Twenty Eight

7.2K 650 81
                                    

Lisa setengah menggusur langkahnya yg terasa lemas setelah membuang separuh tenaganya untuk menghajar meja tebal yg transparan di ruangan kerjanya, tak cukup itu sajah. Lisa juga menghantam dinding tembok, beraksi seperti kesetanan membabi buta barang yg tidak berdosa hingga kini tangannya baru terasa seperti ada gurat gurat bekas pisau di sana. Memer membiru dan itu hasil amukannya tadi!

Memasuki pintu utama rumahnya dengan penampilan rusak dan kusut, blazer yg semula indah di tubuhnya kini seperti habis di cakar macan, rambut seperti di jambak jambak layakanya penampilan orang tidak waras...dan sepertinya Lisa baru sajah menjadi orang seperti itu meski hanya sesaat namun luar biasa buat dirinya berantakan!

"Lisa? Kau-" ibu Lizzu tidak melanjutkan ucapannya melainkan diam dengan seribu pertanyaan di otaknya. Aneh bin kaget melihat pasalnya anaknya yg acak acakan.

Lisa hanya memasang wajah cuek pada ibunya yg wajahnya tergurat emosi!!

Lisa masih diam, gadis ini masih sensitif, isi kepalanya masih panas yg kapan sajah akan meledak jika di pancing!

"Apa sebenarnya yg terjadi pada kalian lisa?! Dan kenapa penampilanmu sangat tidak layak untuk di bilang pulang dari kantor, kau seperti baru pulang sehabis menyangkul satu kotak sawah!" Ujar ibu Lizzu meringis namun terheran heran. Sangat jelas di wajahnya memiliki keheranan.

"Aku lelah ingin beristirahat!"

Lisa melangkah melewati ibunya yg sudah emosi, Lisa diam saat tangannya di tahan

"Tunggu! Apa yg sudah kau lakukan terhadap menantuku hah?! Dan apa yg baru saja kau lakukan sehingga kau begini?!! Jawab lisa?!"

Nada itu jelas di penuhi amarah yg sudah meluap.

Lisa yg mendengar istrinya di sebut ia sempat mengerinyit lantas menatap ibunya.

"Apa maksud mama bicara seperti itu?" Tanya Lisa tampak tenang

"Kau tau lisa?!" Tanya balik ibu Lizzu menatap Lisa geram

Lisa diam seraya mengendarakan pandangannya, acuh

"JENNIE PERGI! DIA PERGI SAMBIL MENANGIS DAN MEMBAWA JERRI DAN JUGA KIM BACH LIEU!! APA YG SUDAH KAU LAKUKAN PADANYA LISA?!"

*JLEB

Lisa diam. Ia kaget bukan kepalang. Menatap ibunya dengan penuh tanya

"J-jennie pergi?" Gagapnya

Ibu Lizzu menggeleng gereget.

"Aku tidak melakukan apapun padanya. Mama tau aku baru saja pulang dari kantor" Sanggah Lisa bermaksud ingin membela diri namun ia juga merasa aneh

"Kau dusta lisa! Mama tau betul sifat burukmu jadi tidak perlu berbohong!! Tadi sepulangnya dari minimarket jennie menangis sangat menyedihkan dan setelah itu dia langsung keluar lagi dengan membawa koper dan juga kedua cucuku!! Dia tidak mau menjawab pertanyaan mama, dia tidak mau mendengarkan mama!! APA YG SUDAH KAU LAKUKAN PADANYA DI LUAR SANA?!"

Kini otak Lisa sangat aktif,
Minimarket?!
Apakah Jennie melihatku dengan Jisoo tadi?

Seperti itulah pikiran Lisa.
Kalang kabut, kini pikirannya langsung bercabang nan berkecamuk.
Rasa takut dan menyesal mendesak dirinya...
Jennie pergi dari rumahnya?
Bersama kedua anaknya?
Membawa koper?
Sambil menangis?
Minimarket?
Itu artinya?
Jennie melihat apa yg terjadi di sana?
Dan Jennie benar benar pergi?

Begitulah isi otak Lisa dengan wajah yg memucat, badan menegang.
Hatinya mendadak sakit!!
Lututnya perlahan melemas.

Lisa asyik membagi cintanya selain istrinya...pikiran beserta hatinya seperti On-off terhadap Jennie seolah olah hidupnya akan damai dan baik baik sajah tanpanya namun Lisa tidak menyadari dengan jernih bahwa sesungguhnya ia tidak bisa hidup tanpa wanita yg kini menjadi teman hidupnya yg setia menanti kapan ketulusan Lisa datang, kapan Lisa menerimanya dengan sepenuh hati.
Menantikan rumah tangga layaknya di luar sana, bahkan menginginkan rumah tangganya lebih dari orang lain dan tentunya dari kehangatan atau ke damaian! Tapi itu masih sebuah harapan!!
Namun sepertinya hati Lisa seperti batu es yg belum bisa di cairkan atau memang Lisanya yg kekeuh ingin mengejar wanita lain yg jelas jelas sudah hidup tenang dan bahagia di sangkaran orang lain...
Masih cinta atau memang Lisa terobsesi overload pada masalalu?
Cintanya sudah berkurang hanya sajah egonya terus mendorong dirinya agar terus micuh dan memaksakan untuk ribut!!
Padahal jika dia berfikir dalam ingat keluarga maka ego itu akan hangus dalam waktu sekejab!!
Namun Lisa tampak hobi menantang sesuatu yg seharusnya tidak lagi untuk di perjuangkan!!

-Jeritan Seorang Janda-(Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang