayendra, di rumah besar ini seorang diri.

~*~

"Lo tuh seharusnya bilang kalau mau pindah, jadi gue bisa kerumah lu, nginep gitu, kalau perlu gue anterin sampai ke Surabaya" Jayendra tertawa mendengar ucapan Harsa. Jayendra saja tak tahu jika dirinya pindah keluar kota.

"Gue aja gak tau kalau bakal pindah ke Surabaya, ujuk-ujuk naik pesawat sampai di Surabaya" Harsa tertawa miris medengar ucapan Jayendra, Harsa sudah terlebih dahulu merasakannya, dulu Harsa juga selalu berpindah rumah setiap seminggu sekali.

"Dah lah, gue udah dipanggil mamih suruh makan malem, entar kapan kapan gue telephone lagi, babay" Jayendra tersenyum, lalu mematikan panggilan singkat tersebut.

Jayendra membaringkan tubuhnya ke atas kasur, memandang seragam sekolah baru, yang baru saja diantarkan oleh pegawai sang ayah sore tadi.

Semoga esok lebih baik.

~*~

[NOTE]
Ini banyak makai bahasa inggris, tapi bahasa inggris ku masih kurang banget, jadi kalau ada yang salah aku minta maaf, dan komen aja apa yang perlu diperbaiki🥰

~*~

"Perkenalkan, nama saya Jayendra Naresh Mahesa, biasa dipanggil Jayendra atau Nana" Jayendra menampilkan senyum terbaiknya, bagaimana pun itu, ia harus memberikan kesan baik kepada teman barunya.

Sedikit aneh, karna Jayendra pindah disaat sudah kelas sembilan, seharusnya Jayendra lebih fokus untuk ujian akhir, bukan malah pindah sekolah, tapi apa boleh buat? Sang ayah menginginkan hal ini.

"any question?" Tanya wali kelas Jayendra. Kelas itu hening, tampaknya tak ada yang berani mengeluarkan suara.

"Karna tidak ada, Jayendra silahkan duduk di tempat yang kosong ya" Jayendra mengangguk, berjalan ke arah belakang, karna itu satu satunya tempat kosong sekarang.

"Okey class, miss keluar dulu, jangan ada yang ribut, tunggu guru selanjutnya dengan tenang" wali kelas baru Jayendra keluar, meninggalkan keheningan dan kecanggungan bagi Jayendra.

"Helloo, my name is Rendy, nice to meet you Jayendra" Jayendra tersenyum ke teman sebangkunya.

"Oh, nice to meet you to, Rendy"

"Anyway Jayendra, kenapa you pindah kesini? Ada perpindahan tugas orang tua? Or something? I think kita udah kelas 9, jadi aneh aja you pindah tiba-tiba" Jayendra tersenyum tipis saat mendengar cara bicara Rendy, terdengar lucu.

"Iya, Bokap mindahin kantor pusat kesini, jadi mau gak mau ikut pindah kesini, by the way, cara ngomong lo lucu" Rendy mendengus saat mendengar ucapan Jayendra.

"Ah, you jangan ngolokin i, sakit hati aku hahahaha, just kidding, but i emang jarang makai Bahasa Indonesia, disini biasanya cuman make bahasa inggris, sesekali guru yang ngajar bakalan pakai Bahasa Indonesia, di rumah pun biasanya kalau ngomong pakai bahasa Jawa, i ngomong bahasa Indonesia pas les tambahan aja, oh sorry, i ngomong panjang banget ya?" jelas Rendy yang juga meminta maaf diakhir karna merasa terlalu banyak berbicara, Jayendra menggeleng.

"Enggak, gue suka denger cerita lo, tapi sorry lo Chindo?" Rendy mengangguk.

"Ketara banget ya? Baba pure China, but Mama udah campuran China Indonesia, and how about you? Kamu campuran juga kan? Muka mu kayak campuran" Jayendra mengangguk.

"Ada campuran Korea sedikit, Kakek dari Nyokap orang Korea" Jayendra senang, setidaknya hari pertama sekolah, ia sudah mendapat teman.

Dear Abang {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang