~End~

5.9K 437 40
                                    

Enjoy.

.

.

.

Hari baru dengan suasana baru, biasanya Jeno akan mampir ke loker milik Jaemin menyelipkan surat, tentu saja ada Renjun yang akan menemani, sengaja datang pagi buta supaya tingkah mereka tidak di ketahui oleh orang lain.

Itu kegiatan yang sudah sebulan ini terlewati begitu saja, toh memang tidak ada gunanya juga, tapi jangan halangi dia untuk duduk di koridor memandangi rambut pink tanpa sepengetahuan orang lain, jangan halangi dia untuk mencuri-curi pandang saat sedang olahraga atau saat di kantin, itu kegiatan yang tidak pernah Jeno lewatkan setiap hari.

Lalu jangan salahkan dia jika kelas kembali ramai dengan umpatan atau seruan Renjun yang mengeram kesal, cintanya mungkin tidak terbalas tapi apa salahnya kan kalau tetap melanjutkan pertemanan.

" yang piket udah piket kan?" tanya Taeyong mengalihkan perhatian. Yang bertugas hanya mengangguk, mereka semua sudah tau bagaimana sifat Taeyong, dia ketua yang disiplin, jujur dan tampan" kok di depan masih kotor" sambungnya. Seketika pandangan mereka melongok ke depan kelas.

" itu si Jeno gak lap kaki dulu tadi" jawab Renjun.

Jeno yang namanya di sebut membulatkan mata tak terima " ye tadi si Chenle juga kan"

Cowok yang di sebut namanya oleh Jeno refleks berdiri dari bangkunya tak terima juga " we gak usah nyalahin orang ya, kamu aja yang gak bersih piketnya" kata Chenle menggebu gebu, bukan menyalahkan Jeno dia malah balik menyalahkan Jisung, ketua piket hari ini.

" emang susah ya ngatur orang bodoh" cicit Jisung, kemudian menyuruh tim yang piket untuk melaksanakan tugasnya, Jisung tidak ingin mengambil resiko apapun apalagi menyangkut Taeyong, cowok itu pasti akan mengungkit di lain kesempatan dan satu lagi, hari ini pelajaran Pak Suho.

" baru dateng udah marah-marah" celetuk Daehwi

" mentang-mentang" lanjut Jeno

" ketua kelas" ucap serempak anak belakang, membuat tawa lain berhamburan, sementara yang di tertawai hanya memutar bola mata malas sembari berjalan gontai ke bangku, mengurus 29 anak membuatnya harus ekstra sabar, mengurus dirinya sendiri pun belum becus.

Renjun menyelesaikan tugas piketnya menyapu di depan kelas, hanya beberapa saat, lalu duduk santai di koridor.

Jeno yang sejak tadi hanya berani menatap kini mulai membuka suara " capek?" tanyanya lalu menempelkan kaleng soda ke pipi kanan cowok itu.

Renjun mengusap pipinya kasar lalu melempar Jeno dengan tatapan membunuh. Jeno terkekeh tapi di detik selanjutnya Renjun merampas kaleng soda di tanganya lalu menenggak hingga setengah.

" ish bisa gak sih diem bentar" desis Renjun kesal.

Pemuda satunya terkekeh " makanya jangan ngalamun, ngalamunin apaan sih"

Pemilik rambut coklat mendesah lagi " cuma lagi mikir kalau aku makin suka sama Jaemin, tapi kadang nyebelin juga sih, gimana enggak coba, dia selalu memperlakukan aku seperti bayi"

Lengkungan di mata Jeno tercipta " bagus dong, itu tandanya dia sayang sama kamu, bikin iri aja" Jeno mempoutkan bibirnya.

Yang lebih kecil menatap jijik " pergi sono ih, cari pacar"

" jadi pacar ku aja yuk Ren"

Renjun berbisik " jangan ngimpi ya"

" di tolak itu sakit, tapi aku ikut bahagia lihat kalian bahagia, langgeng ya Ren jangan-jangan langsung putus gitu aja"

From Whom To Whom [Jaemren]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang