1 message from My Ura
Iqbal melebarkan matanya ketika mendapatkan sebuah notifikasi dari seseorang yang ia tunggu tunggu selama ini.
My Ura 😍
?
Ya walaupun hanya sebuah tanda tanya, setidaknya Iqbal merasa senang saat Laura mau membalas pesannya.
How r u ?
Good, how about u
Iqbal menghela napasnya, kini mereka nampak seperti orang asing. Tidak ada topik panjang seperti dulu lagi, dia sungguh merindukan gadisnya yang dulu.
Fine
Hanya itu yang mampu Iqbal katakan, apa mungkin ia sudah jenuh dengan Laura? Mungkin setahun cukup untuknya menanti sebuah ketidakpastian. Iqbal harus mulai belajar melepaskan apa yang sudah tidak mau digenggam.
Iqbal menonaktifkan ponselnya dan memilih bermain PS dengan sahabatnya.
***
Asha membuka gorden jendelanya, memperlihatkan kilauan cahaya matahari yang menerpa wajahnya putihnya. Asha menghela napasnya, ini adalah hari yang berat untuknya karna dia harus kembali ke tempat yang sudah setahun ini ia hindari.
"Nona, excuse me"
Asha membalikan tubuhnya saat menyadari ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Masuk saja"
Perempuan dengan balutan jas biru navy itu nampak anggun sembari membawa nampan berisi segelas susu dan beberapa roti yang sudah diolesi selai di atasnya.
Dia meletakan nampan itu di atas nakas dan berlalu mendekati Asha.
Asha menyadari keberadaan wanita ini, dia sudah kenal lama dengannya tan tentunya dia sangat mempercayai perempuan ini.
"Disuruh Bunda?"
Pertanyaan bodoh pastinya, tanpa perlu ditanya tentu ia sudah tau apa tujuan kedatangan Lily ke rumahnya
Lily mengangguk, "Bunda Shamira meminta saya untuk menemani mu saat berangkat nanti"
Ternyata Bundanya masih belum bisa mempercayai Asha, tapi ia juga tidak mempermasalahkan hal itu. Karna mungkin saja jika Lily tidak datang kesini ia tidak akan berangkat ke London pagi ini.
"Tolong bereskan koperku, aku akan bersiap siap"
"Baiklah Nona"
Asha berjalan menuju nakasnya dan mengambil beberapa roti di sana. Ia memakannya sembari memainkan ponselnya.
Asha lupa memberitahu tentang keberangkatannya hari ini kepada Adrian, ia bahkan lupa untuk meminta izin kepada gurunya di sekolah.
"Hallo Yan"
"Ya kenapa Sha?"
"Bisa izinin Asha gak? Asha harus balik ke London sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
SASHA [ON GOING]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Setahun lamanya luka itu membara, namun kini perlahan reda. Kamu datang dengan tiba tiba dan tanpa aba aba. Mendatangkan sebuah rasa yang tak akan pernah ku duga. Akankah kamu melukaiku sama seperti dia yang dulu pernah...