Senior[4]

160 75 11
                                    

📌

.
.

Tak lama Alfree pun tertidur. Mungkin efek membayangkan kejadian sore tadi bersama cowok itu.

•••

Pagi ini Alfree sudah datang di sekolah lebih awal dari biasanya.

"Wih, tumben princess datangnya pagi banget" Fiko meledek Alfree yang baru saja turun dari motornya.

Alfree menengok ke arah suara tsb dan terlihat seperti akan menerkam Fiko. "Apa liat-liat?"

Fiko malah mengedipkan sebelah matanya kepada Alfree. Sedangkan Alfree malah menunjukan muka jijiknya kepada Fiko.

Mata Alfree tak sengaja menangkap basah dua cowok yang sedang berkacak pinggang sambil menatapnya dari kejauhan. Tatapannya sangat tajam. Membuat Alfree ingin sekali menonjoknya.

Ya, mereka Avran dan Altav. Entah kenapa kali ini Alfree merasa ada yang berbeda dari Altav.

Alfree bergegas pergi meninggalkan parkiran. Dan sesampainya di depan kelas sudah ada Gina yang tengah asik memainkan ponselnya.

"Gin gin gina..." teriak Alfree

"Apaan si?"

"Gue mau nanya"

"Nanya apaan?"

"Ih gue serius"

"Gue juga serius. Apaan?"

"Lo bisa gak tunjukin fotonya Avran sama Altav"

Gina langsung berteriak histeris. "What? Are you serious? Hahahahaahha.... Akhirnya setelah sekian lama mau juga lo liat foto mereka"

"Heh alay, gue cuma mau tahu. Cowok yang suka gue ceritain itu Altav beneran atau malah si Avran"

Ekhmmm......

Deg. Jantung Alfree langsung bertedak kencang. Entah kenapa mendengar suara itu ia sangat takut.

"Ehh.. ka Altav ka Avran. Pagi ka. Al gue ke toilet dulu ya sakit perut" Gina sangat bodoh. Dia benar-benar malah menunjukkan bahwa dia berbohong.

Perlahan Alfree membalikkan badannya ke arah Altav dan Avran. Lalu ia tersenyum. Pastinya senyum kecut karena ia sekarang seperti maling yang ketangkap basah oleh pemiliknya.

"Hai Fresya" Altav mengedipkan sebelah matanya.

Sungguh saat ini ia ingin sekali menonjok muka Altav. "Hai ka"

"Udah deh. Lo gak usah repot-repot nyari tahu tentang gue. Karena gue dengan senang hati ngasih tahu semuanya."

"Brengsek. Kenapa ini orang ngomong gitu. Jangan bilang tadi dia denger gue ngomong sama si Gina. Udah gitu sekarang ngomongnya elo gue. Jangan bilang juga dia...." ucapannya dalam hati terpotong.

Ck.. "Iya gue Avran. Orang yang selama ini sama lo. Kenapa?"

Alfree benar-benar seperti ingin mati sekarang.
Ia menggigit bibir bawahnya. Entahlah, dia bingung harus berbicara apa.

^Jadi yang selama ini jadi Altav adalah Avran.

"Kenapa diem?" Altav memecahkan keheningan.

"E..ee..Ngga papa kok" Alfree terbata-bata.

"Ka Avran.." Ucapan Alfree terpotong karena Avran terlebih dahulu bicara.

"Gak usah minta maaf. Gue udah maafin"

Alfree berdecak kesal. "Ck.. Siapa juga yang mau minta maaf. Kepedean banget"

"Ya udah gue tarik lagi ucapan gue yang tadi."

Alfree pergi meninggalkan Avran dan Altav. "Bodo amat."

"Galak banget tu bocah. Lo lagian ngapain berurusan sama bocah. Biasanya paling ogah. Atau..?" Belum juga selesai ngomong, Avran langsung memotongnya begitu saja.

Avran memukul kepala Altav. "Brisik lo."

•••

Brakk

Seisi kelas terlonjak kaget. "Aduh sayang bisa gak sih gak usah marah-marah" Aldo medekat ke arah Alfree yang baru saja menendang meja.

"Aduh Aldo bisa gak si gak usah ikut campur"

"Tau lo al, kerjaanya marah-marah mulu"

"Bener bep jangan gitu dong"

"Berisik lo semua"

Kini seisi kelas memilih diam karena tak ingin mendengar teriakan-teriakan gila dari mulut Alfree keluar lagi.

"Gue tahu lo kenapa. Tapi gak usah kaya orgil gitu dong" celetuk Gina yang membuat Alfree membulatkan matanya.

"Gini nih. Gue tahu lo pasti tadi nguping yakan?" Sentak Alfree.

"Anak curut pinter"

Alfree bersiap melempar buku ke arah Gina namun notif pesan di ponselnya membuat ia menghentikan aksi gilanya itu.

WhatsApp

+6282243501828

Woy
P
P
Tukang panci datang
Aelah songong amat neng
Ya udah iya
Gue Avran dan gue mau ngomong sama lo
Afree Tasya Anindia,
Gue bakal ganggu hidup lo terus
Sebelum lo minta maaf ke gue
Dan lo mau bujukin kepsek biar gak maksa terus nyuruh gue ikut olimpiade lagi.

👊👊

"Asem lo dasar. Sialan banget. Ginaaaa, masa Avran bilang dia bakal ganggu hidup gue sebelum gue minta maaf. Dan yang paling parah gue suruh bujuk kepsek buat gak nyuruh Avran ikut olimpiade lagi. Sinting kan tu orang" Alfree ngoceh panjang kali lebar kali tinggi tapi gak jadi volume si.

"Oh" Alfree langsung melotot karena Gina yang hanya mengucapkan kata oh tanpa ekspresi apapun.

"Udah deh biasa aja. Apa susahnya bilang maaf. Dan apa susahnya nyuruh kepsek buat batalin semuanya. Lo kan anak kesayangan dia" sahut Gina dengan muka yang ingin ditonjok.

Alfree hanya membuang nafas kasar. "Iya juga si"

=>

Jadi dia Avran gengs. Dan kayanya saya mencium bau-bau modus disini.
See you next chapter guys💛

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang