"Siapa Yoonji?" Kakiku bergerak mendekati Yoongi. Kenapa baru sekarang dia memberi tahuku tentang Yoonji? Lalu siapa Yoonji? Apa hubungannya Yoonji dengan Yoongi dan Jungkook?"Jawab aku, siapa Yoonji?!" Aku rasakan suaraku mulai meninggi. Aku tidak bisa bersabar lagi di sini. Mereka terlalu membuatku terhimpit rasa sesak yang tidak berujung. Aku butuh sedikit kelonggaran atas apa yang aku lalui.
"Okay, kau diam berarti kau ingin aku meninggalkanmu." Putusku frustasi tidak mendapat jawaban darinya. "Aku tidak bisa lagi Yoongi-ah. Setelah apa yang aku temukan aku tidak bisa berada di dekatmu lagi."
"Jiyeon, aku mohon mengerti kali ini." Yoongi mencegat langkahku yang akan meninggalkannya.
Kulihat Jungkook masih memerhatikan, aku yakin pria itu menunggu waktu agar bisa masuk dan mengacaukan semuanya.
"Bagaimana aku bisa mengerti kalau kau tidak memberi kejelasan atas ucapanmu?" Aku mencoba lagi membaca tatapan dinginnya. Seakan aku siap memohon di depannya sekarang untuk membantuku keluar dari masalah ini.
"Kau masih ingin diam?"
"Yoonji adalah adikku. Dan dia meninggal tiga tahun yang lalu."
"Adikmu? Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?"
Yoongi menghela nafas dan mengambil satu langkah mendekatiku. "Membahasnya masih meninggalkan rasa sakit untukku. Karena aku belum merelakan kepergiannya."
Aku mengerti rasanya. Sebab, itu masih berlaku untukku jika membahas tentang ayahku. "Lalu apa hubungannya dengan Jungkook?"
"Karena bajingan ini yang membunuh adikku," jawab Yoongi dengan gigi terkatup menahan emosi. "Dia yang membuat Yoonji meninggal!"
"Sudah aku bilang aku tidak pernah melakukannya," cetus Jungkook datar. Seolah kalimat yang keluar dari bibirnya sudah terlampau sering terucap.
"Kalau pembunuh mengakui perbuatannya, polisi akan merasa tidak berguna hidup di dunia," balas Yoongi tanpa menatap lawan bicaranya.
"Yoong—"
"Cukup, Ji. Semakin banyak kau mendengar ucapan bodohnya, semakin dia membawamu dalam spekulasi aneh yang menjerumuskan mu." Jungkook pun mulai melangkah mendekat.
Aku tidak mengerti, semakin aku tahu, semakin ini memjeratku terlalu dalam. Aku pikir ini akan sedikit memberi celah jika aku tahu sedikit demi sedikit. Nyatanya rasa ingin tahuku hanya menambah satu masalah yang menunggu untuk membelit tubuhku begitu erat.
Untuk saat ini yang aku miliki hanya diriku sendiri. Karena aku tidak bisa lagi mempercayai satu di antara keduanya. Aku tidak mau mengambil resiko menghancurkan diriku sendiri memercayai orang yang tidak seharusnya.
Aku menatap keduanya bergantian. Mereka ingin aku memihak salah satu dari mereka. Dan aku tidak bisa. Meski aku mengenal Yoongi cukup lama, aku tidak bisa mempercayainya karena Yoongi menyimpan begitu banyak rahasia padaku. Aku tidak bisa lagi untuk percaya.
Aku mundur perlahan dan berbalik meninggalkan Yoongi dan Jungkook yang tampak kecewa. Aku tidak peduli.
••
Unknown
Kulihat salah satu jalang itu meminta perlindungan ya padamu?
Itu tidak akan menghentikanku, Baby.
Brengsek!
Aku tidak akan membiarkannya menyentuh Hyunji!
