🍃MCD-33👉Dari +62🎁👈🍃 Babay Semuanya ....

3.2K 110 21
                                    

Ujian kenaikan kelas baru saja selesai satu jam yang lalu. Itu artinya, seminggu lagi setelah pembagian nilai ia baru bisa bertemu dengan si kasih yang selalu dicintanya. Tak main-main perlengkapan yang akan dibawanya nanti, dua koper sudah terisi baju dan keperluannya.

"Papi ih cuma seminggu masa segini banyak bawanya?" Agatha sibuk memperhatikan tingkah laku papinya yang sedang mondar-mandir, naik-turun tangga dan membawa banyak tumpukan pakaian. "Kali aja kamu betah di sana dan jadi berbulan-bulan."

"Papi ngusir aku?" Agatha menyolot.

"Sayang-"

"Papiii, udah ini nggak muat. Lagian bawa banyak-banyak buat apa ih?"

"Nanti kalau di sana inget papi ya, inget pulang."

"Heem,"

Agatha menaikkan kedua tangannya untuk dilingkarkan ke leher Mike. Mike melakukan hal sama, ia menggunakan kedua lengannya untuk memeluk pinggang Agatha.

"Sayang papi," tiba-tiba saja handphone yang sebelumnya di letakkan di atas sofa berdering. Mike bertanya dengan alis ditaikkan, siapa? Agatha menjawab dengan gedikan bahu, tidak tahu.

Tak ada nama yang tertera dilayar dan hanya deretan nomon diawali +62.

"Hallo," Agatha mengucapkan salam pembuka, namun setelah beberapa detik tidak ada suara selain helaan napas dari seberang.

"Hallo?" Agatha kembali mengulang. Mike yang masih memandang puterinya itu mengambil alih handphone lalu meletakkan di samping telinga kanannya.

Mike, seperti Agatha yang mengucapkan salam pembuka diiringi kalimat, siapa? lalu tak ada jawaban dari seberang, sama seperti sebelumnya mengatakan bahwa jika tidak penting atau mungkin salah sambung akan dimatikan. Lalu tanpa menunggu detik kedua, penelpon itu berkata,

"Itu Mentari?" Ah, Mike tahu suara ini. Oleh karenanya Mike menuntun Agatha untuk duduk di sebelahnya.

"Iya, itu dia. Mau bicara?" Freya menggeleng, mendengar kalimat 'hallo' saja sudah membuat jantungnya berdegup kencang, seperti ada hal tak kasat mata menindihnya, sesak.

Mike menutup speaker pada handphone seraya mejauhkan dari telinganya. Dia berkata pada si gadis manis di sebelahnya yang memandang sedari tadi.

"Ini ibu, sayang. Syal mau bicara?"

Agatha sudah menduga bahwa yang menelepon adalah ibu, namun sama seperti Freya ia juga masih merasa canggung. Apalagi setelah sekian tahun tidak pernah bertemu.

"Ekhem,"Agatha berdehem untuk menetralkan kegugupannya.

Sumpah, ini lebih deg degan dari ngisi ujian kemarin.

"Hallo,"

"...."

"Ibu ... ini aku."

"...."

Merasa tidak ada sahutan dari sang ibu, meski tahu sambungan masih terhubung. Ia memberikan handphone kepada sang ayah lagi namun sedetik kemudian suara bergetar yang menyahut,

"Ibu kangen, nak."

***

Hari ini Mike tidur sendiri, meskipun memang selalu sendiri. Ah, maksudnya dia tinggal di rumah ini sendirian karena Agatha sudah di jemput oleh ibunya beberapa jam lalu.

"Haaaah, baru beberapa jam tapi serasa udah lama." Mike membaringkan tubuhnya di atas kasur lalu mengambil telepon genggamnya, berharap ada pesan atau apalah itu dari Agatha. Namun nihil, tak ada satupun.

My Crazy Daughter|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang