Lisa menatap Jennie ientens saat gadis hamil itu duduk merenung berdiam diri dengan tatapan kosong.
Duduk nyender di balik balkon yg ada di kamarnya."Kenapa kita harus bertemu kembali jen? Setelah aku berhasil melupakan rasa ini setelah hadirnya seorang wanita cantik dan begitu baik padaku. Dan aku mampu mengubur rasa ini setelah menjalin kasih dengannya, aku menyaynginya, dan rasa cinta ini sudah mulai tumbuh padanya" setetes air mata lepas yg segera Lisa hapus
Plashback On=
"Haii jen..." Lisa menyapa Jennie yg tengah duduk di kursi pinggiran jalan
"Kau?" Balas Jennie biasa sajah
"Kau sedang apa?" Tanya Lisa tersenyum renyah
"Aku sedang menunggu seseorang" jawab Jennie cuek dan fokus dengan jarinya bergoyang di ponselnya
"Sayang..." Jennie antusias saat datangnya suara lain alias suara cowok
"Ish...kenapa lama?"
Hati Lisa serasa di siram air panas melihat sikap manja Jennie pada pria tersebut bahkan Jennie kini merangkul manja tangan pria itu
"Iya maafkan aku sayang. Macet!" Jawab pria tersebut setelah mengecup bibir Jennie singkat yg membuat otak Lisa berkasi keras namun Jennie cuek sajah. Santai dan malah kesenangan
"Dia siapa?" Tanya pria itu menunjuk Lisa
"Oh...bukan siapa2 sayang, ayok. Aku lapar!"
Seperti mendapati tusukan terkena pas luka yg basah. Lisa cukup diam merasakan rajaman sakit di hatinya melihat Jennie di gendeng mesra menjauh dari sana. Air mata tak terasa mengalir membasahi wajah cantiknya
"Suatu saat aku pasti mendapatkanmu jennie kim!" Geram Lisa dengan gigi meretak
Plasback Off=
"Ekhem...!" Jennie beringsut mendongak cepat saat suara deheman itu tepat di sampingnya lantas Jennie beridi
"Lisa?" Ucapnya
"Jangan terlalu lama melamun nanti di masukin setan" ketus Lisa membuat alis Jennie melengkung heran
"Bersiap2lah. Kita akan pergi ke luar!" Datar Lisa menatap ke luar sepertinya terlalu malas harus beradu tatap dengan Jennie namun hati tak bisa bohong bahwa setiap dekat Jennie jantungnya berdebar
"M-mau ke mana?" Tanya Jennie hati2 takut Lisa tiba2 membentak atau di hadiahi mata yg melotot
"Mau ke pasar. Aku tau kau tidak memiliki dalaman ganti dan juga pakaian lain"
"Tapi-"
"Tidak mungkin kau memakai dalamanku kan? Dalaman pria"
Praktis wajah Jennie memerah lantas segera ia menunduk. Entah kenapa saat ini terasa berhadapan sengan seorang pria
"Tenang saja. Aku yg akan membayar belanjaanmu. Bukan suamimu saja yg kaya di sini. Tapi kau juga tau bahwa aku adalah seorang penerus perusahaan ayahku di sini jadi buat membeli pakaianmu itu bukan hal besar!" Dengan sombong Lisa berkata begitu lebih tepatnya sindiran keras yg membuat kepala Jennie makin tunduk. Jennie merasa heran kenapa sekrang ucapan manis Lisa berubah pedas setiap keluar tak layak di tanggapi karena itu menyakitkan
🍭🍭🍭🍭🍭
Jennie setia mengikuti langkah Lisa, langkah demi langkah terasa segan bagi Jennie melewati banyak orang yg banyak ia kenali. Di dalam pasar gedung tersebut ada juga yg pernah mengejeknya. Jennie merasa risih ketika banyak pandangan tidak suka padanya. Garang, seakan akan ingin menerkam mentah2