Tak Dihargai

847 3 0
                                    

"Silva", sapa seseorang pada gadis yang diduduk didepannya sambil mengaduk minuman dingin. "Ada apa?", jawab gadis bernama Silva. "Jadi bagaimana hubungan kamu sama Dika?", tanyanya. "Raya udah ya jangan tanya soal itu lagi. Capek aku", jawab Silva. "Aku sudah bilang putuskan hubungan yang menyakitkan ini. Percuma kamu bertahan jika dia udah main serong dibelakang. Aku engga tega lihat kamu sedih Sil, jadi bilang aja ke orang tuamu buat mitusin perjodohan ini", jawab Raya dengan penuh penekanan. "Huh.. Kalo ngomon aja mudah ngelakuinnya itu yang susah. Udah lah ayo pulang", ajak Silva. Raya yang melihat sahabatnya keluar kafe hanya dapat menghembuskan nafas dan menggelengkan kepalanya karena sifat sahabatnya itu.

Silva Pov
Setelah pulang dari kafe aku memutuskan untuk pergi ke taman. Aku duduk disalah satu bangku dibawah pohon yang cukup rindang. 'Sebenarnya apa yang dikatakan Raya ada benarnya. Aku capek tapi dengan bodohnya aku tetap bertahan'.
"Hah...lelah jika harus hidup seperti ini. Dikekang dengan perasaan dan logika sendiri. Aku pulang saja, nanti baru bicara sama ayah". Aku baru berjalan beberapa langkah dan tanpa sengaja aku melihat Raya sedang memarahi seorang lelaki dan perempuan di depannya.
"Kalian gila ya..!!!!!", bentak Raya. "Hoh, Ray lo kok bego banget sih. Rendi tuh udah engga mau sama lo. Jauh jauh deh dari dia", jawab perempuan itu. "Gue bakal relain kalo Rendi sama lo. Tapi jauhi Dika, apa lo kurang puas? Setelah merusak hubungan gue sekarang lo berusaha merusak kebahagiaan sahabat gue", ucap Raya.
Aku yang penasaran memutuskan menghampiri mereka. "Raya ada apa?", tanyaku yang mengejutkan mereka semua. "Sil...Silva kamu kenapa ada disini?", tanya laki -laki itu. "Hah Dika! Kamu ngapain disini?",tanyaku balik. "Biasalah Sil kencan dong sama gebetannya. Udah punya tunangan juga masih mata keranjang", jawab Raya. "Dia siapa?", tanya gadis itu. Aku yang sadar dengan situasi ini hanya memendam amarahku dan menjawab pertanyaan gadis itu. "Kenalkan saya Silva calon mantan tunangan dari pacar lo", ucapku dengan menekan amarah. Dika yang mendengar itu langsung membeku dan secara bertahap wajahnya memerah. "Calon apa tadi Silva? Calon mantan tunangan? Kamu ngaca dong!!! Perempuan kaya kamu engga bakal bisa jauh dari aku!!!", bentaknya. "Saya bisa saja. Orang tua saya juga sudah tahu dan tinggal memutuskan pertunangan ini saja", ucapku santai. "Raya ayo pulang. Gerah tahu kalo disini terus", ucapku. Aku yang memang sudah marah langsung menarik Raya dari sana dan pulang ke rumah.

Author pov
Sesampainya di rumah Silva pergi menemui ayahnya yang ada di ruang tamu dengan sang ibu. Disana juga ada orang tua dari Dika. Silva yang emosinya dapat tersulut kapan saja masih ditenangkan oleh Raya dibelakangnya. "Silva kamu kenapa nak?", tanya sang ibu. "Bu. Silva mau pertunangan dengan Dika dibatalkan", ucap Silva mantap dengan nada bicara datar yang mengejutkan semua orang. "Apa kamu yakin?", tanya papa Dika. "Mas kamu bicara apa sih? Silva pasti cuma bercanda", ucap mama Dika. "Mah, kamu engga kasian sama Silva? Dia selalu bertahan demi kita bahagia. Demi orang tuanya bahagia tanpa memikirkan perasaannya sendiri", jelas papa Dika. "Ya sudah. Makasih ya Silva kamu masih mau bertahan hingga sekarang. Tante minta maaf jika sudah memaksa kamu untuk tetap bertahan", ucap mama Dika. "Tidak apa apa tante. Silva sadar mungkin Dika bukan takdir Silva. Jika begitu Silva dan keluarga minta maaf atas semua kesalahan. Dan pertunangan ini sudah selesai. Ini cincinnya tante", ucap Silva dengan senyum tipis. Dengan air mata yang mengalir Silva dibantu Raya menuju kamarnya di lantai atas. "Aku engga pernah menyangka jika semua harus berakhir", ucap Silva. "Kamu harus terima kenyataan Silva. Dia itu buruk untuk kamu. Kamu akan dapat orang yang lebih baik lagi", jawab Raya. "Makasih Ray kamu selalu ada untuk aku", ucap Silva. "Itu gunanya teman. Lain kali jangan bodoh lagi ataupun buta karena cinta", nasehat Raya yang melihat sahabatnya itu sudah tenang. "Iya Raya", jawabnya sambil mengusap jejak air mata di pipinya.

Selesai

Maaf buat semua pembaca akhir akhir ini aku lagi sibuk. Tugas sekolah numpuk semua sama buat satu cerita belum selesai. Hehehe. Sekali lagi jangan bosen buat mampir dicerita aku. Rencananya aku mau minta tema sama reques dari kalian. Bakal aku usahain buat cerita ada ya requesan kalian. Kalo engga ada yang reques aku buatnya sesuai tema aku sendiri. Makasih semua...

Kumpulan Cerpen SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang