"Buat lo" ucap Iqbal sembari menyodorkan kantong plastik yang berisi sekotak donat.
"Makasi"
Asha tidak menolak, tentu saja. Setidaknya dengan menerima bingkisan ini Iqbal tau cara berterimakasih yang benar.
"Lo punya pacar?"
Pertanyaan Iqbal barusan sontak saja membuat tubuh Asha menegang. Apa maksud pertanyaannya itu?
"Kenapa nanya gitu?"
Iqbal mengangkat kedua bahunya acuh, "gue gak sengaja baca chat lo tadi"
"Shit" Asha mengumpat dalam hati, ia datang ke Indonesia karena ia ingin tidak ada yang tau ataupun mencampuri tentang masa lalunya. Tapi sepertinya Iqbal sudah sedikit tau tentang itu.
"Dia bukan pacar Asha, dan jangan bahas lagi"
"Kenapa jangan?"
"Berhenti mencampuri urusan orang lain Iqbal!"
"Oke, maaf udah ganggu privasi lo tapi gue cuma nanya"
Asha membalikkan tubuhnya, mengahadap wajah Iqbal yang masih datar.
Asha menarik napasnya, ia harus sabar menghadapi pria ini.
"Oke maaf sudah membentak mu tadi. Bisa kita lupakan saja? Dan tolong jangan beritau siapapun tentang hal itu"
"Siapa lo bisa ngatur gue"
Asha menatapnya tidak menyangka, ternyata memang butuh kesadaran extra dalam menghadapi Iqbal.
"Lalu mau kamu apa"
"Lo harus nurutin tiga permintaan gue"
"What the fuck, I'm not your aladin oke"
Tentu saja Asha akan menolaknya, permintaan aneh semacam apa itu.
"Oke, Adrian tau tentang hal ini?"
Tubuh Asha sontak menegang, ia tidak mau membuat keluarganya merasa khawatir, dia bahkan tidak pernah menceritakan masalahnya pada yang lain, kecuali pada Bundanya.
"Jangan! Oke Asha turuti satu permintaan kamu"
"Kok satu?"
Asha menarik napasnya lagi dan lagi, ia merasa sesak jika harus berhadapan dengan Iqbal.
"Oke dua. Deal"
"Gak, tiga"
"Argh fine! Whatever"
***
Mereka sampai di depan rumah besar Asha, namun Asha tidak kunjung turun dari motornya. Iqbal melirik ke arah belakang dan mendapati Asha yang sepertinya sedang sibuk dengan ponselnya.
"Udah, jangan ngestalk pacar terus"
Goda Iqbal, Asha turun dari motornya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan untuk berpamitan atau sekedar berterimakasih tidak ia lakukan sama sekali. Sangat tidak sopan bukan?
Tapi begitulah Asha, jika dia sudah fokus akan suatu hal dia akan melupakan hal lainnya.
Iqbal tersenyum, ia tidak niat untuk meminta Asha agar bersikap sopan atau apapun itu. Iqbal tidak suka gadis yang hobbynya pencitraan. Tapi Asha? Gadis itu harus melakukan banyak pencitran agar terlihat sempurna di mata dunia.
Asha tersadar dan kembali ke dunia nyatanya, ia membalikan matanya dan melihat Iqbal yang masih duduk di atas motornya.
Asha merasa bersalah, ia sudah bertindak tidak sopan kepada Iqbal.

KAMU SEDANG MEMBACA
SASHA [ON GOING]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Setahun lamanya luka itu membara, namun kini perlahan reda. Kamu datang dengan tiba tiba dan tanpa aba aba. Mendatangkan sebuah rasa yang tak akan pernah ku duga. Akankah kamu melukaiku sama seperti dia yang dulu pernah...