Day 11

2.1K 251 13
                                    

Nayeon membuka matanya dengan sedikit sulit. Matanya sedikit bengkak akibat menangis semalam. Ia melihat jam di meja samping ranjangnya. Pukul 7 pagi. Ia kesiangan. Nayeon segera bangkit untuk menuju ke kamar mandi. Dan saat dirinya sedang mencuci muka, ia dapat melihat pantulan dirinya sendiri yang terlihat berantakan. Ia bahkan masih memakai setelan kerjanya kemarin.

Nayeon memilih untuk pergi mandi menggunakan air dingin. Ia butuh air dingin untuk menenangkan pikirannya. Setelah ia selesai bersiap pukul 7.30 pagi, ia langsung keluar kamar. Ia melihat keadaan apartemennya yang masih sama seperti hari kemarin. Ia melirik ke arah dapur, dan tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang yang semalam berdebat dengannya, yaitu Jeongyeon.

Nayeon mengetuk pintu kamar Jeongyeon beberapa kali sebelum akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk. Kosong. Di dalamnya tidak ada sosok Jeongyeon. Tapi satu hal yang setidaknya membuat hati Nayeon tenang, yaitu koper besar Jeongyeon masih berada di sudut ruangan itu, menandakan Jeongyeon tidak sepenuhnya meninggalkannya.

Nayeon akhirnya segera berangkat kerja menggunakan taksi yang disediakan dari apartemen. Setidaknya, ia bisa berangkat dengan sedikit ketenangan.

***

"Gila, hari ini hectic banget. Parah." keluh Jihyo saat dirinya dan Nayeon akhirnya bisa beristirahat sejenak untuk makan siang. Entah ada apa dengan semesta dan rencananya, sangat banyak pasien melahirkan di hari ini. Membuat Nayeon dan Jihyo yang merupakan dokter kandungan hampir kewalahan karena kekurangan dokter jaga.

Nayeon terdiam. Ia tidak merespon atau sekedar menatap ke arah Jihyo. Ia menunduk, memangku wajah di tangannya yang bertumpu pada siku di meja. Tangan yang satunya ia gunakan untuk mengaduk-aduk makanan di hadapannya, tanpa ada selera sedikitpun untuk menyantapnya.

"Nay.."

"Nay!"

"Hah? Apa? Kenapa?" tanya Nayeon yang kaget karena Jihyo memanggilnya setengah berteriak.

"Harusnya gue yang tanya ke lo, lo kenapa sih? Keliatan kayak banyak yang dipikirin gitu."

Nayeon menggeleng lemah. "Enggak kok. Cuma capek aja pasien banyak banget tadi."

Jihyo menatap sahabatnya sejak 1 dekade yang lalu. Ia tentunya tau kapan saja saat Nayeon jujur dan kapan saat Nayeon berbohong.

"Nay, cerita aja deh lo lagi kenapa? Gue tau pasti ini ada hubungannya sama Jinyoung dan Jeongyeon."

Nayeon akhirnya mengangkat kepalanya menatap Jihyo. "Lo tau dari mana kalau ini ada kaitannya dengan mereka berdua?"

"Ya nebak aja. Abisnya tadi lo ga dianterin lagi sama Jeongyeon. Dari kemarin malah. Trus kenapa 2 hari kemarin lo baliknya bareng Jinyoung? Apa yang gue lewatkan, hm?"

Nayeon menghela napas panjang. Percuma saja ia berusaha menutupi semuanya. Lagipula, ia juga sudah berhutang cerita pada Jihyo sejak 2 hari yang lalu.

"Pertama, gue gak balikan sama Jinyoung. Iya gue baikan sama Jinyoung, tapi gue gak balikan. Hari Senin lalu Jinyoung nemuin gue untuk minta bicara empat mata. Dia jelasin semuanya. Tentang alasan dia mutusin gue, alasan dia tunangan secepat itu sama Irene, ya pokoknya semuanya lah. Intinya adalah Jinyoung gak bermaksud untuk nyakitin gue. Dia cinta sama gue, tapi.." Nayeon menggantungkan kalimatnya.

"Dia cinta sama lo tapi?"

"Tapi keluarganya gak pernah merestui hubungan dia sama gue. Jadi dari kecil dia udah dijodohin sama Irene, anak konglomerat gitu lah. Intinya, keluarga Irene yang udah bantuin keluarga Jinyoung untuk bisa sesukses ini, bisa ngebangun rumah sakit ini dan perusahaan-perusahaan lainnya. Ya hutang budi yang harus dibalas lah. Jinyoung gak punya pilihan lain. Dia ngakuin kok dia terlalu pengecut untuk memperjuangkan gue. Tapi ya gue paham. Mungkin juga kalau gue harus berjuang juga sama dia, gue gak yakin apa gue kuat ngehadepin keluarganya yang nentang gue habis-habisan. Dan dia milih untuk mencampakkan gue agar gue benci sama dia dan bisa cepet ngelupain dia. Tapi ternyata dia belum bisa ngelepasin gue sepenuhnya. Makanya waktu itu Jinyoung sempet cemburu dan marah pas liat gue udah punya gandengan baru, si Jeongyeon."

15 Days Be My 'Boy'friend [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang