3.7| Senyuman itu kembali

716 48 0
                                    

Jeffry kembali kerumah dengan wajah yang berseri-seri. Tak ada yang dapat menggambarkan perasaan Jeffry hari ini, yang jelas pria itu merasa sangat senang.

Adiknya akhirnya dapat kembali kedalam pelukannya, kedalam pandangannya, ia tak perlu merasa khawatir lagi akan diri Jayendra yang terlalu jauh untuk ditatap mata.

"Je pulang" teriak nya saat sampai di rumah.

"Bang Je, Nana dan bunda didapur" terdengar teriakan Jayendra ikut mengudara, Jeffry kembali tersenyum dan mengambil angkah cepat kearah dapur.

"Widih, lagi pada buat apa?" tanya Jeffry saat melihat Jayendra dan bundanya sedang memanggang sesuatu didalam oven. Semenjak Jayendra kembali dari Surabaya dan melaksanakan homeschooling, remaja itu jadi menemukan hobi baru, yaitu memasak. Setiap hri Jayendra akan mempelajari resep baru bersama sang bunda.

"Nana belajar buat cookies lima menit lagi matang, abang harus coba cookies buatan Nana, kalau enak Nana mau buka Nana's bakery" Jeffry tertawa saat mendengar celotehan Jayendra.

"Iya-iya nanti abang cobain"

"Oh ya bang, gimana hasil sidangnya? kamu belum ngabarin apa-apa loh" Jeffry menatap Airin yang tengah melepas celemek yang terpasang ditubuhnya.

"Ah ya, Abang lupa bun, syukurnya kita menang bun, Nana bakalan tinggal sama kita untuk selamanya" Airin tersenyum, Jayendra sudah bersorak girang.

Siapa yang tak senang saat sudah terbebas dari rumah yang sangat horror itu?

"Berarti Nana gak akan tinggal sama ayah lagi kan?" Jeffry menggangguk, Jayendra sontak berlari untuk memeluk tubuh Jeffry.

"Abang terima kasih karena sudah mau memperjuangkan Nana" Jeffry membalas pelukan Jayendra erat. Ia menggigit bibirnya kuat. Jeffry ingin menangis!

"Sama-sama Nana, sama-sama" Airin menghapus air matanya kasar, hah ternyata anaknya sudah dewasa.

"Sudah sedih-sedihnya, cookies buatan Nana sudah matang, ayo cobain" Airin membawa cookies ditangannya dan memberikannya kepada Jayendra dan Jeffry.

"Yeay, ayo kita makan cookies sebagai perayaan Nana pulang!"

~*~

"Nak Jayendra kapan ujian sekolahnya?" Yono, Ayah Syana berkunjung kerumah Jayendra sebelum pulang ke Surabaya. Katanya untuk mengucapkan terima kasih karena telah membantunya selama di Jakarta.

"Tanggal 28 Maret Kakung, ujiannya 5 hari" Yono mengangguk, ia meminum sedikit teh yang telah disediakan oleh Airin.

"Lusa berarti ya? gak mau bareng sama Kakung saja ke Surabaya?" Jayendra mengerjap, ia mau!

"Waduh gak usahlah Pak, nanti Nana merepotkan disana, biar nanti Nana pergi sama Abangnya aja" Airin hanya tak mau anaknya akan merepotkan orang lain.

"Walah kata siapa merepotkan? Saya malah senang, Syana juga katanya kangen dengan Nak Jayendra, gapapa ya saya bawa? nanti biar tinggal sama saya selama ujian, jadi abangnya cuma menjemput saja ke Surabaya" Jayendra menatap harap ke arah Airin. Ia juga rindu dengan Syana.

"Nana mau ikut Kakung?" Jayendra mengangguk semangat. Lagipula ia sudah kenal dengan keluarga Syana, Syana sekarang hanya tinggal dengan kedua orang tuanya, saudaranya yang lain sudah berkeluarga dan tinggal sendiri dengan keluarganya.

"Ya sudah, asalkan tidak merepotkan Kakung dan Syana" Jayendra mengangkat tangannya dan bersorak senang.

"Kakung berangkat jam berapa?" tanya Jayendra

"Nanti penerbangan jam 9 malam, sudah Kakung belikan tiket, soalnya tante mu itu maksa Kakung buat bawa kamu ke Surabaya"

"YESS"

Dear Abang {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang