Jayendra membuka matanya perlahan, ia tak tahu bagaimana kelanjutan kemarahan Ayahnya dan wanita asing itu, Jayendra lebih memilih untuk tidur, walaupun di luar kamarnya sedang terjadi pertengkaran hebat.
Jayendra menghela napas, membersihkan diri dan bersiap untuk pergi ke sekolah, tak butuh waktu lama, hanya sekitar tiga puluh menit, Jayendra sudah siap dengan baju seragam lengkap.
Jayendra berjalan ke arah dapur mengambil dua buah roti dan menumpuknya tanpa selai, Jayendra menghabiskan dengan cepat roti miliknya, lalu meminum segelas air hingga tandas.
Apapun yang terjadi nanti, Jayendra harus membeli makanan, setidaknya selai untuk menemaninya memakan roti, agar tidak terlalu hambar.
~*~
[Warning]
Bakalan banyak gunain bahasa jawa kalau ada yang salah, tolong diperbaiki, aku ada darah jawa, tapi gak terlalu bisa bahasa jawa, mohon kerja sama nya~*~
"Kenalin, namanya Liu Yalsane, biasanya dipanggil Yalsa, kemarin dia gak masuk karna belum ngerjain tugas" Jayendra tersenyum kepada manusia yang kata Rendy bernama Yalsa.
"Gue Jayendra" ujar Jayendra memperkenalkan diri, Yalsa tampak membalas senyum Jayendra.
"Yalsa, oh kowe toh sing jenenge Jayendra, kemaren, Rendy ngomong karo aku, katanya enek kanca anyar. Kamu anak kota ya? Kenapa pindah kesini? Di Jakarta enak toh?" Jayendra tertawa saat mendengar Yalsa berbicara, padahal dari wajahnya, tampak sekali bahwa darah China mengalir ditubuhnya tetapi logat Jawa sudah melekat sekali pada remaja itu.
[Yalsa, oh kamu yang namanya Jayendra? Kemaren, Rendy cerita, katanya ada temen baru. Kamu anak kota (Jakarta) ya? Kenapa pindah kesini? Di Jakarta kan enak]
"You ngerti apa yang dia bilang? You baru disini, kalau emang gak ngerti pas kami ngomong bahasa Jawa, bilang aja" Jayendra mengangguk, ia paham sedikit bahasa Jawa, karna Harsa ada keturunan Jawa dan tergolong sering berbahasa Jawa, jadi Jayendra tau makna beberapa kata.
"Gak papa entar kalau gak ngerti gue tanyain, anyway gue pindah kesini karna ikut Ayah" Yalsa mengangguk, dan tiga remaja itu melanjutkan acara makan mereka.
Jayendra yang menatap makanan di depannya terdiam. Membuat Rendy menatap Jayendra aneh.
"Whats wrong?" Jayendra menggeleng.
"Eh, kalian tau supermarket deket-deket sini gak?" Rendy dan Yalsa mengangguk.
"Gak deket banget sih, tapi nek kowe gelem, yo tak anterin, gak jauh kok, deket" ujar Yalsa, Jayendra mengangguk semangat.
[Gak deket banget sih, tapi kalau kamu mau, ayo ku antarkan, gak jauh kok]
"Nanti habis pulang sekolah anterin gue ya! Gue mau belanja, hehehehe"
~*~
"Allahuakbar! Kowe blanja wakeh eram? Arep buka warung po piye?" Rendy menatap kaget ke trolly yang dibawa Jayendra, tak tanggung tanggung, Jayendra membeli banyak roti, selai, dan makanan ringan. Bahkan Jayendra juga membeli beberapa makanan kaleng dan beras.
[Allahuakbar! Kamu belanja banyak banget, mau buka warung apa gimana?]
Isi dapur rumah baru Jayendra benar benar kosong, untung saja kartu atm Jayendra tetap diisi oleh sang Ayah. Bundanya juga ikut mengiriminya uang, bahkan Jeffry yang hanya bekerja sebagai penyanyi di sebuah cafe ikut mengiriminya uang juga.
Jayendra tak kekurangan uang, tapi ia selalu merasa kosong.
"Dapur rumah gue kosong, jadi Ayah nyuruh gue belanja, soalnya Ayah gak sempet buat belanja" bohong, Jayendra berbohong, Ayahnya bahkan tak tahu jika sang anak sering merasa kelaparan saat dirumah sendiri.
"Duit mu cukup kan? Maap ya kalau gak cukup, aku gak bisa nambahin, duit ku tinggal dua puluh ribu" Jayendra tertawa mendengar ucapan Yalsa, Jayendra tak akan berani mengambil barang sebanyak itu, jika ia tak memiliki uang.
"Tenang aja, duit gue cukup kok" Jayendra mendorong trolly belanjanya ke arah kasir, lalu membayar belanjaannya.
~*~
Jayendra membawa belanjaannya perlahan masuk kedalam rumahnya, mobil sang Ayah sudah ada di halaman depan, menandakan sang Ayah sudah pulang. Jayendra menata perlahan belanjaannya di dapur, jika sedang begini, Jayendra jadi ingat sang Bunda, Bunda selalu melakukan hal ini saat selesai belanja bulanan.
Setelah selesai menata belanjaannya, Jayendra berjalan ke arah kamar. Jayendra berhenti, saat menghirup aroma yang asing dari kamar Surya.
Jayendra mengintip sedikit dari pintu kamar Ayahnya.
'Ayah......'
Ayahnya, lagi lagi mencium wanita yang berbeda. Disekeliling Surya juga bertebaran botol, yang Jayendra tak tahu pasti itu botol apa, tapi yang pasti Jayendra benci akan hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abang {Na Jaemin}
Teen Fiction"Bang, Nana mau pulang" -Jayendra Naresh Mahesa Na Jaemin Lokal FanFiction _____________________________________________ Start: 5 Agustus 2021 Finish: 29 Januari 2025 Cover: Search in:pinterest Edit:amelia kholidia Story by: Amelia Kholidia Bukan ma...