"Iqbal tunggu!" Ucap Asha berlari kencang memanggil seseorang yang jalannya lebih cepat daripada lari Asha.
Pria itu akhirnya berhenti, dengan tatapan lurus tanpa menoleh sedikitpun kearahnya.
"Iqbal..." ucap Asha sedang mengatur pernapasannya
"Lo ikutin aja lombanya. Gue ga minat" ucap Iqbal dengan datar.
Asha yang mendengar hal itu langsung mendongakan kepalanya, ia benar Iqbal pasti marah tentang hal itu.
"Gak Iqbal, Asha udah menang tahun lalu. Now it's your turn Iqbal" ucap Asha sembari tersenyum.
"Karna itu, makanya lo harus ikut"
Asha terdiam, jujur saja ia sangat ingin mengikuti lomba ini agar bisa mengunjungi Inggris, karna katanya Inggris menjadi tuan rumah tahun ini. Ia ingin menemui Laura dengan cara ini.
Asha tercengang saat ia merasakan ada yang mengelus puncak kepalanya.
"Gue tau lo pengen ikut lagi, gue ga kenapa kalo harus nyerahin lomba ini ke lo" ucap Iqbal tersenyum sembari terus mengelus puncak kepala Asha.
Asha merasa ada yang berbeda dengan Iqbal, ia merasakan sesuatu saat Iqbal melakukan hal tadi.
"Kita berjuang sama sama ya, buat nama sekolah kita" ucap Asha agar tidak terlihat gugup.
Jujur ia tidak pernah merasakan rasa ini lagi, setelah setahun yang lalu ia membenci orang yang sepenuhnya ia sayang dulu. Ya kejadiannya setahun yang lalu
Setelah Asha mengatakan itu, Iqbal langsung berjalan dan meninggalkan Asha dikoridor sendirian.
***
Asha menunggu di depan gerbang sekolahnya, ia berharap ada taksi yang datang melintas di sekitar sini.
Ia menunggu sekitar 15 menit lamanya, namun taksi yang ia tunggu tunggu tak kunjung menampakan dirinya
"Ngapain lo" Ucap Iqbal diatas motornya yang tiba tiba sudah berada di depan Asha.
"A.. a.. apa?" Ucap Asha gugup, jujur ia terkejut dengan penampakan pria ini yang muncul secara tiba tiba.
"Lo pesen taksi aja, gue gak bisa anter pulang" Ucap Iqbal dingin.
Sepertinya ia tau kalo Asha tidak bisa pulang karna ia tidak membawa mobil hari ini, dan karna Iqbal juga yang membawanya ke sekolah namun ia tidak bisa mengantarnya pulang kembali.
"Asha nunggu taksi dari tadi, tapi gak ada yang muncul" Ucap Asha jujur
Iqbal menatapnya datar kemudian menatap keadaan sekeliling yang terlihat sangat sepi. Iqbal mungkin manusia tanpa hati ya, ia juga punya rasa belas kasihan meninggalkan seorang perempuan sendirian di tempat yang sepi.
"Lo ada urusan lain?"
"Gak ada"
"Mau ikut gue ke rumah sakit?"
"Ngapain?"
"Jenguk Laras"
"Owh bisa, bisa banget" ucap Asha antusias
"Yaudah naik"
"Tapi Asha ga bawa helm"
"Kalo ditilang, lo gue turunin di jalan"
"Apaan si Iqbal!!" ucap Asha sebal.
***
Iqbal dan Asha sampai di rumah sakit, untungnya saat mereka sudah sampai hujan baru saja turun, jadinya mereka selamat dari terkaman air hujan yang deras itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASHA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Setahun lamanya luka itu membara, namun kini perlahan reda. Kamu datang dengan tiba tiba dan tanpa aba aba. Mendatangkan sebuah rasa yang tak akan pernah ku duga. Akankah kamu melukaiku sama seperti dia yang dulu pernah...