🍃MCD-19👉Murka😡👊👈🍃

1.1K 79 2
                                    

Agatha sedang beristirahat di dalam kamarnya. Ia memeluk bantal empuk kesayangannya sambil tiduran di atas guling. Kegiatannya terganggu saat sebuah langkah kaki mendekat, sisi kasurnya bergerak. Agatha segera memalingkan tubuhnya memunggungi Mike.

"Sayang, maafin Papi," Agatha menepis lengan Mike yang menyentuh pundaknya.

"Please, forgive me Syal. Anak Papi yang paling cantik, yang cantiknya kebangetan." 

"Cantiknya ngalahin Shin Min Ah, nggak?"

"Iya ngalahin Shin Min Ah pacar Kim Woo Bin yang nggak kalah tampan sama Papi,"

Agatha menyelak sewot, "nggak! Kim Woo Bin lebih ganteng. Titik! Dia tertampan!"

"O-oke. Dia paling ganteng. Tapi maafin Papi, ya?"

"Aku capek mau tidur, Pi." Agatha memejamkan matanya malas. Sebal lebih tepatnya. Ia gagal membujuk Putri semata kakinya. Dia masih marah ternyata.

Padahal Agatha sangat membutuhkan Mike saat itu. Untuk membatu mereka-Rizal dan Agatha menjelaskan semuanya kepada Bu Maria dan Bu Hanan juga untuk membujuk mereka agar tidak menurunkan Rizal dari posisinya nanti. Agatha tidak ingin mengecewakan Rizal. Tapi Mike yang sudah ia hubungi, tidak membaca satupun pesan yang dikirimnya. Perasaan Agatha benar-benar buruk.

"Ada masalah di kantor. Papi nggak sempet buka pesan kamu. Im so sorry, my girl. Please forgive me." Mike memeluk Agatha serta mengecup kepala Agatha dari belakang.

"Nggak mau denger alasan. Basi tahu Pi. Setiap apa-apa selalu jadiin pekerjaan sebagai alasan utama." Ia sekarang bangun dari tidurnya dan menatap Mike. Sebelum melanjutkan, ia menyalakan lampu tidur di nakas samping.

"Papi serius. Ini hal serius yang nggak bisa Papi tinggalin gitu aja. Besok Papi ke sekolah. Papi obrolin sama Bu-"

"Nggak perlu! Percuma. Udah deh, Papi urus aja kerjaan Papi. Nggak usah urus aku." Dadanya naik turun menahan amarah. "Rapat otang tua kemarin, Papi kemana? Kerja juga kan? Tiap ada acara di sekolah, Papi selalu nggak dateng. Dulu ada Bibi yang wakilin, sekarang siapa? Aku kayak anak yatim piatu aja deh. Orang lain orang tuanya hadir, sedangkan aku harus duduk sendiri di sana. Dengerin materi rapat sendirian. Aku juga mau kayak anak lain, Pi." Tanpa diperintah, matanya mulai memerah mengeluarkan air mata yang paling Agatha benci.

Mike mengusap wajahnya frustasi. "Okay, Papi minta maaf untuk kemar-"

"Selalu minta maaf. Minta maaf. Minta maaf. Buat apa? Apa dengan Papi minta maaf perasaan aku bisa lebih baik?"

"Maafin Papi. Papi kayak gini juga buat kamu, sayang. Okay, apa yang harus Papi lakukan buat kamu bisa  maafin Papi?" Mike duduk mendekat ke arah Agatha yang mengangsur mundur sambil menghapus air mata sialan itu. Mike sangat membenci putrinya menangis.

"Pertemukan aku sama Ibu. Aku mau tahu tentang Ibu,"

Prang.

Lampu di atas nakas baru saja terlempar. Pecah berserakan memenuhi lantai. Sudah Agatha tebak akan seperti ini. Selalu.

"Cari permintaan lain," Mike mengeram meredam amarah. Ia sudah menjambak rambutnya keras. Namun Agatha kali ini tak akan menyerah. Ia masih setia melihat Mike yang menunduk dengan dada naik turun.

"Nggak mau."

"Syal, please,"

"Ibu di mana?"

"Syalimar Agatha Mentari!"

"Apa Pi?! Aku capek, aku capek lihat sikap Papi kayak gini terus tiap aku ngomong tentang Ibu. Kenapa?" Suaranya melirih diakhir kalimat. Ia meringsut takut. Menjauh dari Mike.

"Kamu tahu sendiri kenapa Papi nggak suka kamu bahas dia,"

"Dia bukan orang asing Pi, kenapa Papi selalu menyembunyikan informasi dari aku? Aku udah cukup besar buat tahu semuanya, tentang Ibu ya-

"Nggak! Kamu putri kecil Papi. Jangan pernah bahas soal dia lagi." Potong Mike cepat. Ia meraih tubuh Agatha memeluknya erat. Teramat erat hingga Agatha merasakan sesak. Padahal yang sebenarnya adalah Mike sedang menahan berat emosi yang menyelimutinya.

Selalu seperti ini. Selalu. Selalu. Selalu.

"Kamu nggak akan ninggalin Papi, oke. Kamu nggak akan pergi kemanapun." Mike mengecup puncak kepala sang anak dengan bertubi-tubi. Tak rela rasanya walau hanya membayangkannya saja.

"Nggak Pi! Aku bakal tetep sama Papi. Aku cuma mau ketemu Ibu aja. Anterin aku pliiisss." Ia mengurai pelukannya perlahan. Mood Mike sedang tidak baik. Sangat tidak baik. Dan Agatha harus meredamnya dengan susah payah menahan keingintahuannya bertahun-tahun.

"Dia sudah mati, Syal! Mati!" Mike mengacak rambutnya hingga tak beraturan. Menatap nyalang pada gadis di hadapannya ini. Selanjutnya yang terdengar hanya bunyi pecahan yang lebih besar lagi.

~~~

Im so sorry.
15 Mei 2019.
10.58 AM.
Habede Eneng Pelita dan Emaknya. Ihiiiyyyy,

My Crazy Daughter|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang