Fajar dan Senja

2.8K 24 0
                                    

Hari itu hari yang seharusnya penuh kebahagiaan. Tetapi, semua rasa bahagia itu pergi karena satu hal. 'Dia' Senja, gadis yang seharusnya ada di altar pernikahan bersamaku kini terbaring dibrankar rumah sakit. Sudah satu bulan semenjak dia menutup matanya. Pernikahan untuk sementara waktu ditunda terlebih dulu. Aku hanya bisa mengingat saat terakhir bersamanya.

flashback
"Fajar", panggil seorang gadis sambil berlari.
"Senja?? Ada apa?? Eh.. jangan lari lari Senja nanti kamu jatuh", ucap Fajar.
Bruk..
"Senja!!. Kamu bisa hati-hati sedikit tidak. Lihat kamu jatuh kan", bentaknya.
"Maaf maaf, aku kan ngga tahu kalo ada batu disitu", ucapnya.
"Ayo aku mau ajak kamu kesuatu tempat" lanjut Senja.
"Kemana??", tanya Fajar. Tanpa menghiraukan pertanyaan Fajar, Senja yang sudah semangat langsung naik ke mobil dan disusul oleh Fajar dibelakangnya. Ia melajukan mobilnya sesuai intruksi Senja.

Setelah beberapa waktu mengarungi perjalanan yang penuh kesunyian akhirnya mereka sampai. Tempat ini adalah tebing salah satu bukit tempat pertama mereka bertemu. Kecangungan tiba tiba terjadi, akhirnya Senja mengatakan sesuatu.
"Kamu masih ingat, pertama kita bertemu disini. Setelah itu kita bertukar nomor ponsel. Semenjak saat itu kita menjadi dekat. Dan...", ucapan yang belum selesai itu segera dipotong oleh Fajar.
"Tentu. Kamu wanita pertama yang membuat jantungku berdegub kencang. Membuatku merasakan yang namanya cinta dan kasih sayang. Perhatian yang kamu berikan menghangatkan perasaanku. Disini aku menyatakan cintaku dan melamarmu", ucapnya. Setelah perkataan itu ia melihat wajah Senja yang seakan penuh kesedihan dimatanya tapi mencoba untuk tetap tersenyum.
Sambil melihat matahari yang mulai kembali ke asalnya, Senja mengungkapkan sebuah kata yang membuat hati Fajar merasa perih.
"Fajar, jika nanti aku pergi kamu jangan menyakiti dirimu sendiri. Semua bukan salahmu. Semua sudah takdir tuhan. Tetap pertahankan hidupmu. Kamu mau kan berjanji untuk itu dan untuk diriku?", tanya Senja.
"Aku berjanji untuk itu dan dirimu. Kamu juga harus berjanji supaya disisiku selamanya. Meski aku tahu kematian itu ada", ucapan Fajar yang membuat hati Senja serasa ditusuk beribu ribu jarum transparan.
"Ayo kita pulang. Mama pasti mengkhawatirkan kita", ucap Senja tanpa menghiraukan ekspresi Fajar. Fajar yang sudah mengenal senja dan mengartikan semua dengan kata setuju akhirnya menganggukkan kepala dan pulang untuk mengantar Senja.

Setelah mengantar Senja pulang. Fajar kembali ke rumahnya dan membereskan badannya. Ia belajar hingga lupa waktu dan tiba tiba ponselnya berdering. Ada seseorang yang menelpon dan itu ternyata Mama dari Senja.
"Halo. Ada apa tan?", tanya Fajar. "Fajar, kamu ngga ke rumah sakit nak?. Senja, dia masuk icu sakitnya kambuh",terang mama Senja. "Hah, sakitnya kambuh. Emang Senja sakit apa tan?. Selama ini dia ngga bilang apa apa ke aku", ungkapnya dengan terkejut. "Kamu kesini saja dulu. Nanti tante kasih tahu", ucap orang diseberang sana dengan nada agak sedih dan langsung mengakhiri panggilan.

Selang beberapa menit akhirnya Fajar sampai di rumah sakit dan langsung menuju ruang icu.
"Tante, om, sebenarnya Senja sakit apa?", tanyanya yang penuh kekhawatiran. "Mungkin anak tante tidak ingin kamu tahu ", jawab mama Senja. "Dia terkena leukimia dan sekarang sudah stadium akhir", lanjutnya berusaha tegar meski masih terdengan suara isakan kecil disela katanya. Fajar yang mendengar pernyataan itu merasa sedih karena tidak tahu mengenai sakit Senja dan merasa ia gagal untuk menjaga nya. "Ini bukan salahmu. Ini sudah keputusan Senja. Dia tidak ingin kamu tahu. Untuk pernikahan kalian mungkin harus ditunda hingga dia bangun dari koma nya. Atau bahkan bisa juga dibatalkan",ucap papanya Senya yang seperti ribuan paku menusuk hati Fajar. "Saya akan menunggu Senja dan menjaganya. Biarkan saya dengan Senja", ucapnya. Papa dan Mama Senja hanya bisa berharap semoga itu tidak merugikan pihak keluarga Fajar. Mereka langsung menuju kekediaman orang tua Fajar untuk membicarakan masalah ini. "Senja hiks, bangun lah. Aku hiks rindu semua tentangmu hiks. Tawamu, cadaanmu, dan sifat manjamu hiks. Kita akan menikah hiks sebentar lagi, kenapa kamu malah tiduran disini?hiks Kamu ngga tahu aku khawatir sama kamu", ucapnya sambil terisak yang sudah tidak bisa ia tahan hingga dia akhirnya menangis dalam diamnya.
Flasback off

Setelah ia mengenang kata terakhir yang diucap oleh Senja. Ia kembali menumpahkan cairan bening itu. Ia sudah tak peduli lagi jika ada orang yang mengatakan ia cengeng. Seorang pejuang yang tangguhpun juga akan menangis karena cinta.Sekarang dia hanya bisa berdoa supaya Senja membuka matanya.

Setelah satu bulan dia menjaganya, dihari ini yang seharusnya menjadi hari bahagianya akhirnya terwujud. Senja gadis yang ia ditunggu selama ini membuka matanya. Melihat kearahnya dengan senyum tipisnya dan berusaha mengatakan sesuatu. Ia yang mengetahui keinginan itu akhirnya mendekatkan telinganya.
"Maaf, dan terima kasih atas waktunya. Aku... akan selalu mencintaimu. Jangan ...paksakan hidupmu untukku. Aku... tidak..ingin kamu... kehilangan duniamu. Kamu.. sudah berjanji dan ku harap takkan kamu ingkari", dengan berkahirnya kata itu disusul dengan suara monitor yang menunjukkan bahwa orang yang beberapa saat tadi membuka mata dan tersenyum itu telah tiada. Ia segera memanggil dokter untuk memeriksanya. Dokter tersebut telah melakukan berbagai cara. Tetapi, semua sudah menjadi takdir. Ia kehilangan seseorang yang sangat ia cintai dihari kebahagiaanya. Entah ia harus menyebut itu ghri bahagia atau hari terburuk dalam hidupnya. Satu sisi kekasihnya membuka mata disisi lain ia pergi meninggalkan dunia dan dirinya.

Setelah pemakaman Senja ia hanya bisa merenungkan setiap kata terakhir yang gadisnya ucapkan.Ia menyadari jika Senja telah tiada dan beharap penuh supaya dirinya bisa menjalani hidup tanpa dia disisinya. Ia mulai menjalani hidup dengan tenang dan penuh kenangan itu.

End

Halo... ini cerita pertama aku. Sebenarnya sih udah lama pingin buat cerita disini. Tapi karena kesibukan jadi agak tertunda. Dan juga aku dulu masih bingung mau bikin satu cerita atau beberapa cerpen. Dan akhirnya kuputuskan buat bikin beberapa cerpen aja. Semoga kalian yang membaca suka. Votmen krisarnya juga boleh. Makasih telah membaca.

Kumpulan Cerpen SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang