Pukul 5 Jeongyeon sudah terbangun dari tidurnya. Tapi pagi ini ada yang berbeda. Pagi ini Jeongyeon terbangun kembali di kamarnya sendiri, di apartemennya. Pikirannya menerawang jauh. Entah kenapa, hal pertama yang terlintas di pikirannya adalah Nayeon dan ucapannya kemarin.
Jeongyeon tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dirinya penasaran dengan alasan dibalik Nayeon memintanya libur selama 2 hari secara tiba-tiba. Spekulasi tentang hubungan Nayeon dengan Jinyoung terus mengganggu pikiran Jeongyeon. Dalam hatinya, seperti ada sesuatu yang mengganjal. Namun, dirinya sendiri tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan.
Jeongyeon berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setidaknya dinginnya air bisa sedikit menjernihkan pikirannya. Setelahnya, ia langsung memulai aktivitas olahraganya di pagi hari. Pagi ini, Jeongyeon juga terlihat melakukan aktivitas olahraganya dengan effort lebih. Ia berusaha membuat pikirannya tidak dipenuhi curiga dan segala macamnya dengan melampiaskannya pada olahraga.
Tok! Tok!
"Jeong! Sarapan dulu, yuk! Udah jam 8 nih!" teriak Sana, teman yang tinggal satu apartemen bersama Jeongyeon. Sana pula teman yang membawa Jeongyeon masuk ke dunia pacar sewaan.
"Iya! Gue mandi dulu!" balas Jeongyeon juga dengan berteriak.
Jeongyeon terduduk di kasurnya. Peluh membasahi wajah dan tubuhnya. Ia mengusap wajahnya. Menghela napas lemah. Pikirannya benar-benar terganggu.
"Lo masak apa?" tanya Jeongyeon yang sudah bergabung bersama Sana di meja makan.
"Sandwich. Tuh punya lo," Sana menunjuk ke arah piring di seberangnya. "Mau minum apa? Susu atau jus jeruk?"
"Susu aja. Makasih, San." Jeongyeon duduk di kursi sebrang kursi Sana. Ia mulai menyantap sarapannya dengan khidmat.
Sana sudah terlebih dahulu menyelesaikan sarapannya. Ia mengamati Jeongyeon yang terlihat malas-malasan menyantap sandwich buatannya.
"Kenapa? Sandwich gue gak enak?"
"Hm? Enak kok, enak. Semua orang juga tau sandwich lo yang paling the best." Jeongyeon tersenyum terpaksa dan berpura-pura semangat memakan sandwich di tangannya. Sebenarnya, bukan masalah rasa sandwichnya yang tidak enak, melainkan suasana hatinya yang membuat dirinya seperti tidak nafsu makan.
"Jeong, jujur deh. Lo kenapa? Ada masalah? Cerita sini sama gue. Gue tau kalau lo tuh lagi nyembunyiin sesuatu." Sana menarik satu tangan Jeongyeon yang berada di atas meja untuk digenggamnya.
Jeongyeon meletakkan sandwichnya yang tersisa setengah. Ia sudah tidak bernafsu untuk menghabiskannya. Jeongyeon menatap Sana sayu. Ia memang tidak pernah pandai menyembunyikan apapun dari Sana.
"Gue cuma lagi bingung aja San. Gue sendiri gak paham sama apa yang gue rasain. Gue bingung." ucap Jeongyeon seperti putus asa.
"Oke, ceritain dulu ke gue apa yang lo bingungin. Semuanya. Lo gak jago untuk urusan perasaan, Jeong. Lo butuh gue. Ayo, sekarang ceritain semua." Sana menatap Jeongyeon dengan sangat serius.
Jeongyeon mengambil napas panjang sebelum mulai berbicara. "Ini soal klien kita, San."
"GOD! Harusnya gue udah nebak itu dari awal. Tell me, Jeong, apa lo ngelanggar kontrak?" kini nada ucapan Sana semakin serius.
"Enggak, San, enggak," Jeongyeon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue aja gak tau dengan apa yang gue rasain, San."
"Dia balik sama mantannya?" tanya Sana tiba-tiba yang membuat Jeongyeon terkejut.
"Lo.. lo bisa nebak itu dari mana?"
"Simple, gue pasti tau tentang semua data klien. Dia bayar lo buat bales mantannya. Dan sekarang lo disini, balik lagi ke apart dengan muka yang lo tekuk dari kemarin. Apa lagi alasan yang lebih logis untuk menjelaskan itu semua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Days Be My 'Boy'friend [✓]
FanfictionPeraturan yang harus dipatuhi dalam kontrak sewa pacar: 1. DILARANG SALING JATUH CINTA 2. NO SEX 3. KONTRAK AKAN BERAKHIR DALAM 15 HARI SEJAK KONTRAK DITANDATANGANI 4. SETELAH KONTRAK BERAKHIR, HUBUNGAN KEDUA BELAH PIHAK JUGA BERAKHIR SEPENUHNYA