"Tuan tanpa nama?" Batin Asha sedikit terkejut.
Asha melihat Iqbal sedang memegang tangan seorang perempuan yang sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
Asha hanya menatapnya sebentar
'Ternyata orang ini masih punya hati. Hihi' Batin Asha tertawa. Asha tidak menyangka bahwa Iqbal mau datang kesini hanya untuk seorang wanita. Eh tapi siapa wanita ini?
"Si Laras sakit masih aja sempet sempetnya pacaran. Haha" Ucap Rian sembari tertawa keras.
Iqbal menatap Rian tajam dengan tatapan tak suka sedangkan Laras, gadis yang sedang terbaring itu hanya bisa tersenyum mendengarnya.
"Lo bisa diem gak?" Ucap Iqbal yang terdengar sangat menakutkan.
"E..eh.. iya Bal, gue diem" Ucap Rian ketakutan.
Iqbal menyadari keberadaan Asha yang sedari tadi menatapnya, ia pun langsung menatap Asha dan mendekatinya.
"Lo.. helm gue mana?" Tanya Iqbal datar.
Asha yang sedari tadi masih menatap Iqbal dan mencacinya dalam diam kini terkejut karna tau keberadaan Iqbal sudah berada di sampingnya.
"A.. a.. apa?" Tanya Asha bingung, ia sama sekali tidak mendengarkan perkataan Iqbal barusan.
"Lo ternyata beneran tuli ya" Sahut Iqbal datar.
"Ish gak gitu Tuan tanpa nama, Asha tadi cuma.." Ucapan Asha tertahan, dia tidak tau harus mengatakan apa. Apa dia harus mengatakan bahwa dia sedang memperhatikan Iqbal lalu mencacinya?
"Cuma?" Tanya Iqbal penasaran.
"Cuma.. cuma lagi mikirin pelajaran buat besok" Ucap Asha cepat sembari nyengir ke arah Iqbal.
Iqbal yang merasakan tingkah aneh Asha memutar bola matanya malas. Menurutnya bicara dengan gadis ini sama saja membuka sebuah sidang yang tidak akan pernah ada ujungnya.
"Besok pagi gue ke rumah lo" Final Iqbal. Jujur saja dia sudah malas berbicara dengan Asha.
"Eh mau ngapain? Besok Asha sekolah" Jawab Asha bingung.
"Mau ambil helm gue" Ucap Iqbal datar.
"Owh oke. Tapi jangan kesiangan ya" Sahut Asha.
Iqbal menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Iqbal berjalan menuju sofa yang ada di ujung kamar rumah sakit, mengambil tasnya dengan cepat. Laras yang melihat Iqbal ingin pergi langsung memanggil namanya.
"I..Iqbal, lo mau kemana? Temenin gue disini ya.." Ucap Laras lemas.
Asha yang melihat itu langsung merasa iba dengan keadaan Laras, ia tak habis pikir kenapa anak anak di SMA nya saat ini begitu mengagumi Iqbal.
'Apa bagusnya coba si Tuan tanpa nama ini. Udah cuek, sombong, gak berperasaan lagi. Masih ada ternyata manusia purba yang spesiesnya kayak dia' Batin Asha heran.
"Gue mau keluar. Cari angin" Ucap Iqbal dingin.
Tanpa menunggu izin dari Laras, Iqbal langsung berjalan keluar kamar Laras. Wajah Laras langsung terlihat murung pada saat itu juga. Asha bisa melihat dengan jelas, raut kekecewaan terlihat sangat jelas di wajah Laras.
Asha langsung ikut keluar kamar itu, dan berinisiatif mengejar Iqbal. Ia melihat punggung Iqbal yang akan melewari koridor rumah sakit. Dengan cepat ia berlari mengejarnya.
"Tuan tanpa nama... tungguin Asha!!" Teriak Asha kencang.
Iqbal membalikan tubuhnya, mendapati Asha yang kini sudah berdiri di depannya dengan nafas yang masih ngos ngosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASHA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Setahun lamanya luka itu membara, namun kini perlahan reda. Kamu datang dengan tiba tiba dan tanpa aba aba. Mendatangkan sebuah rasa yang tak akan pernah ku duga. Akankah kamu melukaiku sama seperti dia yang dulu pernah...