TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM

382 6 2
                                    

" Izinkan ku pinjam namamu disepertiga malamku, tukku diskusikan dengan rabbku "

Pagi segelap mendung, Cuitan tak berbunyi hanya sebuah deru gerimis yang menjadi teman. Sepinya pagi ku lewati dengan tekat menuju sekolah tercinta, SMK Negeri Bangsa . Ku isi waktu dengan membaca beberapa pesan di grup wa, menanti bis seperti biasa di dekat jalan raya. Beberapa menit berlalu akhirnya datang juga, ku naiki bis itu dan berangkat menuju sekolah.

Setibanya disekolah, segera aku turun dari bis dan pergi kekelasku.

" Ahra...", seseorang memanggilku dari belakang yang membuatku harus memutarkan badan.

" Oh Yuli, ada apa ?", tanyaku.

" Nanti kita mulai pramuka kan ?", tanyanya.

" Iya, memangnya kenapa ?", tanyaku.

" Gpp, cuma tanya aja", jawabnya.

" Ya udah, ayo kita ke kelas bentar lagi mau bel masuk", ajakku. "Oke ",  jawabnya. Kamipun segera pergi ke kelas setelah melakukan perbincangan singkat tadi. Karena bel jam pelajaran pertama telah berbunyi.

Setelah beberapa jam, pelajaran pun usai, semua bersiap-siap tuk melakukan ekskul pramuka di lapangan. Saat kami sedang bersiap tiba-tiba terdengar bunyi peluit yang sangat keras, semua siswa kelas X langsung terjuan ke lapangan. Disana sudah ada kakak bantara yang cantik-cantik dan gagah-gagah. Kami diajari baris berbaris dan juga yang lain-lain.

Sudah hampir satu semester kami melakukan kegiatan pramuka ini, tibalah saatnya kami melakukan PTA ( Penerimaan Tamu Ambalan )yang dilaksanakan pada sore hari jum'at dan akan berakhir pada minggu sore. Awal kegiatam diadakan apel pembukaan yang dipimpin oleh kakak bantara yang gagah dan manis jika dipandang, aku tidak terlalu dengar ketika ia memperkenalkan diri didepan. Setelah upacara pembukaan, kegiatan selanjutnya adalah lomba, aku tergabung dalam sebuah tim berjumlah 3 orang. Didalam lomba ini kami akan mengolah bahan daur ulang, dan kami yang belum menentukan akan membuat apa akhirnya kami putuskan untuk membuat figura foto. Kami dikejutkan dengan sebuah suara

"Mau buat apa dek ?", tanya orang itu. Aku yang kenal suara itu lantas menjawab

"Mau buat figura foto kak ", jawabku.

" Fungsinya apa ? ", tanyanya.

" Buat tempat kenangan dengan orang tua ataupun dengan mantan ", jawabku asal.

"Iya, ya udah kakak lihat yang lain ", ucapnya yang mendapat jawaban singkat dari kami.

Malampun tiba, itu saatnya upacara api unggun dilaksanakan. Selang beberapa menit upacara selesai, lalu dilanjutkan dengan berbagai pensi yang ditampilkan oleh perwakilan kelas. Aku yang sadar jika kakak bantara itu ada dibelakang membuatku selalu menengok ke belakang dan membuat kakak bantara yang wanita menyenggol temannya itu supaya melihat kearahku dan teman disampingku yang juga memperhatikannya. Kamipun yang ketahuan memperhatikannya menjadi malu dan langsung berpaling melihat pensi yang ditampilkan oleh kelas lain.

Setelah acara tersebut kamipun disuruh untuk tidur, tapi selang beberapa menit bisa tidur dengan nyenyak aku dan teman-temanku dibangunkan untuk jejak malam. Kami melalui banyak pos, ketika di pos bayangan semua anggota sangga ditanya siapa yang mengisi acara tadi sore oleh kakak bantara laki-laki.

"Kak Dedi, Kak Sefa, dan Kak Dimas ", jawabku dengan yang terakhir aku asal.

"Heh bukan Kak Dimas, tapi Kak Bryan", jawab temanku. Aku yang salah akhirnya malu sendiri, tapi  akhirnya aku tahu siapa nama sebenarnya dari kabar itu.

Acara semalam membuat kami mengantuk, semua kabar (Kakak Bantara) yang melihat itu meminta kami untuk berbaris rapi dan melakukan senam. Acara senam telah usai dilanjut dengan kegiatan mencari jejak. Kami mencari jejak dan melakukan permainan yang telah disediakan, semua merasa senang dan bahagia.

Kumpulan Cerpen SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang