|2.5| Jangan bertele-tele, Jeffry!

1.8K 257 10
                                    

Jeffry menggeram frustrasi, ia kecewa karna tak dapat mencegah ayahnya untuk pergi.

Jeffry tak punya apa-apa untuk melarang Ayahnya, ia tak punya bukti yang kuat untuk melawan sang Ayah. Jeffry meremat rambut nya kuat, merasa bodoh karna tak dapat melindungi adiknya, Jeffry bimbang, ia harus segera mengumpulkan bukti perbuatan Ayahnya, lalu membawa adik semata wayangnya pulang, tetapi, bagaimana dengan jadwal perkuliahannya yang padat?

~*~

"Bunda, Jeje mau cuti kuliah dulu, Jeje mau menemani Nana di Surabaya" Jeffry berbicara saat ia dan Bundanya selesai melakukan makan malam.

"Boleh saja, tapi, apa Jeje tak merasa sayang akan hal ini? Sebentar lagi Jeje akan menyelesaikan ini, bukankah lebih baik Jeje menyelesaikannya dulu, baru menemani Nana di Surabaya? Jeje juga bisa tinggal disana, tanpa harus memikirkan perkuliahan" entah untuk keberapa kalinya Jeffry menghela napas.

Jeffry sebenarnya juga ingin segera menyelesaikan kuliahnya, tapi ia takut, akan terjadi hal yang tidak-tidak kepada Jaemin.

"Jeje, takut Bunda" Airin terdiam, ia juga takut, tapi ia berusaha meyakini dirinya, bahwa sang mantan suami, tak akan berani mengambil tindakan lebih.

~*~

"Kau senang? Dapat kabur dari sini untuk beberapa saat?" Surya tertawa remeh kepada Jayendra. Jayendra hanya mampu menggigit bibir, tak tau harus melakukan apa, ia baru saja sampai di rumah yang ada di Surabaya, ia bahkan belum duduk di kasur nya.

"Dikurung begitu saja, langsung jatuh sakit, kau lelaki atau bukan? Lemah sekali" Jayendra masih diam, mendengarkan ucapan-ucapan pedas sang Ayah.

"Inilah akibat ibumu yang selalu memanjakanmu, jalang itu memang tak becus mengurus anak"

Jayendra naik pitam, ia tak suka saat Bundanya direndahkan seperti ini.

"JAGA UCAPAN ANDA! BUNDA SAYA ADALAH ORANG YANG PALING BAIK DI DUNIA INI!" Jayendra yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara, Jayendra tak tahan dengan bualan Surya.

"Haish, berani sekali kau meneriaki ku? Apa ini yang diajarkan oleh jalang itu kepadamu? IYA?" Napas Jayendra tersenggal-senggal, ia tak dapat bernapas dengan baik.

"Lihat? Kau bahkan tak lebih dari seorang remaja yang memiliki banyak penyakit! Ck menyusahkan saja!" Surya menatap Jayendra remeh.

"Kalau memang saya menyusahkan dan memiliki penyakit, mengapa anda tak membunuh saya? Lebih baik saya mati dari pada harus hidup dengan lelaki tua tak tau diri seperti anda!" Jaeyendra naik ke lantai dengan kaki yang di hentakkan, ia marah, tapi tak bisa melampiaskannya.

Jayendra merasa asing dengan dirinya dan Ayahnya, Jayendra bukanlah tipe anak pembangkang, tapi ketika bersama Ayahnya, jiwa pemberontak Jayendra selalu berteriak.

"Kau benar-benar ingin ku bunuh?"

Dear Abang {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang