Hola... . .
.
.
Renjun membuka matanya perlahan, kamarnya sudah terang otomatis pagi sudah datang, hal kedua yang ia sadari adalah Jeno tidur di sofa sedangkan ia di atas ranjang, bagaimana bisa ini terjadi, persetan dengan itu Renjun kembali memejamkan matanya, terlambat ketika suara erangan halus terdengar.
Cowok ini memeluk moomin kesayangan sedangkan pandanganya menatap setiap jengkal pergerakan orang itu, mulai dari menggaruk perut, menggaruk kepala, meluruskan kaki, meluruskan tangan, mengerang lagi kemudian membuka kelopak matanya perlahan.
Pandangan keduanya bertemu beberapa detik sebelum bingkai pintu terbuka, kepala mama muncul di sana dengan senyum manis, wanita itu akhirnya berdiri di ambang pintu menatap satu-persatu remaja ini.
" Renjun jatah kamu belanja hari ini, Jeno tolong bantu dia" kata mama lalu keluar setelah menutup pintu.
Dua cowok ini kembali saling pandang " selamat pagi" erang Jeno.
"Hem" jawab Rejun malas. Pandangan Renjun mulai menyelidik " heh kok aku bisa tidur di sini?"
Jeno melirik " jangan pura-pura lupa"
" ha?"
Jeno merotasikan bola matanya " semalem yang jalan sendiri ke kasur siapa, ngedusel-dusel kaya anak anjing, yaudah deh aku yang pindah"
Renjun kembali mendesah " jangan bohong, jelas aku tidur di sofa semalam"
" kalau gak percaya juga gak papa, lagian aku juga gak perduli"
" ya! Terus ngapain kamu kemari, gak betah banget deh tinggal di rumah, perjanjian kita udah selesai" pungkas Renjun tiba-tiba
" berisik bawel" Jeno menarik selimutnya lagi lalu memejamkan mata.
" di bilangin malah ngeyel!" seru Renjun sembari melempar cowok satunya dengan bantal.
.
.
Jeno mulai mendorong troli belanjaan, di sebelahnya ada Renjun tentu saja yang sedang membaca catatan belanja, terlihat serius dengan kertas membuat tubuhnya harus di tarik supaya tidak menabrak orang di depanya.
Wah, ini sesi belanja yang entah keberapa kalinya bagi Jeno dan Renjun, mungkin ini akan jadi kegiatan terakhir, awalnya belanja dan melakukan kegiatan bersama seperti ini bukan hal yang berarti bagi keduanya, lagi-lagi kegiatan ini harus menjadi kegiatan yang berarti bagi Jeno suatu saat nanti, bukankah mereka seperti sepasang (isi saja sendiri)
Mungkin bagi Renjun ini adalah hal yang membosankan, tapi bagi Jeno ini adalah kegiatan yang tidak ternilai harganya, perasaan untuk Jaemin masih sama, dia menyukai pemuda berambut pink itu, tapi untuk sekarang Jeno ingin bersama Renjun.
Jeno ingin menghabiskan hari ini bersama Renjun, dia ingin mengajak Renjun makan bersama, jalan-jalan, nonton dan melakukan aktivitas yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, sejak awal Jeno sudah sering mengajak Renjun jalan bersama, sayang ya kalau bukan yang sepesial pasti di nomor duakan, Jeno juga baru tau kalau Renjun dan Jaemin sering keluar bersama, pantas saja Renjun sering pulang larut saat itu.
" hati-hati dong jalanya" Jeno menarik Renjun supaya tidak menabrak ibu-ibu.
Renjun menoleh " iya maimun" jawabnya sekilas lalu melangkah lebih dulu, Jeno menggeleng masih mengikuti kemana cowok itu melangkah.
" ambil tuh" tunjuk Renjun. " yang itu juga" "eh bukan yang itu, sebelahnya" " Jeno itu, gak nyampe nih tangan aku" bla-bla bla.
Kalau di rasakan lagi, belanja bareng Jeno kaya gini asik juga, Renjun bisa nyuruh-nyuruh Jeno ngambil ini itu, nyuruh dia dorong troli, dan Renjun gak perlu repot bawa kantong kresek ke mobil, semuanya udah di urus sama Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Whom To Whom [Jaemren]✅
Fanfiction[Complete] Bxb Renjun menerima tawaran Jeno untuk membantunya membuat kan surat yang sejatinya akan Jeno tujukan khusus untuk orang yang dia suka. Tapi apa jadinya kalau surat itu ternyata untuk orang yang selama ini Renjun campakkan? Dan Haechan ti...