Sebelumnya gue mau ngasih peringatan, bisa dibilang peringatan keras buat semua yg ngikuti cerita ini!!
Perlu kalian tahu, bahwa konflik part sebelumnya blom seberapa😅
Part selanjutnya akan lebih berat.
Bakal 11,12 sama cerita TDD.
Jadi dengan begitu...tolong buat kalian readers tercintakuh...tolong bacanya dengan bijak jangan terbawa halusinasi gue ya🙏
Jangan terlalu di hayati!!!
INTINYA HARUS BIJAK OK!!
(JANGAN SAMPE MEBANGUNKAN AYAM BERANAK)
Dan satu LAGI.....gue ga mau ada yg koment inilah itulah dan bla...bla...
Gue udah muak bacanya!!!
Silahkan koment asal buat gue nyambung!!!
Dan maaf...kadang koment kalian ga gue balas, harus kalian tahu bahwa jempol gue lemas abis nulis banyak kata...
Tapi jangan kapok koment ya😊
Eh..hati2... part ini mangandung unsur 18+!!
Mohon dengan kewaspadaannya buat readers di bawah umur 20...
Dosa harap di tanggung pembaca!!!😅~~~~~~~~~
Jennie baru sajah masuk kamarnya kembali setelah memindahkan Jerri pada kamar sebelah miliknya.
Jennie melihat suaminya yg baru sajah keluar kamar mandi dengan hanya di balut handuk. Detik kemudian wajah Jennie memerah saat Lisa membuka lemari setelah membiarkan handuknya terjatuh dan hanya meninggalkan segaris segi tiga ketat di tubuhnya tanpa peduli adanya istrinya di sana.
Jennie menyibukan dirinya dengan merapihkan kasur yg agak kusut alhasil dirinya tadi tertidur bersama si kecilnya.Usai berpakaian Lisa berjalan santai pada bibir ranjang namun tak lama ia menyentuh perutnya dengan raut wajah sedikit merinyit dan hal itu bisa dilihat oleh istrinya.
"K-kau kenapa?" Tanya Jennie sedikit agak gugup, entahlah...Jennie semakin canggung terhadap Lisa
"Sshh...perutku sakit!" Pekik Lisa agak mendesah nyeri badannya merilit pelan
"Apa kau masuk angin? Mau ku kerikin?" Tawar Jennie khawatir
Lisa menatap Jennie kilas lalu diam.
"Sebentar" Jennie mengambil koin beserta minyak telon yg berada di nakas dekat televisi. Lalu ia kembali dan mulai meletakan pantatnya dengan was was di samping Lisa
"B-buka bajumu" Ucap Jennie ragu
Lisa yg memang perutnya perih menurut. Ia melepas kaus polos putihnya lalu berbalik memberikan punggungnya pada istrinya.
Dengan gugup di sertai jantung yg berdebar kencang Jennie mulai melepas kaitan BRA sport Lisa.
"Aahhh...pelan pelan"
Mendengar suara Lisa yg mendesah pelan membuat Jennie salah fokus meski itu desahan sakit tapi mengundang hasyrat luar biasa.
"K-kau belum makan?" Tanya Jennie terus berlanjut acara kerik mengerik dengan hati hati
"Sudah tadi" jawab Lisa singkat
Jennie mengangguk,
"Ssshh...perih" keluh Lisa dengan badan sedikit lenggak lenggok
"Tahan..." Balas Jennie
Usai mengerik. Jennie memberanikan diri untuk menaruh kedua telapak tangannya di punggung atas Lisa lalu ia mulai memijatnya dengan tenaga sedang. Pijatan Jennie justru membawa hawa panas buat Lisa. Tangan halus itu itu bergerak pelan membuatnya merasakan sensasi gejolak tinggi.
Lisa mencoba merapatkan bibirnya kuat guna menahan sesak di bawahnya(?) Adiknya sudah bangun dengan ereksi cepat. Mengeras nan berdiri....
Di tambah mencium harum dari tubuh Jennie yg menguar. Meski berada di belakang namun wangi tubuh itu tajam masuk hidungnya.