3.2|Abang, Nana mau pulang

1.4K 175 8
                                    

Jayendra menangis pada panggilan itu, Jayendra terlalu lelah, tapi merasa tak memiliki tempat untuk berkeluh kesah.

'Ya Allah Nana, kenapa dek? Kamu diapain?' Jayendra masih menangis sesenggukan, ia tak sanggup untuk menjawab pertanyaan Abangnya.

"Nana, capek, Abang jemput Nana ya? Nana mohon, Nana mau pergi dari sini" ujar Jayendra setelah hampir sepuluh menit menangis.

'Iya, Abang jemput, Nana tunggu ya?'

"Nana tunggu tapi abang bawa Bunda juga ya? ada yang harus diurus" Jayendra memutuskan sambungan telefon, Jayendra bingung, apa yang harus ia lakukan? Kalian tidak lupakan? Jayendra hanya seorang remaja labil yang tak tahu harus melakukan apa, ia tak tahu ini perbuatan yang benar atau salah, ia tak tahu imbas apa yang akan terjadi dimasa depan.

Jayendra sebenarnya bingung, apakah keputusan membawa Bundanya ikut serta adalah hal yang benar? karena bagaimanapun ibu tiri Jayendra tidak ada sangkut pautnya dengan Bunda. Bunda memang orang baik, Jayendra tahu itu tapi apa Bunda akan baik-baik saja ketika tahu Jayendra akan meminta tolong menyelamatkan kehidupan ibu tiri? Pasti rasanya sangat sulit sebab ibu kandung mana yang akan merasa rela jika anaknya begitu menyayangi seorang ibu tiri? tapi tak ada yang bisa dilakukan lagi, Jayendra harus tetap membawa Bundanya ikut serta agar ibu tirinya bisa selamat dari kekejaman sang ayah.

"Nana harap, masih ada waktu"

~*~

Tengah malam, Jayendra mendapat telfon dari Jeffry, katanya, Jeffry baru saja sampai di bandara, dan bertanya, dimana Jayendra sekarang.

Jayendra menjawab, ia tengah dirumah sakit, yang sontak membuat Abang dan Bundanya panik tak karuan.

"Adek?" Jayendra menatap Bunda yang berlari mendatangi nya, Jayendra memeluk Bundanya erat, menangis didalam pelukan itu, tak ada tempat kembali yang terasa begitu menenangkan selain pelukan seorang Ibu.

"Bunda, Nana takut, Nana takut Bunda" hanya kata itu, yang terlontar dari bibir Jayendra, rasa ketakutan memeluknya, rasa cemas seolah menyelimutinya.

"Duduk dulu ya sayang? Cerita semuanya sama Bunda" setelah Jayendra tenang, Airin membawanya untuk duduk, Jeffry hanya memilih diam, ia tak tahu apa yang menyebabkan adiknya jadi sehancur ini.

"Bunda, bisa gak Bunda mengembalikan Tante Syana ke orang tua nya?" Airin dan Jeffry terkejut? Tentu saja.

"Tante Syana?" Ulang Airin, Jayendra mengangguk, ia menceritakan segalanya, dari awal mengapa Ayahnya bisa menikahi Syana, sampai dimana pertengkaran hebat terjadi yang mengakibatkan Syana hampir keguguran.

"Nana bingung Bunda, maaf kalau ini menyinggung Bunda, tapi Nana sayang sama Tante Syana, tapi Bunda gak perlu khawatir, Nana jauh lebih sayang sama Bunda, Nana bingung gak mungkin Nana yang mengantarkan Tante Syana kerumahnya" Airin tertegun, ia tak marah kepada Jayendra, malah ia ingin berterima kasih kepada Syana karna sudah mau menerima anaknya.

"Jadi, Nana mau Bunda yang mengantarkan Tante Syana pulang, dan ngasih tau alasannya ke orang tua Tante Syana?" Jayendra mengangguk.

"Setelahnya, Nana mau ngapain?" Jayendra diam.

"Nana mau ikut Bunda, Nana gak mau ikut Ayah, boleh kan Bunda?"

Dear Abang {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang