Pagi ini, untuk pertama kalinya Jeongyeon dan Nayeon terbangun di ranjang yang sama. Kemarin, mereka memutuskan untuk menginap di salah satu tempat penginapan dekat pantai. Keduanya hanya memesan satu kamar sehingga akhirnya mereka harus tidur seranjang. Namun, tidak terjadi apapun di antara keduanya.
Kemarin, setelah adegan ciuman mereka di tengah sunset, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Mereka hanya saling menatap dalam diam. Setelah dirasa tubuh mereka mulai kedinginan karena angin pantai, barulah mereka mencari penginapan. Di saat sesi makan malam kemarin pun keduanya berusaha bersikap senormal mungkin. Berusaha seolah-olah tidak pernah terjadi apapun di antara keduanya.
Seperti saat ini, keduanya berusaha bersikap senormal mungkin dengan tidur berjauhan. Sebuah guling diletakkan di antara mereka sebagai pembatas. Beruntung, keduanya terlalu lelah hingga keduanya pun cepat menjemput mimpi mereka masing-masing.
"Hnggg.." Nayeon yang sudah terbangun dari tidurnya mulai merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Ia menatap ke sampingnya, dan terkejut saat melihat Jeongyeon sedang menatapnya.
"Jeongyeon! Ngapain ngeliatin gue kayak gitu, sih? Ngagetin tau, gak?!"
"Haha gitu aja masa kaget."
"Ya kaget, lah! Gue gak pernah tidur seranjang sama orang lain selain Jihyo. Dan sekarang gue harus tidur seranjang sama lo, jadi kaget pas bangun karena gak terbiasa." jelas Nayeon.
"Kalau gitu, mulai sekarang harus bisa terbiasa." ucap Jeongyeon dengan nada sedikit genit sambil mengacak-acak rambut Nayeon.
"Jeongyeon! Awas lo, ya!" suara teriakan Nayeon hanya dibalas tawa oleh Jeongyeon yang kini sudah berlari masuk ke kamar mandi.
***
"Udah siap belum, Nay?" tanya Jeongyeon pada Nayeon yang kini tengah sibuk berkutat dengan make-upnya.
"Iya ish! Sabar sebentar!" jawab Nayeon dengan kesal karena ini sudah ke-10 kalinya ia menjawab pertanyaan Jeongyeon yang selalu sama.
Jeongyeon yang kesabarannya sudah habis langsung duduk kasur, di hadapan Nayeon. Tangannya langsung merebut lipstik dan kaca yang sedang digenggam Nayeon.
"Jeongyeon! Balikin!"
"Enggak!" jawab Jeongyeon dengan tegas. "Ini kenapa tebel banget sih lipstik sama bedaknya?" Jeongyeon mengambil sehelai tisu dan tangannya langsung bergerak mengusap sedikit lipstik di bibir Nayeon agar tidak terlalu terlihat tebal.
Nayeon hanya bisa menganga terdiam menerima perlakuan tiba-tiba dari seseorang yang berstatus pacarnya itu--walaupun hanya sewaan.
"Lo udah cantik. Gak perlu pakai make-up berlebihan kayak gini." ibu jari Jeongyeon kini mengusap-usap pipi Nayeon yang menurutnya terlalu merona akibat ketebalan blush on.
"I-iya." hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Nayeon. Matanya begitu malu hanya untuk sekedar menatap mata orang di hadapannya.
"Kok gak ilang-ilang, sih? Malah makin merah." ucap Jeongyeon yang melihat pipi Nayeon justru semakin merona.
"Jeongyeon bego! Itu merah karena gue malu!" batin Nayeon.
"Udah ah. Ayo jalan sekarang! Gue laper." tidak ingin terus menerus berada di situasi yang membuat jantungnya berdebar, Nayeon langsung saja bangkit dan pergi meninggalkan Jeongyeon keluar kamar.
"Daritadi kan gue udah ajakin dia keluar. Kok sekarang jadi dia yang ninggalin gue?"
***
"Lo serius mau lanjut S2 di London?" tanya Nayeon. Dirinya dan Jeongyeon kini sedang duduk bersantai beralas tikar di bawah pohon yang ada di dekat pantai, menikmati sejuknya angin pantai yang berhembus.
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Days Be My 'Boy'friend [✓]
ספרות חובביםPeraturan yang harus dipatuhi dalam kontrak sewa pacar: 1. DILARANG SALING JATUH CINTA 2. NO SEX 3. KONTRAK AKAN BERAKHIR DALAM 15 HARI SEJAK KONTRAK DITANDATANGANI 4. SETELAH KONTRAK BERAKHIR, HUBUNGAN KEDUA BELAH PIHAK JUGA BERAKHIR SEPENUHNYA