Senior[1]

302 118 75
                                    

📌

.
.

Alfree penasaran dengan apa yang lelaki itu katakan. "Maksud kaka?"

Huftt... Lelaki itu membuang nafas kasar. "Jadi orang polos banget si"

Tiba-tiba bibir Alfree tertarik ke kanan dan ke kiri. Lalu ia menatap lekaki itu layaknya tatapan seorang adik ke kakak.

Jiwanya bergetar melihat tingkah lucu Alfree yang seperti anak kecil itu. "Ni cewek ngapain senyum kaya gitu ke gue si"

"Gue kan emang masih kecil. Please ya, cerita kenapa kakak bisa ngomong gitu. Ya ya..." Alfree menggoyang-goyangkan tangan layaknya anak kecil yang minta es krim ke ibunya.

"Dasar bocah. Ya udah iya"

"Jadi ada beberapa guru yang ngajar kelas kamu juga ngajar kelas aku. Sebagian dari mereka itu sering banget banding-bandingin kamu sama anak kelasku. Katanya kamu itu pinter, baik, ramah, sopanlah inilah itulah. Bahkan si Pak Anton pernah nunjukin foto kamu di proyektor depan kelas selesai dia presentasi" ucapan lelaki itu terpotong karena Alfree ikut nyerocos.

"Ha.. Foto aku? Segitu ngefans nyakah mereka ke aku. Ahahahaaa... Gila" sahut Alfree terbahak-bahak.

Gue hari ini bener-bener ngerasa berguna jadi manusia.

"Iya si tahu gue cantik imut lucu nan menggemaskan, ngangenin lagi. Hahahahah...."

Sontak lelaki itu ikut tertawa mendengar celoteh gila cewek ini.

Kini mereka kembali bercerita dan entah apa yang membuat mereka tertawa bersama. Dan senjalah yang menjadi saksi bisu keakraban mereka berdua.

Kling kling..

Alfree membaca notif pesan yang masuk ke ponselnya.

WhatsApp

Bang

Gue udah didepan. Cepet kalo gak gue tinggal.

Sabar elah

Alfree menutup kembali ponselnya. Lalu berpamitan ke lelaki itu. "Kak, udah sore nih, aku pulang duluan ya. Soalnya aku udah dijemput"

Lelaki itu mengangguk. Ia memperhatikan langkah demi langkah yang Alfree hentakkan layaknya anak kecil yang melihat tukang bakso.

•••

"Woyy" teriak Alfree

"Lama lo"

Alfree membuang muka dan memanyunkan bibirnya ke depan. "Ya udah gue gak mau pulang sama lo"

Gavin, dia turun dari motornya dan menarik Alfree ke pelukannya. "Jangan ngambek sayangku".

Alfree tetap pada pendiriannya. Ia belum melihat ke arah Gavin. Gavin mencium kening Alfree. "Udah deh, gue kasih duit jajan tambahan selama seminggu. Tapi lo juga gak boleh bilang gue telat jemput lo. Bilang kita jalan-jalan dulu. Gimana?"

Mata Alfree berbinar. Ia langsung menjabat tangan Gavin. "Ya udah sayang kita deal. Sekarang kita pulang"

"Giliran duit aja langsung kinclong lo. Cepet pake" Gavin memberikan helm kepada Alfree.

"Pakein ya"

Meski kesal Gavin tetap memakaikan helm ke kepala Alfree. "Ya tuan putri kesayanganku"

Alfree tersenyum geli melihat abangnya yang terlihat sangat kesal.

•••

Lelaki itu membalikkan badanya ke kanan dan ke kiri. "Dia siapa yah? Pacarnya? Perasaan pak Anton bilang tu cewek jomblo, makanya bisa fokus sekolah. Tapi mereka nempel banget gitu".

"Ekhmm.... Cie yang lagi mikirin dede emes" ucap seorang lelaki yang tengah berdiri di ambang pintu.

"Brisik lo"

"Gak usah bohong lo sama gue, gue tahu lo tadi berduaan sama dede emes"

"Dede emes? Maksud lo Alfree Tasya?"

"Ya iyalah siapa lagi. Gue sebenernya gak sengaja. Tapi ya agak lama juga gue liatin lo berdua"

"Kamvret, jadi lu nguntit gue?"

"Gak sengaja bangke"

Lelaki itu bergumam. "Tapi cowok itu siapa"

"Lo ngomong apa cuy?"

"Nggak"

"Ya udah gue mau ke dapur dulu"

"Mau godain bibi gue lo?"

"Mau manjain dia terus minta bikinin nasgor. Lo mau?"

Lelaki itu berteriak sambil melempar guling yang tengah ia pegang. "Awas kalo lo berani kaya gitu ke bibi! Gue telen lo idup-idup"

"Ya ngga lah, bego lo ya? Gue ke dapur ya mau makan bangke. Tau ah lo pusing gue sama lo"

Huftt.. Lagi-lagi ia membuang nafas kasar. Memandang ke arah luar jendela. Bukan, disana bukan sedang hujan tapi bulan dan bintang yang sedang bersinar terang.

=>

Sweet ya punya abang kaya Gavin. Tapi kira-kira siapa lelaki yang bersama Alfree di koridor sekolah?
See you next chapter guys💛

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang