Lai Guan Lin - First Love
Hari ini update segini dulu ya gaes harus kejar latar belakang skripsi aku nya wkwk.
Enjoy my story....
Joohyun membuka pintu kamar Kakek Seo Jin dengan perlahan mendapati sang seketaris berada disana sedangkan pasien sendiri masih memejamkan kedua matanya. Tadi pagi saat dirinya berada di loker Yuri mengatakan jika pasien Jantung yang dioperasinya sudah sadar membuatnya kini berada disini.
"Bisa tinggalkan kami?" Sang seketaris mengangguk kemudian berlallu keluar kamar rawat.
Joohyun menatap bunga lili putih pada nakas lalu mendudukan diri di kursi samping ranjang, "Aku mendengar jika anda mengawasi kami selama ini."
Perlahan tapi pasti kedua mata Seo Jin terbuka mendengar suara Joohyun, cucunya yang selama ini berada jauh dari pandangannya, "Seseorang mengatakan padaku untuk selalu mengikuti kata hati jadi aku berada di ruangan anda meskipun aku sama sekali tidak ingin."
Seo Jin tersenyum dengan masih menatap cucunya hangat, "Kenapa? Kenapa anda mengawasi kami?"
"Kau cucuku bagian dari keluarga besar Seo." Ada jeda sejenak dalam ucapannya lalu kembali berkata, "Aku hanya tidak ingin kehilangan orang-orang yang kucintai nak."
"Kesalahan terbesarku adalah melepaskan putraku dan kehilangannya aku hanya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama." Joohgun menatap Seo Jin tidak percaya, jadi pria tua ini menyesal dengan apa yang telah terjadi.
"Kecelakaan putraku terjadi karena sabotase kau benar tapi demi keselamatanmu saat itu aku hanya bisa mengabaikanmu dan mengurusnya sendiri tanpa melibatkanmu. Bisnis bukan sesuatu yang mudah untuk ayahmu yang naif itulah kenapa aku membiarkannya pergi."
"Kau mirip sekali dengan ibumu kecuali kedua matamu yang mirip dengan putraku." Seo Jin menyentuh pipi Joohyun dengan tangan kanannya.
Tanpa sadar Joohyun meneteskan airmatanya dan membalas memegang tangan Seo Jin yang berada di pipinya. Rasanya seperti sang ayah tengah memeluknya dengan erat. Hatinya menjadi lega, Hyeyoon benar dirinya hanya perlu mengikuti apa yang hatinya inginkan.
...
Kim Hyeyoon berjalan perlahan dengan kedua mata yang sibuk membaca judul-judul buku di perpustakaan hingga kedua matanya menangkap judul yang menarik perhatiannya. Buku dengan cover bewarna putih dengan tulisan hitam sebagai judulnya lalu kakinya melangkah pada sebuah meja dekat jendela tepat di sebelah Bora yang sedang melihat ke luar jendela itu.
"Apa yang kau lihat?" Kim Bora menoleh menatap Hyeyoon yang duduk di sebelahnya lalu menunjuk pada seorang siswa baru yang sedang di kelilingi beberapa siswi.
"Dia cukup populer karena wajah tampannya." Ucap Hyeyoon memperhatikan.
"Bukan hanya tampan, dia juga pintar olahraga dan beberapa pelajaran di kelas. Kau ini perhatikan sekitarmu jangan hanya membaca buku-buku ini." Hyeyoon menatap kesal Bora yang terus saja berbicara.
"Kau harus banyak membaca dan berlatih untuk ujian akhir nanti, jangan memperhatikan pria tampan terlalu sering." Berdiri dari tempatnya Kim Hyeyoon menghampiri meja informasi untuk peminjaman buku mengabaikan Bora yang kini kembali memperhatikan Rowoon dari balik jendela perpustakaan.
Berjalan melewati koridor Hyeyoon membuka kembali bukunya dengan berjalan perlahan hingga suara gaduh membuatnya menoleh ke belakang. Hyeyoon tak ingat dengan jelas bagaimana hingga kini dirinya berada di ruang penyimpanan alat kebersihan karena tangannya yang di tarik oleh seseorang.
Kedua matanya membesar begitu sadar siapa yang kini berada di hadapannya. Wajah keduanya yang berjarak kurang dari tiga puluh sentimeter, Hyeyoon bahkan bisa mencium parfum pria di hadapannya.
"Ku pikir kau terlalu dekat denganku." Ucap Hyeyoon yang tidak juga mengalihkan kedua matanya menatap wajah tampan Rowoon, sedang pria itu hanya menatap dengan bola mata hitam menyusuri setiap inci wajah dihadapannya.
"Benarkah?" Gumam Rowoon tersenyum.
Dengan perlahan Rowoon menjauh dari Hyeyoon dan menegakkan tubuhnya tepat ketika kepalanya membentur atap kayu membuat pria itu meringis dan akhirnya membungkukkan tubuhnya dengan jarak wajah seperti semula.
"Tubuh tinggimu benar-benar menyusahkan." Rowoon tersenyum tipis dengan tangan kiri mengusap kepalanya dan tangan kanan menahan tubuhnya pada sisi tubuh Hyeyoon.
Berada dalam ruangan kecil seperti ini jelas membuat suasana canggung bagi keduanya tapi sepertinya Rowoon tidak melihat itu semua pada Hyeyoon. Bahkan ketika mereka berada dalam jarak dekat hingga keduanya keluar dari lemari penyimpanan itu.
"Aku dengar kau akan melakukan operasi minggu depan." Hyeyoon menganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Rowoon dan mengeluarkan uang koin tepat ketika mereka berada di mesin minuman.
"Kau pintar dalam menguping." Rowoon tersenyum menerima kaleng soda yang di berikan Hyeyoon lalu kedua kembali berjalan menyusuri koridor.
"Tadi itu, apa kau menghindari siswi-siswi yang mengejarmu?" Rowoon mengangguk, mempunyai wajah tampan memang terkadang menyulitkan.
Hyeyoon terkekeh menatap wajah Rowoon yang terlihat akan menyombongkan dirinya, "Lihat kau akan menyombongkan dirimu?"
"Kenyataannya memang wajahku tampan." Ucap Rowoon tak peduli lalu menyesap soda kalengnya.
Keduanya berjalan dengan obrolan ringan tanpa mempedulikan beberapa siswi yang terang-terangan menatap iri Hyeyoon dan membicarakannya. Sejak awal Hyeyoon memang tidak tertarik berteman dengan siapapun, Kim Bora salah satu siswi yang terus mendekatinya ketika tahu kondisi fisiknya, awalnya Hyeyoon selalu menolak kehadirannya tapi setelahnya yang terjadi Hyeyoon justru menerima Bora di sampingnya walaupun dengan ucapan kasarnya.
Dan kini Kim Rowoon siswa pindahan dengan ketampanan luar biasa membuat semua siswi tergila-gila padanya dalam satu kali lirikan berada dan berbincang santai dengannya. Hyeyoon akui jika Rowoon memang tampan tapi itu semua tidak cukup baginya terlebih pria itu dengan jelas menunjukkan rasa ketertarikkannya.
...
Pukul satu siang nanti Hyeyoon akan melaksanakan operasi pada kakinya untuk pengambilan pennya, Joohyun bahkan sudah memperingatinya untuk tidak melakukan hal-hal aneh yang nantinya akan melukai dirinya sendiri.
Hyeyoon menatap matahari dari kamarnya dengan tersenyum saat pandangannya beralih melihat taman rumah sakit, disana ada kumpulan anak-anak dengan pakaian rumah sakit sedang tertawa dengan seorang dokter di hadapan mereka yang sepertinya sedang melakukan dongeng.
Ingatannya kembali saat dirinya sadar dari pengaruh bius setelah operasi tujuh hari setelah menangis dan meratapi nasib Hyeyoon akhirnya bisa keluar dari ruang rawatnya begitu menyadari wajah putus asa Joohyun.
"Aku pernah berada disana." Gumam Hyeyoon saat menyadari Joohyun berdiri disampingnya.
Joohyun tersenyum lalu membuka jendela ruang rawat Hyeyoon, "Kau bahkan tidak tertawa seperti anak-anak lainnya saat mendengar dongeng lucu Dokter Lee."
"Saat itu sulit sekali."
Joohyun tidak menjawab tapi membenarkan apa yang keluar dari mulut Hyeyoon, saat itu adalah masa-masa terberat untuk keduanya.
"Mau berkunjung setelah kau bisa pulang?" Hyeyoon menatap Joohyun lalu tersenyum hangat, tanpa bicara pun Joohyun tahu jika adiknya setuju.
Tak lama seorang perawat datang memberitahukan untuk segera bersiap pada Joohyun di ruang operasi dan juga Hyeyoon yang harus melakukan bius.
"Eonni." Joohyun berhenti melangkah memutar tubuhnya menatap Hyeyoon bertanya.
"Setelah operasi bisakah kita makan daging bersama?" Joohyun tersenyum lalu mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/203885605-288-k32703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
Romance7th Korean Story Main Role : Seo Joohyun Cho Kyuhyun Kim Hyeyoon Kim Rowoon Usianya baru 28tahun dan tidak akan ada yang menyangka jika dirinya sudah menjadi dokter dan tengah mengambil spesialis jantung. Seo Joohyun Terlalu asik dengan dunianya s...