08

1.8K 185 14
                                    

SpecialThank - Love Good Time

Rindu ga?
Maksudnya rindu dengan ceritaku wkwk
Happy Reading.








...

"Maafkan aku karena membuatmu cemas." Joohyun menyesap cokelat panas di cangkir tangannya dengan menatap Hyeyoon yang sedang menunduk.

Joohyun tidak bisa marah pada satu-satunya keluarga yang dimilikinya, merawat Hyeyoon sejak kecil hingga beranjak dewasa seperti saat ini merupakan hal menyenangkan yang Joohyun lewati. Kesehatan Hyeyoon yang menjadi faktor utama dirinya bersikap berlebihan pada remaja di hadapannya.

Joohyun harusnya mengerti dengan segala keingintahuan adiknya dan mulai mempercayainya tapi kembali lagi pada ke khawatiran dirinya yang berlebihan dan menjadikan Hyeyoon seperti boneka hidup dalam segala aturannya.

Egonya menolak memberikan kebebasan pada Hyeyoon yang menjadi anak aktif dalam segala tindakan cerobohnya.

Jemarinya mengusap bibir cangkir cokelat panasnya mencoba kembali memikirkan ulang apa yang akan dirinya katakan untuk adik sepupunya.

"Eonni."

Menghela napas Joohyun menegakkan tubuhnya dan menatap Hyeyoon yang bingung dengan sikapnya. "Berapa umurmu sekarang?"

"Delapan belas tahun dua bulan lalu, kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Kau selalu memintaku untuk berhenti ikut campur urusanmu, kali ini aku setuju kau sudah cukup dewasa dengan segala dunia luar. Hanya saja lakukan hal sewajarnya apa kau bisa?"

Demi udara dingin malam ini hati Hyeyoon menghangat mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Joohyun. Kebebasan yang selalu di impikannya datang begitu saja entah apa yang kakaknya ini pikirkan

Senyum cerah terbit di wajah Hyeyoon, "Tentu saja bisa!"

"Dan aku tidak mau kau berkencan hingga pendidikanmu selesai." Mengikuti arah pandang Joohyun yang kini menatap sosok pria tinggi yang berbincang dengan Kyuhyun.

"Kami hanya teman sekelas, tidak begitu akrab karena dia siswa pindahan."

"Benarkah?"

...

Di luar dugaan Joohyun tiba di Seoul lebih awal dengan penerbangan pagi buta bersama Kyuhyun dengan panggilan pasien darurat rumah sakit yang tidak bisa di hindarkan.

Langkah keduanya begitu cepat memasuki ruang perawatan IGD dimana beberapa dokter jaga juga nampak sibuk dengan beberapa pasien kecelakaan lalu lintas yang terjadi semalam.

Berjalan menghampiri pasien diikuti beberapa perawat wanita dan juga pria yang akan melaksanakan perintah dokter kini keduanya nampak sibuk tidak peduli seletih apapun tubuh mereka keselamatan pasien berada di nomor satu.

Empat jam berlalu begitu cepat, Joohyun menghampiri layar komputer pada meja informasi IGD untuk melihat kembali data pasiennya.

"Dokter Seo anda di panggil Dokter Park di ruang meeting, beberapa dokter juga sudah kesana hanya anda yang belum menghadirinya." Joohyun menatap perawat di hadapannya dengan wajah bingung lalu mengangguk segera melangkahkan kakinya ke ruang meeting.

Berjalan ke ruangannya sendiri untuk mengambil jas kedokterannya kini langkah kakinya menyusuri koridor lantai lima dimana ruang meeting berada. Memasuki ruangan Joohyun dapat melihat beberapa dokter IGD disana salah satunya adalah Kyuhyun dan juga Minhyuk juga beberapa dokter senior meraka di rumah sakit.

"Dokter Seo Joohyun."

"Ya?" Joohyun bergumam bingung ketika namanya di sebut oleh Dokter Park.

"Kau akan menjadi dokter jantung dalam operasi kali ini bersama Dokter Cho, kuharap kalian mempersiapkannya."

Lebih dari tiga jam berada di ruang meeting dan Joohyun membutuhkan kafein untuk kedua matanya, perjalan Jeju-Seoul memang hanya satu jam tapi butuh tambahan tiga puluh menit dari bandara menuju rumah sakit dengan kecepatan di atas rata-rata Kyuhyun membawa mobilnya.

Belum lagi selama perjalanan keduanya membaca laporan data pasien dan melakukan telepon singkat dengan pihak rumah sakit.

Setelah rapat selesai Joohyun melarikan diri pada ruang istirahat para dokter. Ruangan yang cukup luas dengan lima ranjang dua tingkat, tujuh meja dengan tiga komputer diantaranya, beberapa lemari dokter dan juga mini kitchen set berada di pojok ruangan.

Merebahkan tubuhnya pada ranjang kini Joohyun merasakan hawa dingin pada pipi kanan nya mendapati Kyuhyun menempelkan sekaleng kafein dingin padanya.

"Dokter Park ingin aku menyerahkan ini padamu. Kau bisa mendiskusikannya padaku jika bingung." Ucap Kyuhyun menyerahkan berkas data pasien dan melenggang pergi begitu saja.

...

Debuman pintu yang cukup keras berhasil membuat Park Jungsoo mengusap dadanya, pria paruh baya yang sedang melihat data pasien di layar komputernya menatap Seo Joohyun yang berdiri dengan napas memburu.

Melemparkan map data pasien Seo Joohyun menatap Park Jungsoo dengan wajah menahan emosi, "Aku menolak. Aku menolak melakukan operasi padanya!"

"Kau tidak berhak memilih pasien, Dokter Seo!"

Joohyun tersenyum menatap dokter senior yang sudah lama menjadi pembimbingnya saat masa-masa magang hingga menjadi dokter bedah rumah sakit. "Lalu apa pasien berhak memilih dokternya?"

Park Jungsoo terdiam, melepas kacamatanya lalu kembali menatap Joohyun. "Kau menjadi salah satu dokter bedah jantung terbaik yang dimiliki rumah sakit. Bersikap profesional lah pada pekerjaanmu."

Berdiri dari tempatnya dokter Park membuka pintu ruangannya dan menatap punggung Joohyun, "Keluarlah dan pikirkan dengan baik sumpah doktermu!"

Joohyun mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya lalu berlalu keluar ruangan dokter seniornya. Pertama kali setelah tujuh tahun menjadi junior di bawah bimbingan dokter Park, Joohyun merasa terluka dengan semua ucapannya. Dokter yang selalu menjadi panutannya itu berkata dengan menyakiti hatinya.

"Kau tahu dalam dunia kesehatan dokter tidak bisa memilih pasiennya bahkan dalam keadaan apapun."

Joohyun mengalihkan perhatiannya pada sosok yang kini duduk di kursi taman bersamanya. Jas putih kedokteran itu nampak cocok dengan postur tubuh Kyuhyun yang terlihat bagus -mungkin maksud Joohyun gagah-.

"Penguping licik!"

Kyuhyun tergelak mendengar makian Joohyun, "Aku hanya mendengar ketika melewati ruangannya. Tidak ada yang salah dengan itu." Bantah Kyuhyun dengan senyum mengembang.

"Aku mengenal dokter Park dengan cukup baik, jika dia sudah mengatakan sumpah dokter itu artinya kau melewati batasmu sebagai dokter." Tak ada sahutan dari Joohyun membuat Kyuhyun tersenyum tipis lalu mengikuti arah pandang Joohyun yang memperhatikan anak-anak yang bermain bersama dengan pakaian rumah sakit yang dikenakannya.

"Aku hanya ..."

"Mungkin terasa berat tapi kau harus mengesampingkan egomu dan menerimanya, percayalah semua akan baik-baik saja."

Joohyun menatap Kyuhyun lalu tersenyum menundukkan kepalanya merasa aneh dengan situasi seperti ini. "Apa kau mengenal pasien?" Kyuhyun menganggukkan kepala tetapi Joohyun tak melihatnya lagi tidak berniat bertanya kembali.

"Aku harus membuatnya bertahan hidup meskipun sulit."

Joohyun tahu dokter bukanlah Tuhan yang dapat membuat pasiennya hidup kembali dari sakit mereka tapi mereka berusaha membantu dengan keahlian mereka. Mengingat kembali ucapan dokter Park membuat hatinya berdenyut sakit, dokter Park benar dirinya melewati batas dari sumpah dokternya tapi egonya menolak mengatakan jika dirinya tidak bisa menerimanya.

Tak lama ponselnya berbunyi dari IGD yang memberitahu akan pasien yang akan tiba dari sebuah kecelakaan kerja. Keduanya berlari menyusuri koridor dan menuruni lift menuju lantai satu dimana IGD berada.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang