Senior[13]

126 26 8
                                    

📌

.
.
.

"Sorry" Alfree menunduk.

"Gue yang minta maaf. Balik ke kamar gih. Tidur udah malem" Gavin mengusap rambut Alfree dan Alfree hanya mengangguk lalu pergi.

•••

"Pokoknya gue harus tanya langsung sama pak Bondan" gumam Alfree dalam hati.

Hari ini mapel olahraga. Namun Alfree lupa membawa baju olahraga. Dan untuk menghindari hukuman, ia memilih pergi ke UKS.

Dan ternyata Alfree malah benar-benar tertidur di UKS. Alfree terbangun karena bel pulang telah berbunyi. Yang artinya satu hari ini dia bolos jam pelajaran. "Kebo banget si gue tidur"

"Baru saja melangkah ia teringat bahwa ia harus bertemu dengan pak Bondan. "Iya gue harus ke ruang pak Bondan".

Akhirnya ia putar balik dan segera menuju ke ruang kepsek. Sesampainya disana hanya ada pak Bondan seorang diri.

Tok tok tok..

"Masuk" ujar pak Bondan.

"Maaf pak ganggu".

"Sante aja. Duduk al".

Seperti biasa, Alfree langsung to do point. "Mohon maaf kalo saya lancang pak. Tapi apa boleh saya tanya sesuatu?".

"Silahkan akan saya jawab sebisa saya" sahut pak Bondan.

"Bapak kenal Gavin? Terus beberapa hari lalu saya pernah denger katanya pak Bondan sayang sama saya. Maksdunya apa ya pak?".

Pak Bondan terlihat menahan air matanya. "Kenapa pak?" Tanya Alfeee.

"Tapi kamu janji gak boleh marah setelah saya mengatakan yang sejujurnya" pinta pak Bondan.

"Insha Allah pak. Bisa? Bapak katakan sekarang?" Entah kerasukan setan mana, tapi Alfree bisa sebegitu beraninya kepada pak Bondan yang notabennya adalah kepsek.

"Saya... Saya....".

"Saya apa pak?".

"Saya ini papah kandung kamu Alfree" pak Bondan menundukkan kepalanya. "Maaf".

Alfree langsung menangis sejadi-jadinya. "Apa? Jadi bapak papah kandung saya? Terus selama ini bapak diem aja. Bapak gak pernah bilang sama saya. Terus kalo saya gak tanya bapak gak bakal bilang kalo bapak itu papah kandung saya. Iya? Gitu? Kenapa pak? Kenapa? Apa bapak udah gak nganggep saya anak lagi? Jawab pak!" Alfree setengah membentak pak Bondan karena tebakannya benar.

"Bukan gitu al. Kalo saya gak sayang kamu saya gak bakal turutin kemauan kamu. Saya gak bakal belain kamu. Dan saya juga gak... " omongannya terpotong karena Alfree terlebih dahulu pergi dan membanting pintu ruangan.

Kondisinya masih menangis. Ia benar-benar tak habis pikir dengan papah kandungnya itu. "Mending gue gak punya bokap sekalian".

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Namun Alfeee belum pulang ke rumahnya. Seisi rumah panik. Bahkan Gavin sudah menyuruh teman-temannya untuk ikut membantu mencari Alfree.

•••

Tin tin.

"Alfree. Lo darima.." ucapannya terpotong ketika melihat mata Alfree yang sangat sembab namun masih terus menangis. "Lo kenapa?"

"Gatau" Alfree langsung masuk ke kamarnya, bahkan ia membanting pintu.

"Sayang, buka pintunya". Teriak mamah Alfree.

"Ini ada apa si vran?" Tanya papah Alfree.

Flashback off

"Al, tunggu saya" teriak pak Bondan yang mencoba mengejar Alfree yang berlari.

Brukk..

"Aww" ringkik Alfree.

"Lho kamu kenapa?" Tanya Avran.

Tiba-tiba Alfree langsung berlari sembunyi dibelakang tubuh tinggi Avran.

"Al, saya mohon dengerin saya dulu" ucap pak Bondan.

"Lho, ini ada apa pak?" Tanya Avran.

"Saya mohon vran, bujuk Alfree supaya mau maafin saya". Pak Bondan mencoba menarik tangan Alfree namun Avran langsung menepisnya.

"Maaf pak, tapi Fresya gak mau"

Alfree mencengkram erat lengan Avran. "Ka ayo kita pergi disini" bisik Alfree.

"Ya udah ayo. Maaf pak, kita pergi dulu. Saya akan mengantar dia pulang" ujar Avran menarik Alfree ke dalam mobilnya.

"Kamu kenapa si Fre?".

"Hp kaka mana? Aku pinjem ya".

Avran memberikan hp nya kepada Alfree. "Ni. Buat apa?"

Tiba-tiba Alfree memasukkan ponsel Avran kepada sakunya. "Lo kenapa dimasukkan?".

"Aku gak mau kaka nelfon Gavin ataupun yang lain. Kalo kaka mau kaka bisa ikutin apa yang aku mau. Tapi kalo kaka gak mau turunin aku. Aku gak mau pulang. Biarin aku sendiri" jelas Alfree.

"No. Aku ikut kamu" ujar Avran tegas.

Mereka sampai pada suatu tempat. Itu adalah danau yang ada dipinggiran kota. Mereka kini duduk didepan mobil. "Ka, aku boleh curhat gak?"

"Apapun. Aku bakal dengerin kamu fre"

"Pak Bondan ternyata papah kandung aku. Hiks hiks hiks.. Aku gatau kenapa dia gak pernah bilang itu sama aku. Pantes aja dia dan guru-guru yang lain baik banget ke aku. Hiks hiks.. Padahal selama ini aku kangen banget sama dia hiks hiks hiks".

"Jadi yang papah kandung kamu itu pak Bondan. Terus si Tara? Sodara tiri kamu?".

"Hiks hiks hiks.." Alfree mengangguk.

"Udahlah mungkin dia punya alasan. Kalo sekarang mau nangis nangis aja. Aku bakal nemenin sampe kamu mau pulang" ujar Avran yang diangguki senyuman dari Alfree.

•••

"Kurang ajar si Bondan. Awas aja dia" ujar Gavin kesal.

"Kamu harus tetep sopan sama papah kamu Gavin" ujar mamahnya.

"Bodo amat" Gavin pergi meninggalkan mereka semua.

"Vran, setelah pulang sekolah kamu kesini lagi ya. Tante yakin pasti Alfree gak akan keluar kamar. Dan tante pikir kamu satu-satunya yang bisa bujuk Alfree". Pinta mamah Alfree.

"Iya tan, aku pulang dulu kalo gitu".

=>

Duh, kasihan banget Alfree yak😟
See you next chapter guys💙

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang