|1.5|awalan baru

2.1K 300 12
                                    

Jayendra tersenyum senang, saat ia melihat motor sang abang sudah berada di depan gerbang sekolahnya.

"Nana kira Ayah yang jemput" ujar Jayendra saat sudah berada di depan Jeffry.

"Ayah gak bisa jemput, jadi abang yang jemput, gak papa kan?" Jayendra tersenyum lebar lalu mengangguk semangat.

"Gak papa! Nana suka di jemput bang Je" Jeffry tersenyum, lalu memasangkan helm ke kepala Jayendra.

"Nyampek gak?" Jayendra mengangguk, ia tak sependek itu, walaupun motor sang abang sangat tinggi, tapi Jayendra masih bisa naik keatasnya dengan mulus.

"Dadah Nana" Harsa yang masih di depan gerbang menunggu jemputan melambaikan tangan, disambut dengan lambaian tangan juga oleh Jayendra. Jeffry tersenyum tipis, lalu menghidupkan motornya. Membunyikan klakson saat melewati Harsa dan Jevara.

"Kita makan dulu ya?" Teriak Jeffry, takut-takut Jayendra tak dapat mendengar ucapannya, Jayendra hanya mengangguk.

Tak lama mereka sampai di penjual nasi goreng, Jeffry memilih makan disana, karna Jayendra sangat menyukai nasi goreng.

"Nasi goreng originalnya dua ya bang, sama es teh nya dua" pesan Jeffry.

Jayendra hanya diam, memainkan handpone abangnya.

"Nana dapet kartu dari Ayah?" Tanya Jeffry, Jayendra mengangguk, lalu mematikan handpone abangnya.

"Iya dapet, udah Nana pake sedikit buat makan di kantin tadi" Jayendra mengangkat tangannya, bergerak untuk mendekatkan jari telunjuk dan jempolnya tanpa membuat kedua jari itu menyatu (🤏)

"Ooh gitu, Nana udah check saldonya?" Jayendra menggeleng, menikmati nasi gorengnya yang telah tertata di atas meja.

"Belum, Nana baru dikasih kemaren, Nana males ke ATM buat lihat" Jeffry mengangguk, ikut menikmati nasi gorengnya. Makan berdua dengan sang adik adalah hal yang disuka Jeffry, walaupun mereka terpaut umur cukup jauh, tapi itu tak membuat Jeffry malas mengajak Jayendra melakukan sesuatu.

"Nanti Nana beli HP ya? Sama bang Je" kening Jaemin berkerut, beli HP? Untuk apa?

"Buat apa? Kan sama Bunda belum boleh, takut disalah gunain sama Nana" ya, benar, walaupun Jayendra hidup berkecukupan, Jayendra belum memiliki gadget sampai sekarang. Bundanya hanya takut, Jayendra tak dapat memilah dengan baik apa yang ia konsumsi dari gadget. Selama ini Jayendra hanya akan meminjam gadget milik sang Bunda atau Abangnya, dan Jayendra tak pernah mempermasalahkan itu, ia nyaman-nyaman saja.

"Itu dulu, sekarang Nana butuh" Kening Jayendra semakin berkerut. Apa karna ia tinggal bersama sang Ayah, dan tak lagi bisa meminjam handpone Bunda atau Abangnya jadi ia dibelikan handpone sendiri?

"Butuh buat apa?"

"Ya, minta tolong mungkin? Kalau Nana butuh sesuatu? Bisa telfon bang Je, atau Bunda, atau orang orang terdekat Nana" Jayendra menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Tapi kan Nana tinggal sama Ayah? Kenapa Nana butuh minta tolong? Emang Ayah bakal ngapain?" Tanya Jayendra, Jeffry mengangkat bahunya, meminum es teh miliknya perlahan, lalu menghabiskan suapan terakhir nasi gorengnya.

"Gak tau, mungkin aja Ayah yang bikin Nana harus minta tolong sama orang".

Jayendra hanya diam, menyerap semua perkataan Jeffry.

Tak mungkin Ayah bisa berbuat jahat sampai-sampai harus membuat dirinya meminta pertolongan.

Benar bukan?

~*~



Dear Abang {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang