Capt. 15

2.8K 234 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


×××××

Lisa diam di atas rooftop, berjanji untuk bertemu dengan Jaewon yang telah memulai debutnya beberapa waktu lalu. Duduk di sebuah kursi di ujung dekat pembatas dinding, Lisa menunggu sambil minum soda kaleng yang ia bawa dari caffetaria.

Menunggu selama lima belas menit akhirnya Jaewon pun datang. Dengan senyum lebar khas nya ia berjalan menghampiri Lisa, membawa sekotak coklat yang ia bawa dari Jepang.

" hai, kau baik "

Lisa tersenyum akhirnya ia bisa bertemu Jaewon dengan leluasa.

" Oppa, duduk sini " ucap Lisa menepuk – nepuk kursi di sebelahnya.

" bagaimana keadaan mu, wanita super sibuk"

" ha ha ha, tidak seperti itu Oppa " Lisa tertawa wajah nya memerah.

Jaewon menatap wajah Lisa, sudah lama ia tidak mengobrol sesantai ini dengan Lisa.

Terjadi obrolan kacangan yang selalu mereka lakukan, membahas yang tidak penting hingga bisa menjadi perdebatan kecil.

" wah Oppa sudah dapat tawaran film, daebak "

Jaewon menaikan kedua bahu membanggakan diri.

" uhh Oppa " ledek Lisa meletakan dua jarinya di bawah dagu.

Jaewon tertawa.

Jaewon segera terdiam, berpikir sejenak pertanyaan yang ingin dia tanyakan kepada Lisa.

Lisa menyadari perubahan raut wajah Jaewon. " wae Oppa ?"

" masih marah dengan Jiyong Hyung ?" tanya Jaewon dengan ragu.

Lisa memutar bola matanya, menarik nafas kasar. " kau sama saja dengan Jenni unni dan Seunghyun Oppa, padahal dia sedang wamil tapi terlalu bawel sampai terus menanyakan hubungan ku dengan dia"

" Seunghyun hyung menghubungi mu?"

" hmm, dan sepertinya ada yang memberi tahu dia"

Jaewon beranjak dari kursi bersiap pergi karena ada urusan lain.

" mau kemana ?"

" bertemu dengan penulis skenario "

Lisa mengangguk.

" ah besok perilisan lagu Jiyong hyung dengar lah"

" buat apa ?"

" kau akan mengerti jika mendengarnya "

Lisa memiringkan bibirnya, menganggukan kepala menyetujui ucapan Jaewon walau pun dia tidak pernah tertarik.

Jaewon bergegas pergi, dan Lisa masih setia dengan kursi kayu yang ada di pojokan sambil menunggu langit senja datang. Sampai minuman kaleng Lisa habis, ponsel Lisa berbunyi karena panggilan dari teman masa kecil Lisa.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang