Langit begitu indah malam ini. Hembusan angin mengingatkan diriku saat kita masih bersama. Dan bercerita tentang impian kita. Saat itu, istirahat makan siang.
"Ris mau beli apa?", tanya seseorang disampingku. Gadis berjilbab bername tag Hannum.
"Masih mau mikir-mikir dulu. Lha kamu mau beli apa?", tanyaku.
"Bakso kuah sama es teh", jawab Hannum.
"Eh aku nitip es jeruk juga", sahut seseorang di belakangku. Ia gadis berjilbab tapi lebih tinggi dari diriku. Tasya namanya. "Eh Lutfi es juga engga?", tanyanya pada gadis berjilbab yang ikut mengantri di tukang jual sosis." Iya Tas", jawab Lufti.
"Eh aku sama Syania es jeruk juga num", jawab temanku yang lain bername tag Anandya. "Nel, es juga ngga?", tanyanya pada Nelly. "Engga, aku bawa air minum tadi", jawabnya.
"Didata aja Num siapa yang es jeruk siapa yang es teh. Aku mau beli bakso kuah. Ini uang es ku, mana uang baksomu tak belikan", ucapku.
"Makasih ya Ris", jawabmu. Hanya kubalas anggukan.Setelah itu kita kembali ke kelas. Karena teras depan kelas kosong kitapun memilih untuk makan disana sambil bercengkrama.
"Eh, kalian lulus sekolang mau kemana?", tanya Hannum pada kami semua.
"Kan kemarin udah daftar ke pabrik. Jadi ya disana aja. Mau kerja, kumpulin uang, terus kuliah kalo engga ya ambil kursus", jawabku.
"Eh sama Ma. Aku juga mau ambil kursus", jawab Nelly.
"Ambil kursus apa Nel?", tanyaku.
"Desain", jawab Nelly singkat.
"Hm, kalo aku ingin fokus kerja dulu aja deh cari uang hehe. Modal nikah", jawab Tasya.
"Nikah mulu yang kamu bahas", sahut Lutfi.
"Biar engga serius amat ngebahasnya", jawab Tasya
"Iya iya yang udah punya calon, makanya bahasnya nikah mulu", sahut Anandya yang membuat kami semua tertawa."Syania jadi ke Kalimantan?", tanya Hannum.
"Masih rencana sih Num. Kalo aku pinginnya sih kerja di pabrik sama kalian dulu beberapa tahun, baru deh pindah", jawab Syania sambil memainkan handphone dan meminum esnya.
"Rencana kita kan mau kerja di pabrik yang sama. Sekolah kita bertujuh bareng, meski bertujuhnya baru dua tahun. Hehhe. Terus habis itu kita bakal ambil jalan menuju cita-cita dan impian masing-masing. Semoga kita tetep bisa kumpul kaya gini lagi. Dan,aku berharap apa yang kita harapkan dikabulkan oleh Sang Maha Kuasa. Aamiin", ucapku.
"Aamiin", ucap kalian semua.Kring kring
"Eh udah bel, ayo masuk kelas", ucap Nelly.
" Alhamdulillah, untung udah sholat tadi" ucap Hannum. "Eh ini pelajaran bahasa mandarin kan?",tanya Lutfi. "Wah lao she dong", ucap Tasya panik. "Eh eh itu lao she. Ayo masuk masuk",ucap Anandya heboh." Ayo segera masuk ke kelas", ucap Hannum. Saat di dalam kelas. "Eh Ma, ada apa?", tanya Dian. "Lao she", ucapku agak keras. Dan seketika kelas berubah menjadi pasar. Kegiatan pasar terhenti saat Lao she sudah ada di depan pintu kelas.Hahaha. Saat itu benar benar menyenangkan bukan. Bahkan kita bertujuan untuk bersama setelah lulus sekolah. Tapi sekarang kita malah berpencar. Ingin bertemupun juga mulai sulit. Terakhir bertemu saat cap tiga jari di sekolah. Aku hanya bisa berdoa dan berharap. Pesahabatan kita akan abadi seperti ketujuh warna pelangi. Meskipun berbeda mereka bersatu dan saling melengkapi untuk menciptakan keindahan alam yang saat saat ini jarang terjadi.
Halooo tolong krisar dan votmentnya. Aku lagi kangen sama temen" ku huhu. Padahal udah ketemu. Rasanya pingin balik ke jaman smk. Dan menikmatinya. Tapi sayang banget hidupkan harus berlanjut.
Maaf jika ada typo. Saya manusia bahkan robotpun juga bisa rusak. Apa hubungannya~
Mau curhat kirim pesan aja, hehe. Bircindi kik bircindi. Tpi kalo mau cerita atau kenalan jga boleh. Haduh kyk ngga sibuk aja lu.Makasih yang udah mau baca,vote, dan mau menunggu. Semoga apa yang kamu semogakan segera tersemogakan oleh sang pemberi.
#kyn
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Singkat
Short Story"Biarkan secangkir teh menjadi pelepas letih. Biarkan secarik kertas menjadi saksi pedih" Hanya sebuah kisah yang terlintas diselang waktu yang begitu sibuk dihimpit tuntutan hidup. Coba saja untuk membacanya dahulu. Mungkin kamu akan tertarik denga...