Mentari menembus kaca jendela. Cahayanya membangunkan seorang gadis yang masih bergelung dibawah selimutnya. Merasa tidurnya terganggu ia bangun dan melihat jam diatas meja. "Pukul 06.00", gumamnya. Ia langsung bergegas ke kamar mandi. Selesai ia mandi ia mempersiapkan dirinya, setelah siap ia lalu turun kebawah.
"Pagi kak", sapanya kepada seseorang yang sedang menyantap sarapan di meja makan.
"Pagi juga. Bagaimana tidurmu", tanya laki-laki yang dipanggil kakak tadi.
"Hm, baik", ia segera duduk meminum susu vanila dan memasukkan bekal yang sudah disiapkan. Lalu segera pergi dari meja makan sambil menggigit roti dimulutnya.
"Cuta, makan jangan sambil berjalan", ucap sang kakak.
"Iya~ tahu, aku engga sambil jalan kok", jawab gadis itu sambil berlari.
"Tapi sambil lari kan", teriak sang kakak.
"Hya khwak", jawab Cuta dengan roti dimulutnya sambil berlari.
"Eh bentar, Cuta mau pergi kemana ya?, kok engga bilang apa apa. Jangan-jangan.....Cutaaaaaaaaa", teriak sang kakak mengelegar.Gadis itu Cuta Angsana. Gadis berumur 17 tahun kelas 2 SMA. Ia gadis yang cantik, mata monolid dengan hidung mancung dan pipi chubby serta rambut hitam legam. Ia terlihat sangan menggemaskan satu sisi dan anggun disisi yang lain. Sedangkan laki laki yang ia panggil kakak itu adalah saudara angkatnya. Namanya Leon Angsana. Meski bukan saudara kandung ia sangat melindungi dan menyayangi Cuta. Bahkan ia juga sangat memanjakan Cuta. Itulah kenapa Cuta juga sangat menghormati dan menyayangi kakaknya itu.
Saat ini dia akan pergi bersama temannya kepusat perbelanjaan. Kata temannya disana sedang ada diskon susu dan buku. Dia itu suka banget sama dua benda itu, jika ada disko keduanya, tentu Cuta pasti ada disana. Entah membeli susu atau buku.
'Aku akan beli banya susu dan buku. Hehhe', gumamnya dalam hati.
"Yo Cuta", ada yang memanggilnya dan iapun menengok ke belakang.
"Sinta, kamu kok lama banget sih. Aku udah engga asabar nih", ucap Cuta.
"Iya iya, tadi macet jadi lama", ucap temannya yang ternyata bernama Sinta. "Ayo masuk kemobil", ucap Sinta.
"Ayo", jawab Cuta. Mereka segera masuk mobil dan menuju ke pusat perbelanjaan yang di tuju.Selang beberapa menit mereka telah sampai di pusat perbelanjaan. Tempat pertama yang dituju adalah toko buku.
"Cuta kamu mau cari buku apa sih?", tanya Sinta.
"Apa aja yang penting engga romance", jawab Cuta.
"Iya iya", jawab Sinta. "Eh Ta, aku kesana dulu ya. Mau beli novel romance". Hanya dibalas anggukan oleh Cuta dan gumaman.Cuta yang sendirian mencari cari buku dengan matanya terfokus pada rak didepannya tak menyadari ada orang disebelahnya hingga...
Bruk...
"Aw/ah", suara erangan sakitpun terdengar. Cuta yang merasa bersalah langsung bangun dan membantu orang tadi.
"Maaf aku tidak sengaja", ucap Cuta. "Kamu baik baik saja?", tanyanya. Ia mendongak kearah orang itu yang ternyata adalah seorang lelaki. Ia terpesona akan wajah laki laki itu. Mata tajam, hidung mancung, bubir tipis, rahang yang tegas.
"Ah iya gpp, lain kali lebih hati hati", ucap laki laki itu.
"Hm, sekali lagi maaf ya", ucap Cuta. Yang dibalas anggukan laki laki tadi.
"Cuta kamu udah nemuin buku yang dicari belum", tanya Sinta yang tiba tiba ada di belakang Cuta yang membuatnya langsung berbalik.
"Eh udah kok. Ayo kita ke kasir lalu langsung pulang", ucap Cuta. "Ok", jawab singkat Sinta.
Mereka meninggalkan laki laki tadi disana. Tanpa disadari oleh mereka berdua ia menunjukkan seringai(smirk) kecil tapi menakutkan.
"Cuta ya namanya", gumamnya.
"Tuan muda Sam, anda sudah mendapatkan buku yang anda inginkan?", tanya salah satu pelayan.
"Ya, bukan hanya buku tapi sesuatu yang menarik", jawab Sam. "Aku ingin kamu cari tahu tentang gadis bernama Cuta", ucap Sam.
"Gadis bernama Cuta buk-", ucapan sang pelayan terpotong.
"Gadis yang tadi, ia bernama Cuta. Cari tahu mengenai dia serinci rincinya dan aku tak mau ada kesalahan, jika tidak kau akan tahu akibatnya. Paham", ucap Sam penuh penekanan.
"Baik saya mengerti tuan muda", ucap sang pelayan dengan kepala tertunduk menahan takut.
"Bagus, aku ingin datanya sudah ada dua hari lagi. Sekarang kita pulang, dan bayar ini dikasir", ucap Sam.Setelah membayar mereka kembali ke mansion. Saat di salah satu pertigaan yang terdapat lampu merah entah takdir atau apa ia melihat Cuta didalam mobil dengan temannya. Ia tersenyum tipis. 'Tunggu aku sayang. Kamu akan jadi milikku untuk selamanya', inner Sam dengan kekehan kecil yang membuat sang supir dan pelayannya ketakutan.
'Ada apa dengan tuan muda?, apa dia kerasukan', inner sang supir. Sang pelayan mengikuti arah pandang sang tuan muda dan menemukan gadis yang tak sengaja mereka temui di toko buku tadi.
'Ternyata gara gara dia toh. Hmm apa tuan muda jatuh cinta dengan wanita itu ya?', inner sang pelayan. Dan setelah lampu berwarna hijau mereka langsung menuju rumah masing-masing dengan fikiran masing masing.End
Hm~. Kalo typo atau apapun itu maafkan daku. Jangan lupa votment dan krisarnya ya. Terima kasih. Kalo gitu sampai jumpa lagi~ ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Singkat
Short Story"Biarkan secangkir teh menjadi pelepas letih. Biarkan secarik kertas menjadi saksi pedih" Hanya sebuah kisah yang terlintas diselang waktu yang begitu sibuk dihimpit tuntutan hidup. Coba saja untuk membacanya dahulu. Mungkin kamu akan tertarik denga...