12

679 35 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Happy Reading!!


   Anna berjalan mengendap-endap kekamarnya sambil menutupi wajahnya dengan ransel.
"Ngapain sih mereka kesini,gue kan gak pake softlens kalau mereka liat mata asli gue gimana? Terus kalau mama liat muka gue bonyok gini bakalan kena omel gue,Aish kayaknya ni hari emang hari sial gue".batin anna  merutuki dirinya.

"Anna kok lo disitu? Ngapain?". Teriak denal yang melihat anna berjalan di dekat dinding,semua langsung melihat ke arah anna.
"Duh mampus gue ketauan,jangan sampai mereka liat muka gue  ". Batin anna yang masih menutupi wajahnya
Eva yang baru sadar mendengar teriakan denal dan langsung menghampiri anna.
"Anna kamu kemana aja?terus kenapa kamu tutup wajah kamu?".ucap Eva dengan suara serak. Eva menarik tangan anna yang menutup wajah putrinya.
Tapi anna menundukkan wajahnya.
"Anna liat mama sekarang,muka kamu kenapa gini kamu abis berantem lagi?. Tanya Eva lembut.
"kamu mau ketemu papa kamu kan? sekarang papa ada disini". Lanjut Eva menangis.

Anna hanya diam dan mencerna apa yang baru dikatakan mamanya.
Anna menggelengkan kepalanya tak percaya,lalu menatap Arlin yang menatapnya dengan kerinduan?
Entah kenapa Anna melihat pancaran mata kerinduan dan kebahagian dari mata yang berwarna sama dengannya,Biru.

Anna kembali menggelengkan kepala tak percaya dengan ucapan mamanya,Walaupun hati kecilnya berteriak senang bertemu dengan papanya.

"Papa? Tapi kenapa baru sekarang ? Dimana anda disaat aku butuh perlindungan? Dimana anda disaat semua orang menghina,mencaci dan memukul anna? Dimana anda disaat anna ingin membuktikan kalau anna bukan anak haram?". Teriak anna tak mampu menahan air mata dan amarahnya.

"Sayang maafin papa". Anna tersentak ketika merasakan telapak tangan besar yang menghapus air matanya.
Anna menepis tangan Arlin dengan kasar membuat Arlin terdiam melihat reaksi anna.
"Anda bukan papa saya". Ucap anna berlari menuju kamarnya.
Sakit? Itulah yang dirasakan oleh Arlin saat ini mendengar ucapan putrinya.

Teman-teman anna melihat kejadian itu mengerti,mereka pamit.
"Em tante kita semua pamit pulang dulu Anna juga udah pulang,tante gak usah khawatir lagi". Ujar satria.
Semua teman-teman anna keluar terlebih dahulu setelah pamitan.
"Om anna butuh waktu buat nerima keberadaan om,jadi om yang sabar ya ngadepin sikap anna". Ucap fian lalu menyusul teman-temanya.

Dikamar anna menyandarkan tubuhnya dipintu kamar memegangi dadanya yang terasa nyeri,anna mencari obatnya ia mengingat obatnya ada di tas sekolahnya. Anna berusaha menahan rasa sakitnya lalu keluar mencari tasnya.
"Ma tas aku mana?". Tanya anna yang keluar dari kamar dengan suara pelan.
Ia menuju ruang tamu disana masih ada Mama,Papa,dan Kei yang masih duduk. Arlin berdiri melihat kedatangan anna.
"Aku cuman mau ngambil tas". Ucap anna mengambil tasnya lalu kembali menuju kamarnya. Namun ditahan oleh kei.
"Kakak obatin wajah kamu". Ucap kei.
"Gak usah anna bisa sendiri". Jawab anna menepis tangan kei lalu kembali kekamarnya.

Waktu sudah mununjukkan pukul 12 malam namun anna belum juga terlelap.
Anna bangun mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa gue gak bisa tidurrr". Keluh anna Lalu berjalan keluar menuju Tv dan menyalakannya.
Anna duduk di sofa ruang tamu menonton olahraga favoritnya, sepak bola.

Arlin mendengar suara berisik dari ruang tamu,Ia bangun melihat siapa.
Saat di depan pintu kamarnya Arlin melihat anna yang sedang menonton pertandingan sepak bola. Arlin menghampiri putrinya.
"Kenapa belum tidur?". Tanya Arlin pada anna yang membuat anna terlonjak kaget.
"Astagfirullah kaget aku cak". Ucap anna mengelus dadanya.
"Ini udah jam berapa? Kenapa belum tidur? Emang besok gak sekolah?". Ucap Arlin sambil duduk disamping anna.
"Ini udah jam 12 lewat,belum tidur karena mata masih melek, lagi pula anna kena scors". Jawab anna yang masih serius menatap layar Tv.
"Luka kamu belum di obatin,papa obatin ya? tunggu bentar". Ucap Arlin berdiri mengambil kotak P3K dilemari obat.
Arlin mengoleskan obat merah ke luka memar di wajah anna. Ia mengamati wajah putrinya yang sangat mirip dengannya.
Anna masih fokus menatap layar Tv tak menghiraukan papanya yang sedang mengobati luka di wajahnya.
"Kenapa bisa berantem tadi di sekolah?". Tanya Arlin yang membereskan isi kotak P3K.
"Ya bisalah orang dia ganggu anna makanya anna hajar aja". Jawab anna tampa mengalihkan pandangannya dari layar tv.
"Ternyata anak papa jagoan sekolah ya". Ucap arlin mengusap surai hitam milik anna.
Ini yang diinginkan anna sejak dulu merasakan belaian papanya.
M

ereka keasyikan menonton pertandingan sepak bola hingga mereka terlelap di sofa.
Anna tertidur di pelukan papanya sedangkan papanya tertidur di sandaran sofa.

Adzan subuh telah berkumandang Eva bangun namun tak mendapati keberadaan suaminya, ia keluar dari kamar dan mendapati Suami dan Putrinya tertidur di sofa dengan tv yang masih menyala, senyum bahagia terukir di wajahnya. Arlin terbangun ketika mendengar suara langkah kaki Eva.

Matahari telah bersinar namun pemilik kamar masih terlelap,
Anna yang masih terlelap merasa terusik dengan cahaya matahari ia membuka matanya.
"Hoamhm lah kok gue bisa ada dikamar ya?". Ujar anna dengan muka bantalnya.
"Udah bangun?". Tanya Kei dari pintu kamar Anna
"Belum ini baru mau tidur". Jawab anna merapatkan kembali selimutnya. Kei melangkahkan kakinya mendekati anna.
"Bangun sekarang,mama udah nungguin di meja makan". Ucap Kei lalu meninggalkan anna.
"Iya iya ini juga udah bangun". Ucap anna beranjak ke kamar mandi. Anna selesai dengan ritual paginya ia keluar dari kamarnya dengan pakaian santainya dan ikut bergabung dengan mamanya di meja makan.
"Setelah ini kita pulang kerumah ya". Ajak Arlin yang selesai menyantap sarapannya.
"Pulang?". Tanya Anna.
"Yap pulang. Pulang kerumah papa". Jawab Arlin membuat Anna mengernyitkan dahinya,bingung.
"Tapi,bagaimana dengan mama dan ersy...". Tanya Eva dengan ragu.
"Kamu gak perlu mikirin mereka". Potong Arlin.
Anna semakin bingung mendengar ucapan mamanya yang penuh keraguan.
"Maksudnya,mama sama anna harus tinggal di rumah papa gitu?". Tanya anna tersenyum kecut.
"Hh Anna gak mau". Ucap anna meninggalkan mereka bertiga.

Eva mengerti perasaan anna pasti sulit menerima keberadaan Arlin saat ini.
"Anna". Panggil Eva yang menghampiri anna dikamarnya.
Membuat anna menatap mamanya.

Eva menghampiri anna.
"Maafin mama sayang". Ucap Eva lalu memeluk putrinya.
"Kenapa mama minta maaf?". Tanya anna yang heran dengan permintaan maaf mamanya,setahu anna mamanya tidak berbuat salah.
"Cobalah buka hati kamu buat nerima keadaan sekarang ini". Ucap Eva yang membuat anna bingung.
"Dia papa kamu,cobalah untuk menerima keberadaan dia, bukannya ini keinginan kamu buat ketemu sama papa?."

Anna hanya terdiam mendengar ucapan mamanya.
"Tidak apa Eva kalau memang Anna belum bisa nerima aku asalkan kalian ada bersamaku". Ucap Arlin dari pintu kamar.
"Papa". Ucap anna lirih namun masih bisa didengar jelas oleh Arlin dan Eva yang kini tersenyum bahagia.
Arlin menghampiri istri serta putrinya lalu memeluk keduanya.
Kei melihat mereka dari luar kamar tersenyum bahagia baru kali ini melihat papanya sebahagia ini.

Anna tak kunjung melepaskan pelukannya dari Arlin dan Eva.
Membuat Kei segera menghampiri mereka.

To Be Continued...

Sebelumnya Maaf guys kalau partnya GaJe,Absurd,Banyak Typonya.

Jangan lupa Di VOTE yaa...
See You Next Part!!!

The Secret LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang