3.3|Kepulangan Syana

1.1K 141 0
                                    

"Syana ya? Saya Airin, Mama kandung Jayendra" Syana tersenyum tulus kearah Airin.

"Iya benar, Saya Syana, emmm" Airin tersenyum saat melihat Syana yang kebingungan bagaimana untuk memanggilnya.

"Panggil Mbak aja Syana" Syana mengangguk. "Iya Mbak, Saya Syana".

Pagi ini, Airin kembali kerumah sakit, Syana sudah diperbolehkan untuk pulang, jadi Airin lah yang menjemput, sekalian mengantarkan Syana pulang kerumah orang tuanya.

Jika kalian bertanya, mengapa Syana tidak pulang seorang diri saja? Mengembalikan seseorang, harus ada adabnya kan? Dan anggaplah, disini Airin yang mewakili mantan suaminya, untuk memulangkan Syana.

"Ayo Syana, Mbak antarkan kamu pulang kerumah orang tua mu" Syana mengangguk sekilas, lalu mengambil tas yang tak terlalu besar, itu adalah perlengkapan yang dibawa Jayendra tempo hari.

"Nana dimana Mbak?" Airin tertegun, ternyata Syana dan Jayendra cukup dekat.

"Lagi sekolah, dia mau perpisahan sama temennya katanya, kan besok udah mau ikut saya pindah ke Jakarta lagi" Syana kembali mengangguk mendengar ucapan Airin, jujur saja, Syana merasa lega, setidaknya Jayendra tak tinggal dirumah itu lagi.

"Jujur Mbak, Saya seneng kalau Nana diasuh sama Mbak, Mas Surya gak becus ngurusin anak Mbak, kalau Nana terus tinggal sama Mas Surya, takutnya malah hancur" Airin mengangguk, sebenarnya Airin menyesal mengapa tak bertindak keras kepada Surya agar membiarkan Jayendra tinggal bersamanya.

"Iya Syana, Saya gak akan ngebiarin hal itu terjadi, Saya akan memastikan Nana hidup dengan baik" Syana tersenyum mendengarnya, Syana benar-benar lega.

~*~

"Maaf Pak, Buk, kedatangan Saya kemari, mewakili Mas Surya, untuk  mengembalikan Syana kepada Bapak dan Ibu" Orang Tua Syana terkejut mendengar pernyataan Airin, apa maksud Airin?

"Maksud nak Airin apa?" Tanya Ibu Syana, memastikan tujuan Airin tidak salah.

"Maaf Bapak Ibu, sejujurnya Saya tidak memiliki hak untuk bercerita tentang rumah tangga orang lain, yang jelas, Syana tidaklah hidup dalam keluarga yang sehat, mereka tak lagi dapat melanjutkan pernikahan ini, sehingga Saya datang untuk mengembalikan Syana kepada Bapak dan Ibu" Ayah Syana tentu marah, tapi lebih memilih untuk tetap bersikap tenang.

"Surya, kemana dia?" Airin menggeleng tanda tak tahu dimana keberadaan Surya.

"Sekali lagi, Saya minta maaf atas semua yang telah dilakukan Mas Surya, kalau pun Bapak dan Ibu mau melaporkan Mas Surya karna sudah melakukan kdrt, tidak apa-apa, perjuangkan hak Syana Pak Buk, dan Saya juga mohon pamit pada Bapak dan Ibu, Saya ada sedikit urusan" Airin pamit, membiarkan Syana menjelaskan hal apa yang telah ia alami kepada kedua orang tuanya, yang jelas tugas bagian Airin telah selesai, Syana telah dipulangkan.

~*~

"Cok? kowe sekolah urung enek dua bulan , wes arep pindah? waras?" Jayendra tertawa mendengar ucapan Rendy.

"Gue pindah homescooling di Jakarta, tapi nanti ujian kelulusan gue balik kesini, soalnya gue ujian disini" Rendy dan Yalsa mendesah kecewa.

"ngopo ra diselesaike neng kene ae sih? nanggung loh bulan depan udah UN" Tanya Yalsa, Jayendra hanya tersenyum samar.

"Gakpapa, ada hal yang bikin gue gak mungkin nyelesaiin sekolah disini, jadi gue harus pindah ke Jakarta, tapi karna udah kelas 9, sekolah disana udah gak ada yang nerima, so terpaksa Bunda nge homeschoolingin gue" Rendy dan Yalsa mengangguk, mereka paham ada hal yang tidak bisa dibagikan Jayendra kepada mereka, mungkin masalah keluarga atau semacamnya.

"Ya udah sih, masih ada HP, kalau kangen tinggak telfon, gak perlu melow-melow gini ah" Rendy dan Yalsa tertawa, begitu juga dengan Jayendra, tertawa, seolah tak ada beban di pundaknya.

"Pokoknya jangan lupain kita, and you take care of your health in Jakarta, pokoknya nanti pas ujian kowe harus kesini, terus nanti kita main bareng!" Jayendra mengangguk, menerima pelukan teman-temannya.

Ah, Jayendra akan merindukan ini.

Dear Abang {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang