📌
.
.
.Tak satupun dari mereka yang memulai bicara. Alfree malah sibuk melihat lukanya dan Avran hanya memandangi Alfree tanpa sepatah kata apapun.
Alfree menoleh ke arah Avran. "Apa?"
Avran hanya menggelengkan kepalanya. "Ya udah gak usah liatin gue kaya gitu".
"Kenapa? Grogi?" Alfree berdecak kesal.
"Brisik. Kepedean banget si lo jadi orang".
"Hmm".
"Makasih" ujar Alfree datar.
"Apa?" Ledek Avran.
"Makasih. Nanya sekali lagi gue tarik omongan gue".
"Buat apa".
"Gak jadi".
Avran menghela nafas kasar.
Ceklek.
Gavin masuk bersama Vaya. "Balik yuk, dokter ngebolehin lo pulang. Lo cuma butuh istirahat".
"Naik motor lo?".
"Lo sama Avran naik mobil. Gue nganterin Vaya dulu. Dan lo Avran, jangan pulang sebelum gue pulang" ujar Gavin yang langsung pergi keluar diikuti Vaya.
Saat dimobil heninglah yang kembali terjadi. "Ka?" Panggil Alfree.
"Hmm".
"Ka Altav pulangnya gimana?".
"Naik motor gue" sahutnya datar.
"Oh" Alfree memanyunkan bibirnya.
"Kenapa?".
"Maaf".
"Buat apa?".
"Buat semua kesalahan gue lah. Masa buat.." ucapannya terpotong.
"Sukur kalo lo sadar".
"Makasih".
"Buat apa".
"Gak jadi" Alfree melotot tajam ke arah Avran.
"Hm".
"Makasih karna kaka udah nolongin aku. Puas?"
Alfree menoleh ke arah jendela."Lo lucu kalo lagi marah" ledek Avran.
"Basi".
"Gue udah maafin dan sama-sama. Apa si yang gak buat dede emes" goda Avran.
"Najong, jijik gue dengernya" ucapnya namun terlihat tertawa kecil.
"Jijik tapi ketawa" Alfree langsung melotot lagi.
"Ambekan banget jadi bocah".
"Bodo". Tak lama Alfree langsung tertidur. Mungkin efek kecelakaan tadi, badannya terasa seperti remuk semua.
•••
Baru saja Avran mematikan mobil, suara notif pesan membuat Avran berdecak.
Bang Gavin
Motor gue bocor,
sekarang lagi dorong nyari bengkelTerus gimana?
Ya lo tetep jangan pulang dulu
Awas kalo gue dateng lo gak adaIya bang ea.
Apa si yang gak buat calon ipar[read]"Woy bangun. Udah sampe"
"Dede emes Fresya sayang. Bangun kita udah sampe nih" panggil Avran halus.
Alfree mengucek mata. "Brisik banget si ka".
Alfree keluar mobil dan masuk ke dalam rumah. Ia tak sadar jika Avran juga ikut masuk. "Ngapain ikut masuk?".
"Kan disuruh abang ipar, suruh jagain. Katanya kalo yang jagain bibi sama supir gak mempan. Katanya adik kesayangannya suka minggat-minggat gak jelas" jelasnya.
"Sejak kapan bang gavin suka curhat sama kaka tentang aku?".
"Sejak aku mulai mencintaimu" Alfree bergidik ngeri. Kemudian ia duduk di sofa. Begitu pula dengan Avran.
"Jadi gimana?" Avran memulai pembicaraan.
"Apanya? Ngiming yang jelas aku gak peka kalo soal kode-kodean".
"Jadi lo mau gak bujukin kepsek. Gue udah nolongin lo, lo gak ada niat nolongin gue gitu?".
Alfree terdiam.
"Ya udah nanti aku coba ngomong sama dia" ujarnya datar.
"Ciee panggilnya kaka, terus pake aku lagi" goda Avran yang berharap Alfree akan blushing. Tapi ternyata justru sebaliknya.
"Apa? Kaka berharap aku blushing? Sorry gak mempan. Yang ada kaka tu yang blushing ditambah lagi salting dari tadi pas di umah sakit".
"Masa sih?" Avran memegang pipinya.
"Tu kan merah lagi. Makanya gak usah sok-sokan ngegembel, takutnya nanti senjata makan tuan baru tau rasa" ujar Alfree yang langsung pergi menaiki tangga.
"Tamu kok ditinggalin" ucap Avran namun Alfree tak menoleh sama sekali.
Ia justru m berteriak. "Bibi buatin orang gila itu minum terus temenin dia katanya tamu gak boleh ditinggal. Dan kaka kalo mau nunggu bang Gavin tunggu aja. Aku mau tidur. Pusing".
Brakkk..
Alfree mebanting pintu kanarnya. Dan Avran terlonjak kaget.
"Sabar ya den, non Alfree memang suka gitu". Bibi datang membawa minuman.
"Ya bi, gpp".
"Ya udah bibi tinggal dulu. Kalo mau nonton tv atau main PS nyalain aja. Terus kalo mau tidur pergi aja ke paviliun deket kolam. Disana ada mang Ipung. Gak bakal dimarahin kok sama den Gavin" bibi melangkah kembali menuju dapur.
Avran menghela nafas kasar. Kini ia menguap. Dan akhirnya ia tertidur. Tapi ia tertidur di sofa. Bukan pergi ke paviliun.
Ceklek.
Gavin masuk ke dalam rumah dan mendapati Avran sudah tertidur pulas. "Malah tidur lagi ni bocah".
=>
Bangunin gak ya?
See you next chapter guys💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior
Teen Fiction✏ Alfree membanting pintu kamarnya. Ia masih ingat betul kejadian tadi siang di kelasnya. "Pokonya waktu gue terlalu berharga buat ngurusin orang-orang gak guna. Dan gue gak takut walaupun harus dibenci semua orang karena ulah gue yang suka masa bod...