Meet The Past

55 4 0
                                    

Malam ini tentu akan menjadi malam yang menyebalkan bagi Asha, ia muak berhadapan dengan orang orang munafik disini. Mereka tersenyum seolah olah itu adalah senyum tertulus yang mereka punya, namun nyatanya itu tidak lebih dari sekedar formalitas semata.

Asha memasuki mobilnya, ia memilih berangkat sendiri. Daddy dan Bundanya sudah berangkat sejak siang tadi, tapi Asha memilih datang saat malam.

Asha menggunakan setelan dress berwarna hitam dan rambutnya di gerai seperti biasanya, dia tidak perlu repot repot memilih hairstyle untuk acara ini, dia mau datang ke pesta saja Daddy dan Bundanya sudah sangat senang.

Asha menggunakan setelan dress berwarna hitam dan rambutnya di gerai seperti biasanya, dia tidak perlu repot repot memilih hairstyle untuk acara ini, dia mau datang ke pesta saja Daddy dan Bundanya sudah sangat senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sebuah limosin itu tiba, semua orang menatap ke arahnya. Semuanya melihat dengan tatap takjub, dan sangat tertegun dengan penampilan Asha yang terlihat simple tapi mampu memikat seluruh pasang mata yang ada disitu. Asha tidak menghiraukannya, ia melihat seorang pria dengan balutan jas berwarna navy itu datang menghampirinya.

Pria itu membungkukan badannya sembari mengulurkan tangan kananya. Asha menghembuskan napasnya pelan.

'Ini hanya formalitas, tenang Sha. Ikuti saja kemana alurnya' batin Asha

Asha menerima uluran tangan itu dengan anggun dan berjalan dengan pria yang tidak lain adalah mantannya sendiri.

"Kau nampak lebih cantik" bisik Petter.

Asha tidak menjawabnya, ia masih sadar bahwa masih ada banyak orang yang memperhatikannya saat ini. Dia hanya harus tersenyum dalam topeng, untuk malam ini saja.

Asha dan Petter menghampiri sebuah meja yang sudah di duduki oleh dua keluarga besar, tentu saja, keluarga Petter dan keluarganya sendiri.

Asha memilih duduk di sebelah Laura, ia tidak menatap sama sekali ke arah gadis itu walaupun Asha menyadari sedari tadi Laura terus menatapnya.

Asha tidak menghilangkan senyumnya barang sedetik saja, ia ingin memanipulasikan keadaan malam ini.

"Bagaimana kabarmu di Indonesia my sweety" Wanita parubaya itu bertanya, Asha sama sekali tidak terkejut dengan wanita licik ini. Dia harus mengikuti permainannya mulai saat ini.

Asha menundukan kepalanya sebagai tanda hormat dan tersenyum, "Sangat baik tentunya Mrs. Augrey, namaku Sasha dan tolong berhenti memanggilku dengan nama konyolmu itu" Asha mengucapkannya dengan santai sembari tersenyum, tapi tidak dengan yang lain. Mereka bergidik ngeri mendengarkan ucapan Asha barusan.

"Hahaha, lihat lah Alfano gadismu sungguh pemberani"

"Maaf jika perkataanku lancang Mrs. Augrey"

Mrs. Augrey mendelikan matanya sebal, ia belum seutuhnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Tapi dia tidak akan menyerah hanya dengan cara ini. Tentu tidak.

"Petter.."

"Ya mommy" Petter yang sedari tadi hanya diam, kini membuka suaranya saat Mrs. Augrey memanggil namanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang