~4~

4.2K 562 25
                                    

.

.

Enjoy

.

.

Renjun menghentikan langkah ketika sayup-sayup pendengarannya menangkap seseorang sedang bercakap santai, suaranya sangat rendah dan dia bisa mengenali dengan jelas siapa pemilik suara ini.

Cowok ini bersembunyi di sebalik pilar panjang, tak lama terdengar suara langkah kaki, dua orang muncul, keduanya saling merangkul satu sama lain sembari tertawa, tak lama muncul satu orang pemilik rambut Pink, setengah berlari mengejar dua orang tadi.

Sial!! Jantung Renjun seperti mau meledak, hanya mendengar suaranya saja sudah berhasil membuat tubuh Renjun lemas, seolah-olah tulang di tubuhnya copot dari masing-masing engsel.

Baru mendengar suaranya, apalagi kalau Renjun melihat senyumnya, apalagi saat si pemilik rambut Pink tersenyum kepadanya, dunia seperti berhenti saat itu juga.

Cowok ini masih setia menatap punggung yang kian menjauh itu, sayup-sayup ia bisa mencium aroma parfumnya, benar-benar memabukan.

Dan sedetik berikutnya, jantung Renjun nyaris mencelos dari tempatnya ketika si rambut Pink menoleh ke belakang, menoleh ke arahnya dengan senyum lebar, tak lupa melambai kecil berharap lambaianya akan di balas, tapi sayang Renjun terlalu kaku untuk melakukan itu.

Kacau!

Tak jauh beberapa meter dari sana, Jeno nampak tenang di bangku koridor, menikmati humor dari Yuta dan kawan-kawan. Namun keterfokusanya teralihkan ketika si pemilik rambut Pink berjalan tak jauh darinya.

Berlari kecil mengejar dua temanya yang terlihat meninggalkannya, cara dia melangkah kecil dan gerakan larinya benar-benar menggemaskan.

Dengan rambut Pink miliknya, Jeno bisa menemukan keberadaan si Crush dengan cepat, rambutnya terlalu mencolok diantara warna lain, dan bagi Jeno rambutnya seperti permen kapas yang sangat manis, Jeno benar-benar jatuh cinta.

" si Renjun dari mana tuh" celetuk Doyoung.

Atensi semua orang langsung tertuju pada orang yang semakin mendekat.

" si Renjun tuh gitu orangnya sombong banget" celetuk Yuta.

" coba di ulang, ntar dapet piring cantik" Renjun

" wah si Renjun ngelawak coy" Lucas yang bersuara

" ngelawak matanya" celetuk Renjun lalu masuk kelas. Anak-anak cowok kecuali Jeno ikut masuk kelas dan duduk di bangku masing-masing.

Sementara Jeno masih di tempat, menatap pintu kelas si rambut Pink berharap ia akan keluar kelas, rasanya tuh Jeno beneran suka sama dia, bisa dibilang ya suka pada pandang pertama gitu.

Kejadianya terlalu cepat dan Jeno tidak terlalu ingat, yang jelas dia suka dengan si rambut Pink.

" Bu Pur gak ada?" tanya Taeyong pada Renjun.

Renjun berhenti di depan kelas " jadi BU Pur gak dateng hari ini, tugasnya nyusul di G Classroom" jelasnya.

Anak-anak terpekik senang, berbondong-bondong membereskan barang-barangnya.

" kantin woy" teriak Jeno dari ambang pintu.

" kemaren yang janji mau traktir baksonya bang bambang siapa sih woy, seriusan nih nanya" celetuk Renjun.

" anjay di tagih dong" Yuta.

" bedain mana bercanda mana serius dong" Jeno

" kalau gak mampu gak usah sok bilang traktir-traktir, basi banget" Renjun

Doyoung menepuk pundak Renjun pelan " astaga berisik banget, kuy lah kanten, aku yang traktir"

Renjun berdecih " hem makaseh lah" jawabnya kemudian duduk di bangkunya.

Jeno dan teman-teman langsung bergegas ke kantin, berjalan beriringan menuruni anakan tangga, ya sedikit membuat heboh kelas lain, mengingat saat ini sedang jam belajar mengajar.

" woy mau kemana?" tanya Doyoung saat Jeno berbelok.

Jeno tersenyum kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal " mulai sekarang kalau ke kantin lewat sini aja, lebih deket"

Yuta memukul pelan kepala Jeno " deket dari mananya bangsul, gak usah nambah-nambah perkara deh"

" ya kalau kalian mau lewat sono ya tinggal, orang aku mau lewat sini" Jeno

" si bambang, lagi Pms apa gimana sih" Doyoung.

Yuta menghela nafas pelan " karepmu lah wes"

Jeno berjalan melewati koridor yang nyatanya akan memakan waktu lebih banyak untuk sampai ke kantin, yang nyatanya bakal nguras tenaga lebih banyak dan dia melakukan itu supaya bisa ~

" eh bu Lia" sapa Jeno bersamaan dengan seorang guru yang hendak keluar kelas, menyalami dengan senyum lebar, padahal Bu Lia sedang menatapnya dengan penuh curiga, masalahnya koridor yang sedang Jeno tapaki malah lebih dekat dengan parkiran dari pada kantin.

" ngapain keluyuran sampai sini?" tanyanya

Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal " jalan-jalan aja sih bu hehe" ucapnya diakhiri kekehan.

" awas aja kalau mau bolos"

" ya allah, ibu mah penuh curiga mulu"

" tadi siapa yang mau bantuin ibu ke ruang guru ambil buku?"

Kejadiannya terlalu cepat buat Jeno, secepat kilatan cahaya, si pemilik rambut Pink tiba-tiba keluar kelas, menampakan diri kemudian mengikuti kemana Bu Lia pergi, terlalu cepat bagi Jeno juga untuk mengetahui siapa namanya.

" ternyata indah juga namanya"

.

.

" makasih ya udah nganterin" kata Renjun manis, jelas saja hanya untuk si dia.

Cowok yang di atas motor mengangguk disertai senyum yang tak kalah manis " sampai jumpa besok, jangan sampai terlambat, anak OSIS gak boleh telat loh"

Renjun merotasikan bola matanya " iya, bawel banget"

Sekali lagi cowok itu tersenyum kemudian menarik pedal gas pelan, lalu mulai meninggalkan pekarangan rumah.

Renjun masuk rumah dengan membuka pintu pelan kemudian menutupnya pelan pula

" siapa?"

Renjun terlonjak kaget, matanya melotot " bangsad sejak kapan disini woy!" seru Renjun mendengar pertanyaan yang tiba-tiba itu, jantungnya seperti mau meletus rasanya, tangannya pun tak lupa mengusap dada pelan.

" siapa tadi?" tanya Jeno lagi

Cowok yang lebih mungil menghentakkan kaki pelan " kepo banget, terus ada urusan apa kamu kemari, gak ada kerjaan banget deh"

" nih bakso yang udah tak janjiin" Jeno menunjukan kantong kresek hitam di tangannya.

" aku kira ucapan mu gak bisa di percaya"

" heh mulut ya"

Renjun duduk di depan meja makan, sementara Jeno sedang menyiapkan bakso tadi.

" hoby banget dateng ke rumah, kaya gak punya rumah aja" cibirnya sembari menyeruput kuah bakso.

Jeno merotasikan bola matanya " jahat banget"

" bodo amat ya"

TBC

From Whom To Whom [Jaemren]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang