~12~

3.3K 441 57
                                    

.

.

Tumben sekali Renjun menyapa orang-orang yang berjalan di sekitarnya, ia bahkan tersenyum membuat benak bertanya-tanya kenapa si mungil yang biasanya mara mere bisa semanis ini, dan semua orang setuju kalau senyumnya memang sangat manis.

Alasannya karna Jaemin, pagi tadi Jaemin menjemputnya ke rumah untuk berangkat sekolah bersama, tentu saja Renjun langsung berdandan serapi dan se wangi mungkin, dia tidak ingin membuat Jaemin malu berjalan bersamanya dan untung sekali hari ini Jeno tidak menginap di rumah.

Sebenarnya menjadi sorotan di pagi hari bukan hal yang Renjun sukai, orang-orang terlalu penasaran dengan hubungan keduanya, terlebih ini pertama kalinya juga melihat seorang Na Jaemin jalan berdua bersama Renjun, semua orang tau Renjun, cowok judes yang gak masuk kriteria buat di jadiin temen ya walaupun pinter sih, apalagi banyak kabar beredar kalau dia sering cekcok sama Jeno itu udah salah satu hal yang perlu di hindari. Tapi kali ini dia menjadi sorotan karna jalan berdua bersama si Pink.

Orang-orang itu hanya Kepo tentu saja.

Renjun dan Jaemin berpisah di pertigaan koridor, kelas mereka tidak searah dan tidak dekat, itu yang membuat Renjun uring-uringan setiap saat.

" berangkat sama si pink?" tanya Haechan kemudian menyamai langkah keduanya.

Renjun mengangguk " namanya Jaemin" tegas Renjun.

Haechan berekspresi seperti baru mengetahui namanya " ku rasa banyak orang menyukainya"

" benarkah! Itu tandanya banyak orang menyayanginya"

Melihat reaksi Renjun Haechan mengurungkan niat untuk memberitahu hal besar yang akhir-akhir ini mengusik hatinya, bukan maksud ingin menghancurkan hubungan Jeno dan Renjun yang terlihat lebih baik dari sebelumnya, Haechan hanya ingin tau bagaimana reaksi Renjun, tapi dia juga tidak ingin ikut campur urusan mereka berdua, terlebih tentang satu fakta jika keduanya menyukai orang yang sama.

" Renjun" panggil Haechan lagi.

Cowok mungil ini menoleh bahkan berbalik, ia baru sadar ternyata Haechan sudah tertinggal cukup jauh di belakang " kenapa?"

Haechan mengatakan ini sambil berjalan menghampiri Renjun " aku membicarakan orang lain, aku hanya ingin mendengar pendapatmu, jadi jika sahabatmu mencintai orang yang kamu cintai apa yang akan kamu lakukan, kamu akan memilih persahabatan kalian hancur atau tetap mempertahankan perasaan mu itu"

Satu kelegaan lolos setelah Haechan berhasil mengatakan serentetan kata-kata itu, kini ia hanya butuh jawaban dari Renjun. Tapi yang terlihat malah senyum manis miliknya, menampilkan deretan gigi putih nan rapi itu.

" pertama aku tidak mengerti apa maksud perkataan mu itu Chan, tapi kamu tau kan, aku tidak punya sahabat, ah pernah dulu, tapi dia merebut apa yang seharusnya aku miliki, jadi untuk sekarang aku tidak perduli dengan hubungan pertemanan karna nyatanya aku tidak punya teman, aku akan mempertahankan itu"

" tapi_"

" terdengar cukup egois memang, tapi rasanya melepaskan, merelakan dan mengiklaskan itu tidak semudah membalikan telapak tangan, rumit, dan butuh banyak waktu untuk menyembuhkan diri"

Senyum Haechan melebar dia mendekat ke arah Renjun kemudian memeluknya beberapa detik " aku puas mendengar jawaban mu" Renjun hanya menanggapi dengan smirk halus.

Dan ada rasa senang melihat Jeno sudah di kelas, sedang bercanda dengan teman-temanya, Renjun yakin hubungan dia dan kedua orang tuanya sudah baik-baik saja sekarang.

Renjun duduk di bangkunya, lalu mengeluarkan buku untuk pelajaran pertama. Dia butuh ketenangan, dia tidak ingin terlibat adu mulut dengan siapapun.

From Whom To Whom [Jaemren]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang