Day 15

2.3K 248 30
                                    

"Gue nyaman banget bisa kayak gini sama lo, Jeong."

"Gue juga, Nayeon."

Nayeon tersenyum bahagia. Tangannya mengusap-usap tangan Jeongyeon yang melingkar indah di perutnya. Jeongyeon yang memeluknya dari belakang memberikan sebuah kehangatan yang begitu nyaman bagi Nayeon.

"Jangan pergi, ya.." lirih Nayeon.

"Hm." Jeongyeon tidak memberikan jawaban yang memuaskan bagi Nayeon. Namun, hati Nayeon sedikit tenang saat kini Jeongyeon semakin mengeratkan pelukannya. Deru napas hangat Jeongyeon menyapu lembut permukaan leher Nayeon, membuat darahnya sedikit berdesir.

Lama mereka berada di posisi yang sama sampai tiba-tiba Nayeon merasakan kehangatan itu tiba-tiba hilang. Jeongyeon melepaskan pelukan hangatnya dan bangkit dari kasur.

"Jeong? Mau kemana? Jangan pergi.." pinta Nayeon dengan wajah memohon.

"Maaf, Nayeon.." hanya itu yang terucap dari mulut Jeongyeon sebelum dirinya pergi meninggalkan Nayeon sendirian yang terus-menerus meneriakkan namanya.

"Jeongyeon!!"

***

"Jeongyeon!!"

Nayeon terbangun dari mimpi buruknya. Ia mencoba mengatur napasnya yang tidak beraturan. Saat dirinya sudah tersadar sepenuhnya, ia semakin panik saat mendapati tidak ada lagi Jeongyeon di kamarnya, padahal semalam mereka tidur bersama.

"Jeongyeon?" Nayeon langsung bangkit dari kasurnya dan berusaha mencari seseorang yang telah mengusik mimpinya.

Kamar mandi, ruang tv, dapur, semuanya sudah di cek Nayeon, dan tidak ada sedikitpun tanda-tanda keberadaan Jeongyeon. Suasana di apartemennya juga begitu sepi.

Jantung Nayeon semakin berdetak tak karuan. Ia panik, khawatir, dan entah kenapa ia juga takut. Ia segera menuju kamar Jeongyeon. Beberapa kali ia mengetuk pintu kamar itu, namun tidak ada jawaban. Dan saat ia mencoba masuk, pintu itu tidak terkunci.

Hening. Dan kosong.

Lutut Nayeon lemas seketika saat melihat tidak ada lagi gitar kesayangan Jeongyeon yang biasanya tergeletak rapih di sudut ruangan itu. Air mata Nayeon tanpa terasa sudah jatuh saat dirinya juga tak melihat lagi koper besar milik Jeongyeon di kamar itu.

Dengan sekuat tenaga, Nayeon melangkah menuju ranjang. Ia terduduk lemah. Hatinya begitu sakit menyadari bahwa mimpi buruknya semalam telah menjadi kenyataan.

Ia sadar betul bahwa kontraknya bersama Jeongyeon akan segera berakhir. Dan itu menandakan bahwa kontak antara mereka juga akan putus sepenuhnya. Namun, ia tidak pernah mengira akan sesakit ini rasanya.

"Enggak. Ini belum selesai 15 hari dari kontrak. Harusnya Jeongyeon gak pergi secepat ini." Nayeon yang baru menyadari kepergian mendadak Jeongyeon langsung menuju kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel, berniat menghubungi pacar sewaannya itu.

Saat dirinya ingin mengambil ponsel di meja kecil samping ranjang, mata Nayeon menangkap sebuah amplop besar tergeletak di sana. Dan tanpa pikir panjang, Nayeon mengambil amplop tersebut dan melihat ada sepucuk surat di dalamnya. Ia pun langsung membuka dan membaca surat tersebut.

Teruntuk : Im Nayeon

Selamat pagi, Nay. Maaf mungkin gue bikin lo kaget saat lo bangun tidur karena menyadari bahwa gue udah gak ada lagi di sana. Di apartemen lo, dan di sisi lo. 

Maaf gue harus pergi tanpa pamit. Surat ini gue tulis sebagai bentuk permintaan maaf gue sama lo. Maaf gue gak bisa minta maaf secara langsung. Dan surat ini juga akan menjadi jawaban kenapa gue tiba-tiba pergi gitu aja.

Pertama, gue minta maaf selama 14 hari kemarin gue menjadi pacar lo, gue belum bisa ngasih yang terbaik buat lo. Pertengkaran kita di malam saat lo pulang sama Jinyoung menjadi salah satu penyesalan gue. Andai gue gak nurutin amarah gue saat itu, pasti kita gak akan berantem konyol. Dan dengan tulus gue minta maaf atas ucapan gue malam itu ke lo.

Kedua, gue minta maaf karena gue telah melanggar janji kontrak kita.

Nayeon, gue harus mengakui bahwa gue telah jatuh cinta sama lo.

Sejak malam pertengkaran kita waktu itu, gue akhirnya menyadari bahwa gue memiliki perasaan yang lebih ke lo. Awalnya, gue pikir gue udah gila. Mana mungkin gue bisa suka sama sesama jenis gue. Karena selama ini, gue selalu meyakinkan diri gue bahwa gue straight. Tapi setelah gue kenal lo, banyak hal yang gue rasa salah, tapi terasa sangat benar saat sama lo.

Pantai, sunset, first kiss kita, semua terasa sangat amat benar bagi gue. Dan gue ngerasa bahagia bisa ngerasain itu semua.

Sekali lagi, maaf gue ngelanggar kontrak dan mungkin buat lo gak nyaman dengan mengungkapkan bahwa gue jatuh cinta sama lo.

Selain permintaan maaf, gue juga mau ngucapin terima kasih.

Terima kasih karena lo telah memilih gue untuk jadi pacar sewaan lo.

Terima kasih karena telah percaya sama gue untuk jadi temen lo.

Terima kasih karena telah mengisi 14 hari gue kemarin.

Terima kasih karena telah membuat gue bisa ngerasain perasaan seindah ini.

Terima kasih karena telah hadir di hidup gue, Im Nayeon.

Selain surat ini, di amplop besar itu juga gue masukin uang pembayaran kontrak kita. Sesuai perjanjian, jika pihak pacar sewaan yang melanggar kontrak, maka uang bayaran sepenuhnya akan dikembalikan ke klien. 

Sekali lagi, maaf gue telah ngelanggar kontrak. Dan maaf gue gak bisa mengucapkan kata pamit secara langsung ke lo. Maaf gue terlalu pengecut.

Dan setelah ini, mungkin lo juga gak akan ketemu gue lagi. Tapi, gue akan selalu berdoa yang terbaik buat lo. Semangat terus kerjanya. Jaga kesehatan. Gue berharap lo bisa segera mendapatkan pendamping hidup lo yang sesungguhnya.

Dari yang mencintaimu,

Yoo Jeongyeon

"Jeongyeon.." Nayeon sudah tidak bisa menghentikan air matanya yang mengalir deras. Ia begitu terisak. Dirinya memeluk erat surat perpisahan dari Jeongyeon. 

Sakit. Semuanya terasa begitu sakit bagi Nayeon. Ia begitu sedih karena tidak bisa bertemu atau bahkan sekedar menatap Jeongyeonnya lagi. 

Ia juga sangat menyesal. Menyesal karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya secara langsung pada Jeongyeon. Andai semalam ia punya keberanian untuk bicara, mungkin semua tidak harus sesakit ini. Dan sekarang, Nayeon hanya bisa menangis meratapi kekalahannya.

"Gue juga cinta sama lo, Jeongyeon.."

Selesai









15 hari kontrak Jeongyeon dan Nayeon sudah selesai. Makasih untuk kalian yang setia nunggu ff ini. Maaf sering banget ngegantungin kalian. :)

Akan ada epilog sebagai chapter terakhir ff ini. Sad ending or Happy Ending?

15 Days Be My 'Boy'friend [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang