Lisa menatap kaget beserta meringis mendapatkan istrinya tengah duduk di bawah wastafel. Istrinya terjatuh dengan di sisinya ada pecahan gelas kaca tempat bunga. Gadis tengah mengandung itu meringis pelan sembari memegang perutnya.
"Jennie...kau tidak apa apa sayang?!"
Mendengar panggilan SAYANG membuat Jennie diam, lalu menoleh pada suaminya yg kian berjobgkok di sampingnya...menatap sendu pada wajah kucel milik suaminya
Jennie masih diam namun dalam tatapannya penuh dengan sebuah artian yg sulit di artikan.
"Kau baik baik saja? Apa yg sakit?!" Tanya Lisa lagi, panik melihat istrinya terjatuh seperti itu
"Aku baik baik saja" jawabnya pelan namun terdengar dingin. Lisa tersentak saat istrinya berpaling muka darinya. Dapat ia lihat bahwa mata istrinya itu sembab
"Aku bantu" Lisa sigap siaga membantu sang istri yg akan bangun lalu di tuntun pelan di bawa keluar dari kamar mandi dan di dudukan di bibir kasur
"Kenapa bisa terjatuh?" Tanya Lisa kian ikut duduk di samping istrinya. Menatap lekat wajah sang istri yg terus berusaha berpaling mukanya darinya
"Aku hanya kepeleset"
"Lain kali kau harus hati hati! Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian"
Mendengar itu hati Jennie semakin menjerit sakit. Sebab dirinya harus terjatuh akibat memikirkan Lisa dan ceroboh menginjak ubin basah karna pikirannya menerawang...
"Jika kau tidak ingin terjadi sesuatu padaku lantas kenapa kau tidak henti hentinya melukai hatiku lisa?! Kenapa?!! Demi tuhan kau sudah sangat menyakiti perasaanku!! Sakit ini belum pernah aku alami sebelumnya...belum pernah!"
Seiring ucapan dalam hati kini air matanya kembali menetes dengan mata yg sudah terasa perih gara gara tadi terus menangis dalam kamar mandi
Lisa mengingat kejadian tadi di mana dirinya meninggalkan istrinya setelah mendengar obrolan dirinya dengan Rose dan ia tau itu sudah membuat hati istrinya terluka...
"M-maaf" lirih Lisa sembari menarik kepala sang istri di bawa ke dadanya.
Rasa bersalah selalu ada terhadap Jennie namun ia terus melukai perasaan istrinya itu. Lisa meneteskan air mata sembari mengusap ngusap punggung sang istru bahkan sering mengecup pucuk kepala gadis di pelukannya yg kini terisak isak dalam pelukannya. Lisa semakin teriris saat isakan itu terdengar miris... istrinya menangis dengan memilukan dan baru kali ini ia mendapati seorang Jennie Kim menangis seperti itu, itu artinya luka yg ia berikan sudah terlalu dalam.Lisa terus meminta maaf yg membuat isakan Jennie semakin cepat. Badannya berguncang.
Jennie merasakan hatinya amat perih hingga ia tidak bisa mengendalikan sakit demikian!!!
Dirinya merasa di permainkan serta tidak di hargai oleh suaminya sendiri.
Ingin rasanya berteriak bahwa ia sangat terluka saat ini!!
Ingin berkata bahwa Lisa hanya miliknya!!
Hanya suaminya!!
Hanya mencintainya!!Tanpa plinplan memberi kasih sayang dan membagi cintanya dengan orang lain...
Lisa sudah menjadi tiang hidupnya dan segalanya baginya. Orang yg ia inginkan sebagai pendamping hidupnya sekarang esok lusa dan selamanya!!!
Hatinya sudah berlabuh dalam apalagi kini mengandung anak darinya...perasaan yg awalnya ia pendam kian semakin besar...
Semakin takut akan kehilangan suaminya...ia tidak ingin kehilangan suami untuk yg kedua kalinya!!
Dirinya sebatang kara dan saat ini harta berharganya adalah Jerri dan Lisa beserta bayi yg masih dalam perutnya..rasanya tidak sabar ingin menikmati sebuah keluarga pasalnya pasangan lain yg di penuhi dengan makna serta kebahagiaan sederhana sudah membuatnya lebih dari cukup asal suaminya hanya miliknya!!!Semua insan tentunya memiliki rasa rindu dan benci dan segala rasa dan Jennie bisa merasai hal demikian terhadap Lisa...
Namun ia cukup berfikir, tidak ingin menuruti nafsu birahi setan dirinya terlalu mencintai sang pencipta dan segimana dirinya harus menjadi orang yg sabar, ego hanya akan membuat dirinya menyesal di akhir nanti.