Senior[7]

149 47 5
                                    

📌

.
.
.
"Abisin sekalian nggi. Biar dia kapok"

"Awwww.. Lepasin bego. Sakit" Anggi mendelik tajam.

"Lo suruh temen lo lepasin dia, baru gue lepasin lo" Avran mencengkram kuat tangan Anggi.

"Ini selingkuhan lo?" Tanya Mona sambil memegang rahang Alfree.

"Sakit bego" teriak Alfree.

Anggi memutar bola matanya malas. Kila, hendak memukul Avran dengan helm. Namun Alfree berhasil mendorong tubuh Kila hingga terjatuh.

"Kurangajar" seru Kila.

Alfree kini sudah berdiri, hendak melangkah namun kakinya terasa sangat sakit dan tiba-tiba Anggi mendorong tubuh Alfree.

Brukk...

Alfree tertabrak motor.

"Fre" teriak Avran

Anggi dan geng cabenya terlihat panik. Mereka kabur. "Awas kalo ketemu gue lagi, gue bunuh lo semua".

Sedangkan Alfree sudah banyak mengeluarkan darah dari kaki dan tangannya. "Al, cepet kesini bawa mobil"

Avran share loc kepada Altav dan tak lama Altav sampai.

"Ada cabe-cabean ngeroyok dia" Avran segera membopong Alfree ke dalam mobil.

"Biar gue yang bawa motor lo" ujar Altav.

Avran melajukan mobil secepat petir. Kini ia sampai di rumah sakit terjauh. Eh terdekat lah. Ya kali.

Avran mengambil ponsel Alfree dan menelpon Gavin.

Drrttt.... Drttt.....

Gavin yang tengah sibuk rapat dengan anggota BEM lainnya memilih keluar ruangan.

"Halo fre, kenapa?"

"Gue Avran. Sekarang cepet ke rumah sakit. Nanti gue cerita. Gue share loc sekarang"

Belum Gavin menjawab namun sambungannya telah dimatikan oleh Avran. Gavin membuka lokasi yang diberikan Avran dan bergegas menuju rumash sakit.

"Gue pergi dulu, ade gue masuk rumah sakit"

Vaya dan Ana saling menoleh. "Janga bilang pikiran kita sama" Vaya langsung menundukkan kepalanya.

"Kita susul aja" Ana langsung menarik tangan Vaya dan pergi begitu dari ruangan.

•••

"Gimana?" Altav datang mengagetkan Avran.

"Masih di dalem"

"Kenapa bisa gini?" Gavin langsung menarik tangan Avran.

Gavin menceritakan kejadian yang dia lihat. Kini Gavin benar-benar tampak emosi. Mukanya sudah memerah. Tangannya juga mengepal.

Avran dan Altav tak ada yang berani menahan Gavin. Baru saja Gavin akan pergi, Vaya datang menghalangi Gavin.

"Jangan Vin, sekarang utamain dulu Alfree" Vaya menggelengkan kepalanya.

Entah kenapa Gavin menurut apa kata Vaya.

"Pawangnya dateng langsung kicep" bisik Altav kepada Avran.

"Diem" Avran melotot ke arah Altav.

"Cie yang khawatirin dede emes" ledek Altav. Dan Avran kangsung menoyor kepala Altav.

"Mikir bego".

"Heleh" Altav tersenyum mengejek.

Gavin kembali duduk ditemani Vaya. Mereka memilih duduk dipojok memisahkan diri dari Avran dan Altav. Sedangkan Ana sudah pulang, karena memang niatnya hanya ingin mengantar Vaya.

Dokter sudah keluar dari ruangan Alfree. Gavin, Avran, Vaya, dan juga Altav langsung masuk ke dalam ruangan.

Begitu melihat Gavin, Alfree langsung berteriak histeris. "Heh gila, lo kalo nyari pacar yang punya otak sedikit apa. Masa iya gue dikira selingkuhan lo terus gue disiksa"

Gavin dan yang lain sangat terkejut. Mereka benar-benar tak habis pikir. Dengan kondisi seperti ini saja dia masih bisa marah-marah.

"Gak usah teriak-teriak. Lo itu baru sadar. Dan dia bukan pacar gue. Dia emang ngejar-ngejar gue tapi gue gak suka sama dia". Gavin setengah berteriak, lebih tepatnya si ngebentak.

Tiba-tiba air mata mengalir deras dipipi Alfree. Gavin langsung memeluk Alfree. "Sorry ya, gue janji ini gak bakal terjadi lagi".

Alfree malah menangis sejadi-jadinya. "Gue takut. Gue rasa gue tadi udah hampir mau mati tau gak".

"Iya udah cup cup" Gavin mengelus rambut Alfree.

"Siapa?" Alfree menunjuk Vaya. "Dia temen gue"

Vaya tersenyum ke arah Alfree. Alfree juga membalasnya. "Kalo ini gue setuju. Kelihatan banget ceweknya. Gak kaya tadi mak lampir aja lewat". Celoteh Alfree.

Ia kini menatap Avran dan Altav. Yang sedari tadi hanya melihat drama gratis secara live dihapadan mereka.

Gavin mengajak Vaya keluar, begitu pula dengan Altav. "Vay, anter beli minum yuk".

Vaya yang peka dengan kode Gavin hanya mengangguk lalu mengikuti Gavin keluar.

"Gue pulang dulu ya, lo berdua jangan macem-macem" Altav keluar dan meninggalkan Avran dengan Alfree.

Tak satupun dari mereka yang memulai bicara. Alfree malah sibuk melihat lukanya dan Avran hanya memandangi Alfree tanpa sepatah kata apapun.

Alfree nenoleh ke arah Avran. "Apa?"

=>

Kok jadi gue yang degdegan ya.
See you next chapter guys💛

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang