Jayendra melangkahkan kakinya menuju sekolah, hampir seminggu ia tak menginjakkan kakinya kesekolah ini.
"Loh? You masuk Na ?" Rendy terkejut saat melihat Jayendra memasuki kelas. Jayendra tersenyum lalu mengangguk. Rendy ikut tersenyum senang, tapi matanya terfokus pada bekas kemerahan dipipi Jayendra, tampak seperti bekas tamparan, tapi apakah benar? Rendy menggelengkan kepalanya, berusaha berpikiran positif.
"You kemana aja? Seminggu gak masuk sekolah, disamperin kerumah sakit, katanya dah pulang, disamperin ke rumah, gak ada orang, di telfon, gak aktif" Jayendra tertawa.
"Ya maaf, kemarin gue pulang ke Jakarta, makanya rumah kosong, terus gue juga lupa bawa HP" Rendy mengangguk, lalu membiarkan Jayendra duduk.
"BTW, lo gak bawain oleh-oleh gitu buat i? Dari Jakarta loh?" Jayendra menggeleng, tak menyalahkan Rendy yang meminta oleh-oleh, karna memang Rendy tak tahu, jika Jayendra ke Jakarta untuk melarikan diri.
"Oh ya, ini daftar tugas selama You izin, biar nanti gak ketinggalan nilai, pinter-pinter aja You baca tulisan i, soalnya tulisan i terlalu cakep" Jayendra tersenyum, menatap kertas yang ada ditangannya. Setidaknya, ada orang yang masih peduli kepadanya.
~*~
Jayendra mendobrak pintu rumah yang terkunci, padahal Jayendra yakin, ada orang di dalam rumah, karna mobil sang Ayah terparkir di halaman rumahnya.
Tak lama pintu itu terdobrak, menampilkan Ayahnya dengan penampilan berantakan dan seorang wanita yang tengah terduduk lemas di atas sofa, dengan tubuh yang hanya terbalut selimut.
Jayendra hanya diam, menatap itu semua, sudah malas untuk memberitahukan Ayahnya jika yang beliau lakukan adalah hal yang salah.
"Saya tak peduli, dengan apa yang anda lakukan, jika anda ingin bermain dengan jalang-jalang seperti itupun, saya tidak peduli, tapi bisakah anda mencari tempat lain? Saya mohon, jangan buat rumah ini semakin kotor, karna anda melakukan hal yang tidak senonoh, apakah uang anda tidak cukup hanya untuk membayar sebuah hotel? Anda kekurangan uang? Perlukah saya yang memberikan anda uang? Syukurnya, Bunda saya, masih setia mengirimkan saya uang setiap minggu, jika hanya sekedar membayarkan anda satu kamar hotel, tampaknya lebih dari cukup"
Jayendra berjalan cepat ke arah kamarnya, menutup pintu dengan keras, lalu membuang tasnya ke sembarangan arah.
Mengapa semakin lama, Jayendra merasa semakin tak nyaman berada disini?
~*~
Jayendra tak keluar dari kamar, ia tetap berada di dalam kamar, untungnya ia masih memiliki roti yang ia beli di kantin tadi siang, dan ia juga selalu meletakkan air putih di meja belajarnya.
Jayendra menatap buku yang ada didepannya, perlahan air mata jatuh kebuku yang berwarna putih bersih itu.
Jayendra tak pernah berharap, jika keluarganya mengalami hal seperti ini, Jayendra tak pernah bermimpi jika keluarganya akan hancur, tapi mengapa malah menjadi seperti ini? Bundanya jauh, Abangnya pun begitu, Ayahnya terasa asing, dan selalu membawa wanita berbeda hampir setiap harinya.
Jayendra lelah.
Jayendra ingin pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/198234118-288-k549363.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abang {Na Jaemin}
Roman pour Adolescents"Bang, Nana mau pulang" -Jayendra Naresh Mahesa Na Jaemin Lokal FanFiction _____________________________________________ Start: 5 Agustus 2021 Finish: 29 Januari 2025 Cover: Search in:pinterest Edit:amelia kholidia Story by: Amelia Kholidia Bukan ma...