✏
Langit mulai merubah dirinya menjadi kemerahan. Namun kini, Alfree masih duduk di kursi panjang yang berada di koridor sekolahnya.
Hari ini begitu melelahkan baginya. Ia juga tampak kesal menatap ke arah lapang dan mengangkat benda pipih berwana hitam mendekat ke telinganya. "Lo kalo niat gak jemput gak usah. Bikin gue nunggu lama aja. Sebel gue sama lo"
Terdengar kekehan kecil dari seberang telfon sana. "Ia cantik, ini gue nelfon karena mau ngasih tau gue udah mau jalan. Lo jangan pulang dulu. Nanti gue yang kena omel. Yah cantik..."
"Ya udah cepetan"
"Ta.." ucapannya terpotong kala Alfree langsung mematikan telfonnya.
Kling kling..
Bang
Tapi awas kalo lo ngadu, gue makan lo idup-idupGercep makanya
Alfree mendengus kesal. Entah kenapa kini rasanya ia sangat ingin menangis.
Bulir demi bulir berhasil jatuh melalui pipi mulus nan putih Alfree. Dadanya terasa sangat sesak mengingat perilaku Tara dan teman-temannya tadi siang "Kali ini lo semua udah keterlaluan"
Flashback off
Plak, tiba-tiba sebuah tamparan medarat dipipi Alfree. Entah apa salahnya namun ia kini tersulut emosi.
"Lo apa-apaan? Sekasar-kasarnya gue, gue gak pernah nampar temen sendiri" teriak Alfree di depan muka Tara.
"Dan sekasar-kasarnya gue, gak pernah bermuka dua di depan bokap temen gue sendiri"
Alfree mendorong tubuh Tara "Jaga omongan lo!"
"Lo juga kali!"
Suasana semakin panas.
"Gue tau lo pinter, tp lo gak usah sok kepinteran di depan bokap gue"
"Gue gak pernah caper di depan bokap lo. Kalo emang dia banding-bandingin kita, ya itu salah lo sendiri kenapa lo gak pernah mau serius sekolah. Nile lo jelek, sikap lo kaya gini, terus apa yang bisa dia banggain dari lo? Inget! Bokap lo kepsek disini. Harusnya lo bisa mencontohkan hal yang baik sbg anak kepsek. Cantik? Iya? Itu yang lo banggain? Hellow.. Cantik itu kodratnya cewek. Emang lo pernah liat cowok cantik? Hah?" Balas Alfree sambil meyilangkan kedua tangan didepan dadanya.
"Gue bakal aduin ini ke bokap gue dan lo liat apa yang bakal terjadi sama lo"
Tara notabennya emang anak kepsek. Dan sebagian besar anak yang lain mungkin akan menurut dan mengalah dengan Tara. Namun berbeda dengan Alfree, ia lebih memilih melawan demi harga dirinya.
"Sana, gue yakin bokap lo bakalan belain gue" bisik Alfree disamping telinga Tara.
"Kurangajar"
Saat ia hendak pergi, kakinya dipancal oleh salah satu teman Tara. Lalu ia disiram jus jeruk yang tengah dipegang Tara.
Alfree ingin melawan namun bel sudah berbunyi. Dan semua membubarkan diri. Lantas ia pegi ke kamar mandi.
Namun terdengar bisikan-bisikan ghaib dari Tara dan teman-temannya. "Gitu tuh, kalo anak kurang kasih sayang orang tua. Bisanya caper ke orang lain"
"Bokap nyokapnya gak punya otak kali, makanya anaknya juga sama"
"Belum juga tadi kita selese, main pergi aja dia. Gak sopan. Seenak jidat ninggalin kita"
Alfree mengepalkan tangannya. Namun ia lebih memilih mengakhiri pertengkarang tak beguna itu.
•••
Ekor mata Alfree menangkap ada seseorang yang menuju ke arahnya. Ia memilih pura-pura tak melihat dan berusaha mengalihkan perhatian ke ponselnya.
Dengan cepat ia juga menghapus air mata yang sejak tadi mengalir deras di pipinya.
Lelaki iti semakin mendekat. Dan tanpa diduga, ia malah duduk disamping bangku Alfree.
"Ekhmmm..."
"Basa-basi macam apa ini" dercak Alfree dalam hatinya
"Gak usah pura-pura gak lihat Fre"
Sontak ia langsung menoleh ke arah lelaki tersebut. "Fre? Kenapa kakak panggil aku Fre? Aku biasa dipanggil Alfri ka"
"Alfree Tasya Anindia. Tapi aku lebih suka manggil kamu Fresya"
"Kok kakak tahu? Terus kenapa kakak manggil aku Fresya?" Tanya Alfree kebingungan karena baru kali ini ada yang memanggilnya Fresya.
Lelaki itu tampak membuang bola matanya malas. "Kenapa?" Tanya Alfree
"Ya lo aneh, siapa juga yang gak tahu lo. Siswi kesayangan guru bahkan sampe kepsek pun ikut kebawa-bawa"
Alfree penasaran dengan apa yang lelaki itu katakan. "Maksud kaka?"
=>
Maksud lelaki itu apa ya?
See you next chapter guys💛
-21 Desember 2k19-
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior
Teen Fiction✏ Alfree membanting pintu kamarnya. Ia masih ingat betul kejadian tadi siang di kelasnya. "Pokonya waktu gue terlalu berharga buat ngurusin orang-orang gak guna. Dan gue gak takut walaupun harus dibenci semua orang karena ulah gue yang suka masa bod...